BPPTKG nyatakan perubahan bentuk Gunung Merapi terus terjadi
Senin, 4 Januari 2021 20:40 WIB
Perekayasa Ahli Madya Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Sri Sayuti. ANTARA/Heru Suyitno
Magelang (ANTARA) -
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan deformasi atau perubahan bentuk pada permukaan tubuh Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta terus terjadi dan meningkat.
Perekayasa Ahli Madya BPPTKG Sri Sayuti di Magelang, Senin, mengatakan sesuai catatan pada Minggu (3/1) pukul 00.00 WIB deformasi yang terukur dari Pos Babadan rata-rata 21 centimeter per hari.
Menurut dia, kondisi tersebut mengalami peningkatan dari sebelumnya dari 11 centimeter ke 17 centimeter, kemudian 19 centimeter dan kini 21 centimeter.
"Deformasi yang terjadi ini salah satunya diindikasikan dengan guguran-guguran yang terjadi di seluruh hulu sungai, dari tebing-tebing kubah Merapi mulai dari lava 1956, 1948, 1998 dan lava 1992 itu semua arahnya ke barat sampai barat laut," katanya.
Baca juga: Aktivitas vulkanis Merapi meningkat
Guguran-guguran tersebut mengisi hulu-hulu sungai di sektor barat dan barat laut mulai dari Kali Putih, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Trising dan Kali Apu. Jarak luncuran terjauh guguran itu mencapai 3 kilometer di Kali Lamat.
Ia menyebutkan kondisi Merapi hari ini dari pukul 06.00 WIB sampai 12.00 WIB terjadi guguran 24 kali, hembusan 28 kali, fase banyak 88 kali, dan vulkanik dangkal 14 kali.
Kalau melihat hal tersebut, katanya, secara sesmisitas dan deformasi Merapi masih cukup di tingkat yang tinggi, masih meningkat terus, mau berhentinya kapan tidak diketahui.
"Kita mengikuti Merapi, jadi Merapi modelnya bisa slow seperti sekarang, bisa cepat seperti 2010. Ini adalah waktu yang lama, yang mungkin masyarakat tidak sabar ada di tempat pengungsian," katanya.
Ia berharap kerja sama dengan BPBD dengan masyarakat di desa, kepala desa untuk selalu memberikan informasi tentang perkembangan Merapi bahwa sesungguhnya gunung ini masih kondisi siaga dengan data yang cukup tinggi dari monitoring pemantauan seismik, deformasi dan perubahan morfologi yang terjadi baik di kawah maupun di lereng.
Baca juga: Jumlah pengungsi Merapi di Balerante Klaten berkurang
Baca juga: Suara guguran terdengar enam kali dari Merapi
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan deformasi atau perubahan bentuk pada permukaan tubuh Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta terus terjadi dan meningkat.
Perekayasa Ahli Madya BPPTKG Sri Sayuti di Magelang, Senin, mengatakan sesuai catatan pada Minggu (3/1) pukul 00.00 WIB deformasi yang terukur dari Pos Babadan rata-rata 21 centimeter per hari.
Menurut dia, kondisi tersebut mengalami peningkatan dari sebelumnya dari 11 centimeter ke 17 centimeter, kemudian 19 centimeter dan kini 21 centimeter.
"Deformasi yang terjadi ini salah satunya diindikasikan dengan guguran-guguran yang terjadi di seluruh hulu sungai, dari tebing-tebing kubah Merapi mulai dari lava 1956, 1948, 1998 dan lava 1992 itu semua arahnya ke barat sampai barat laut," katanya.
Baca juga: Aktivitas vulkanis Merapi meningkat
Guguran-guguran tersebut mengisi hulu-hulu sungai di sektor barat dan barat laut mulai dari Kali Putih, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Trising dan Kali Apu. Jarak luncuran terjauh guguran itu mencapai 3 kilometer di Kali Lamat.
Ia menyebutkan kondisi Merapi hari ini dari pukul 06.00 WIB sampai 12.00 WIB terjadi guguran 24 kali, hembusan 28 kali, fase banyak 88 kali, dan vulkanik dangkal 14 kali.
Kalau melihat hal tersebut, katanya, secara sesmisitas dan deformasi Merapi masih cukup di tingkat yang tinggi, masih meningkat terus, mau berhentinya kapan tidak diketahui.
"Kita mengikuti Merapi, jadi Merapi modelnya bisa slow seperti sekarang, bisa cepat seperti 2010. Ini adalah waktu yang lama, yang mungkin masyarakat tidak sabar ada di tempat pengungsian," katanya.
Ia berharap kerja sama dengan BPBD dengan masyarakat di desa, kepala desa untuk selalu memberikan informasi tentang perkembangan Merapi bahwa sesungguhnya gunung ini masih kondisi siaga dengan data yang cukup tinggi dari monitoring pemantauan seismik, deformasi dan perubahan morfologi yang terjadi baik di kawah maupun di lereng.
Baca juga: Jumlah pengungsi Merapi di Balerante Klaten berkurang
Baca juga: Suara guguran terdengar enam kali dari Merapi
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024