Solo (ANTARA) - Penjualan produk secara daring oleh beberapa pedagang pakaian di Benteng Trade Center (BTC) belum normal setelah selama pandemi COVID-19 ini terjadi pergeseran sistem pembelian oleh masyarakat dari langsung ke daring.

"Saat ini penjualan masih lesu, dalam satu hari hanya laku sekitar 50 potong," kata salah satu pegawai di Vente Store Linda Nur Hasanah di Solo, Kamis.

Ia mengatakan angka penjualan tersebut turun drastis jika dibandingkan dengan penjualan sebelum terjadi pandemi COVID-19 yang dalam satu hari bisa mencapai 200 potong.

Namun, menurut dia, kondisi ini lebih baik jika dibandingkan dengan awal pandemi yang bahkan dalam satu hari tidak ada satupun penjualan.

"Dulu kami juga melayani penjualan secara langsung dan online, tetapi sekarang semenjak COVID-19 ini kami lebih banyak melayani penjualan lewat instagram," katanya.

Ia mengatakan kebanyakan para konsumen berasal dari Pulau Jawa. Meski penjualan lesu, tambah dia, sejauh ini tidak ada kenaikan harga produk. Penjual gamis berbahan broklat ini mematok harga mulai dari Rp90.000-150.000 per potong.

Sementara itu, salah satu petugas jasa pengiriman barang BCT Express Endra Oktavianto mengatakan saat ini volume pengiriman paket mengalami penurunan hingga hampir 50 persen dibandingkan sebelum terjadi pandemi COVID-19.

"Saat ini jumlah pengiriman ada sekitar 30-40 paket pengiriman per hari, kalau dulu sekitar 60-70 paket pengiriman per hari," katanya.

Selain itu, tambah dia, belum ada pengiriman barang ke luar negeri menyusul terjadinya kenaikan ongkos kirim karena penyesuaian harga tiket pesawat terbang.

"Kalau dulu pengiriman ke luar negeri untuk per kilogram sekitar Rp150.000, kalau sekarang bisa sampai Rp200.000-300.000 per kilogram," katanya.

Sedangkan, untuk ongkos kirim domestik, dikatakannya, masih normal, yaitu di kisaran Rp5.000-20.000 per kilogram sesuai dengan jenis paket yang dipilih.

Baca juga: Menjanjikan, pelaku bisnis online optimistis pasar di Solo