Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas mendukung kombinasi obat COVID-19 yang sedang dikembangkan anak bangsa dari Universitas Airlangga bekerja sama dengan TNI AD dan Badan Intelijen Negara (BIN) agar segera diberi izin produksi dan izin edar oleh Pemerintah.

"Obat COVID-19 temuan anak bangsa harus kita dukung penuh untuk mendapatkan izin produksi dan izin edar," kata Abbas dalam rilis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Menurut Abbas, kombinasi obat COVID-19 temuan tim gabungan Unair, BIN, dan TNI AD itu merupakan sebuah prestasi yang sangat-sangat menggembirakan dan membanggakan dirinya sebagai sesama bangsa Indonesia.



"Kita gembira karena dengan demikian bangsa kita, insyaallah, tentu akan dapat dengan cepat mengatasi krisis kesehatan COVID-19 yang benar-benar telah mengganggu ketenteraman hidup kita dalam 5 bulan terakhir," kata Ketua PP Muhammadiyah itu.

Abbas menilai adanya dengan adanya pengembangan obat COVID-19 oleh anak bangsa dapat membuat masyarakat tenang untuk kembali bekerja dan beraktivitas seperti semula sehingga roda perekonomian nasional kembali berputar dan menggeliat seperti semula.

Di samping itu, kata dia, temuan ini tentu juga akan sangat membanggakan karena ternyata anak-anak bangsa ini juga hebat-hebat. Mereka sudah bisa menemukan obat COVID-19 yang sangat dinanti-nanti oleh dunia.

"Apalagi, penemuan ini merupakan penemuan yang pertama di dunia. Hal ini tentu jelas akan sangat menggembirakan dan membanggakan hati kita sebagai bangsa," katanya pula.

Bahkan, lanjut dia, obat COVID-19 itu perlu juga didukung pemerintah agar dapat dipasarkan ke negara-negara lain yang membutuhkan.

Dengan demikian, selain dapat membantu menyehatkan dan menyelamatkan jiwa dari para penderitanya di Indonesia, obat itu juga dapat memberi manfaat kesehatan bagi negara-negara lain di dunia.

"Hal itu tentu jelas sangat-sangat kita harapkan," kata Abbas.

Baca juga: India restui pengujian obat antiparasit Daewoong untuk COVID-19

Baca juga: Dokter: Jangan termakan klaim berlebihan obat herbal