Aria Bima inginkan Solo jadi contoh baik dalam keberagaman
Rabu, 16 Desember 2020 18:11 WIB
Aria Bima saat memberikan sosialisasi mengenai Empat Pilar Kebangsaan secara virtual. ANTARA/Aris Wasita
Solo (ANTARA) - Politisi dari PDI Perjuangan Aria Bima menginginkan Kota Solo menjadi contoh baik dalam keberagaman termasuk dari sisi agama.
"Saya ingin Solo yang mendunia, salah satunya Islamnya yang 'rahmatan lil alamin' (agama yang merupakan bentuk rahmat dan rasa kasih sayang Allah SWT kepada seluruh alam semesta). Islam yang teduh," katanya pada acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang diselenggarakan secara virtual, di Solo, Rabu.
Ia mengatakan tema tersebut penting untuk diangkat, karena saat ini salah satu faktor yang cepat memicu perpecahan di Indonesia adalah isu agama. Menurut dia, saat ini tidak sedikit pihak yang menjadikan Islam sebagai agama ekstrem dan ortodoks.
Baca juga: Wong Solo Group tembus pasar Arab Saudi
"Termasuk Kristen juga dibikin ortodoks, Hindu dibikin ortodoks. Harapannya ini tidak lagi terjadi, karena Islam di Indonesia adalah 'rahmatan lil alamin'," katanya pula.
Dia juga tidak setuju jika ada pihak yang menyejajarkan agama termasuk Islam dengan Pancasila, karena Pancasila merupakan buatan manusia sedangkan agama langsung berhubungan dengan Tuhan.
Pada sosialisasi tersebut, pihaknya melibatkan takmir masjid, mengingat perannya yang cukup besar dalam kegiatan keumatan.
"Fungsinya yang sangat menentukan, di mana takmir masjid merupakan pelayan jemaah, ini penting untuk disampaikan. Hal-hal yang sama mengenai empat pilar kebangsaan ini juga kami adakan di tempat lain, gereja, adat kepercayaan, yang pasti ini bentuk keberagaman Kota Solo," katanya lagi.
Ia mengatakan dilibatkannya takmir masjid, karena selama ini masjid mengambil peran penting dalam kehidupan bermasyarakat.
"Bagaimana masjid menjadi tempat yang di dalamnya bukan hanya untuk keagamaan, tetapi juga fungsi sosial lainnya, seperti kematian. Dari situ muncul kegotongroyongan, kerukunan. Itulah makanya saya ingin 'pakempalan' (berkumpul) dengan takmir masjid," katanya.
Kepala Bale Rakyat Aria Bima Solo Guntur Widiyantoro mengatakan kegiatan tersebut diikuti oleh 50 takmir masjid di Kota Solo.
Ia mengatakan kegiatan dengan peserta takmir masjid sudah diselenggarakan sebanyak dua kali.
"Di Solo dua kali ini dengan peserta takmir masjid. Yang sebelumnya pada dua tahun lalu," katanya pula.
Baca juga: SIPA menangi Anugerah Bangga Buatan Indonesia 2020 Kategori Event
Baca juga: Banjir, Ganjar minta masyarakat di aliran Sungai Bengawan Solo siaga
"Saya ingin Solo yang mendunia, salah satunya Islamnya yang 'rahmatan lil alamin' (agama yang merupakan bentuk rahmat dan rasa kasih sayang Allah SWT kepada seluruh alam semesta). Islam yang teduh," katanya pada acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang diselenggarakan secara virtual, di Solo, Rabu.
Ia mengatakan tema tersebut penting untuk diangkat, karena saat ini salah satu faktor yang cepat memicu perpecahan di Indonesia adalah isu agama. Menurut dia, saat ini tidak sedikit pihak yang menjadikan Islam sebagai agama ekstrem dan ortodoks.
Baca juga: Wong Solo Group tembus pasar Arab Saudi
"Termasuk Kristen juga dibikin ortodoks, Hindu dibikin ortodoks. Harapannya ini tidak lagi terjadi, karena Islam di Indonesia adalah 'rahmatan lil alamin'," katanya pula.
Dia juga tidak setuju jika ada pihak yang menyejajarkan agama termasuk Islam dengan Pancasila, karena Pancasila merupakan buatan manusia sedangkan agama langsung berhubungan dengan Tuhan.
Pada sosialisasi tersebut, pihaknya melibatkan takmir masjid, mengingat perannya yang cukup besar dalam kegiatan keumatan.
"Fungsinya yang sangat menentukan, di mana takmir masjid merupakan pelayan jemaah, ini penting untuk disampaikan. Hal-hal yang sama mengenai empat pilar kebangsaan ini juga kami adakan di tempat lain, gereja, adat kepercayaan, yang pasti ini bentuk keberagaman Kota Solo," katanya lagi.
Ia mengatakan dilibatkannya takmir masjid, karena selama ini masjid mengambil peran penting dalam kehidupan bermasyarakat.
"Bagaimana masjid menjadi tempat yang di dalamnya bukan hanya untuk keagamaan, tetapi juga fungsi sosial lainnya, seperti kematian. Dari situ muncul kegotongroyongan, kerukunan. Itulah makanya saya ingin 'pakempalan' (berkumpul) dengan takmir masjid," katanya.
Kepala Bale Rakyat Aria Bima Solo Guntur Widiyantoro mengatakan kegiatan tersebut diikuti oleh 50 takmir masjid di Kota Solo.
Ia mengatakan kegiatan dengan peserta takmir masjid sudah diselenggarakan sebanyak dua kali.
"Di Solo dua kali ini dengan peserta takmir masjid. Yang sebelumnya pada dua tahun lalu," katanya pula.
Baca juga: SIPA menangi Anugerah Bangga Buatan Indonesia 2020 Kategori Event
Baca juga: Banjir, Ganjar minta masyarakat di aliran Sungai Bengawan Solo siaga
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Empat pilar literasi digital jadi kunci wujudkan masyarakat cerdas di ruang digital
12 March 2024 19:46 WIB
Pemkab Kudus berkomitmen laksanakan enam pilar transformasi kesehatan
11 November 2023 8:01 WIB, 2023
Kendal laksanakan empat pilar pembangunan untuk tingkatkan investasi
12 February 2023 16:52 WIB, 2023