Tradisi pembagian nasi buka luwur Makam Sunan Kudus ditiadakan
Jumat, 28 Agustus 2020 19:17 WIB
Baliho berukuran sedang yang bertuliskan "mohon maaf tidak ada antrean brekat umum" terpampang di depan Menara Kudus, menyusul tidak adanya pembagian nasi buka luwur. ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif
Kudus (ANTARA) - Tradisi pembagian nasi buka luwur di kompleks Menara dan Makam Sunan Kudus, Jawa Tengah, yang biasanya dihadiri ribuan warga untuk antre mendapatkan nasi tersebut pada tahun ini ditiadakan demi mencegah kemungkinan terjadinya penularan virus corona (COVID-19).
"Sebagai gantinya, pembagian nasi buka luwur dilakukan per kecamatan di Kabupaten Kudus," kata Juru Bicara Panitia Buka Luwur Sunan Kudus Muhammad Kharis di Kudus, Jumat.
Nantinya, kata dia, ada petugas yang akan mendistribusikan nasi jangkrik maupun nasi uyah asem yang biasanya diperebutkan warga saat ritual buka luwur ke masing-masing kecamatan.
Koordinator di masing-masing kecamatan, selanjutnya akan mendistribusikannya kepada koordinator tingkat desa untuk dibagikan kepada warga.
Untuk jumlah bungkus nasi yang akan dibagikan kepada masyarakat di masing-masing kecamatan, katanya, belum bisa disebutkan karena proses pembungkusan nasinya baru dimulai Jumat malam.
Sementara jumlah hewan ternak yang akan dimasak, meliputi hewan kerbau sebanyak 16 ekor dan kambing sebanyak 63 ekor.
Baca juga: Tradisi memasak bubur "asyura" di Kudus masih dilestarikan
Pendistribusian nasi buka luwur sendiri dijadwalkan mulai Sabtu (29/8) dini hari, sedangkan yang hadir pada ritual buka luwur pada hari yang sama di kompleks Makam Sunan Kudus jumlahnya juga terbatas demi menjaga jarak fisik antar tamu undangan.
"Rencananya ada 100-an undangan yang disebarkan ke sejumlah pihak untuk menghadiri prosesi buka luwur," ujarnya.
Panitia Buka Luwur Sunan Kudus sendiri juga sudah memasang baliho berukuran sedang yang bertuliskan "mohon maaf tidak ada antrean brekat umum" di depan Menara Kudus.
Pengalaman sebelumnya, antrean mendapatkan nasi jangkrik dan uyah asem pada ritual buka luwur sejak dinihari dengan harapan tidak perlu berdesak-desakan dengan peserta lain.
Tradisi buka luwur sendiri diselenggarakan setiap 10 Muharam atau pada Sabtu (29/8), merupakan ritual keagamaan untuk menandai penggantian kelambu di Makam Sunan Kudus.
Sementara tradisi buka luwur dengan membagi-bagikan nasi uyah asem sudah berlangsung ratusan tahun silam dan pembagian bungkus nasi uyah asem ini disimbolkan sebagai kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Kudus denda Rp50.000 bagi warga yang tidak pakai masker
"Sebagai gantinya, pembagian nasi buka luwur dilakukan per kecamatan di Kabupaten Kudus," kata Juru Bicara Panitia Buka Luwur Sunan Kudus Muhammad Kharis di Kudus, Jumat.
Nantinya, kata dia, ada petugas yang akan mendistribusikan nasi jangkrik maupun nasi uyah asem yang biasanya diperebutkan warga saat ritual buka luwur ke masing-masing kecamatan.
Koordinator di masing-masing kecamatan, selanjutnya akan mendistribusikannya kepada koordinator tingkat desa untuk dibagikan kepada warga.
Untuk jumlah bungkus nasi yang akan dibagikan kepada masyarakat di masing-masing kecamatan, katanya, belum bisa disebutkan karena proses pembungkusan nasinya baru dimulai Jumat malam.
Sementara jumlah hewan ternak yang akan dimasak, meliputi hewan kerbau sebanyak 16 ekor dan kambing sebanyak 63 ekor.
Baca juga: Tradisi memasak bubur "asyura" di Kudus masih dilestarikan
Pendistribusian nasi buka luwur sendiri dijadwalkan mulai Sabtu (29/8) dini hari, sedangkan yang hadir pada ritual buka luwur pada hari yang sama di kompleks Makam Sunan Kudus jumlahnya juga terbatas demi menjaga jarak fisik antar tamu undangan.
"Rencananya ada 100-an undangan yang disebarkan ke sejumlah pihak untuk menghadiri prosesi buka luwur," ujarnya.
Panitia Buka Luwur Sunan Kudus sendiri juga sudah memasang baliho berukuran sedang yang bertuliskan "mohon maaf tidak ada antrean brekat umum" di depan Menara Kudus.
Pengalaman sebelumnya, antrean mendapatkan nasi jangkrik dan uyah asem pada ritual buka luwur sejak dinihari dengan harapan tidak perlu berdesak-desakan dengan peserta lain.
Tradisi buka luwur sendiri diselenggarakan setiap 10 Muharam atau pada Sabtu (29/8), merupakan ritual keagamaan untuk menandai penggantian kelambu di Makam Sunan Kudus.
Sementara tradisi buka luwur dengan membagi-bagikan nasi uyah asem sudah berlangsung ratusan tahun silam dan pembagian bungkus nasi uyah asem ini disimbolkan sebagai kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Kudus denda Rp50.000 bagi warga yang tidak pakai masker
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
RUPST PGN 2023 tetapkan pengurus baru perseroan dan bagikan deviden USD 222,43 juta
30 May 2024 18:49 WIB