Muhammadiyah Jatim: Tolak vaksin harus ada alasan kesehatan yang jelas
Kamis, 14 Januari 2021 16:54 WIB
Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak yang mengawali program vaksinasi di Jatim, kemudian diikuti pejabat yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (14/1). ANTARA/Moch Asim)
Surabaya (ANTARA) - Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Saad Ibrahim menegaskan adanya sebagian kelompok masyarakat yang menolak vaksinasi, perlu disertai alasan yang jelas, seperti dalam konteks kesehatan atau atas petunjuk dokter.
"Selama tidak punya alasan dalam konteks kesehatan atau atas petunjuk dokter, kami imbau untuk warga Muhammadiyah di Jatim mengikuti garis yang sudah ditentukan PP Muhammadiyah, yakni vaksin adalah sebuah keniscayaan," kata Saad di Surabaya, Kamis.
Saad yang ditemui di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, dalam program vaksinasi yang digelar Pemprov Jatim mengatakan, Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah telah memberikan kebijakan terkait vaksinasi.
"Begitu juga dalam pidato Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir yang sudah dijelaskan berkali-kali bahwa vaksin adalah sebuah keniscayaan," kata Kai Saad.
Baca juga: Presiden minta Muhammadiyah ikut perangi hoaks vaksin COVID-19
Ia menegaskan bahwa organisasi yang didirkan KH Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 ini mendukung sepenuhnya upaya pemerintah dalam vaksinasi.
Sekalipun begitu, kata dia, warga Muhammadiyah juga harus tetap menjaga protokol kesehatan.
"Muhammadiyah mendukung sepenuhnya upaya pemerintah dalam vaksinasi. Dan kami di lokal ini (Jatim) hanya meneruskan," tuturnya.
Terkait penolakan vaksin, Saad mencontohkan dirinya yang sebulan sebelumnya terkonfirmasi positif COVID-19 dan kini sembuh, disarankan bahwa tidak perlu divaksin.
"Saya pernah tanya kepada Ketua IDI Jatim Dr dr Sutrisno SpOG (K) terkait masalah ini, dan mencontohkan saya sendiri. Beliau menjawab bahwa saya tidak perlu divaksin. Nanti saja apabila ada varian baru dari Inggris yang masuk," kata Saad.
Oleh karena itu, kata dia, selama alasannya sesuai dengan ketentuan kesehatan tidak masalah, sebab masing-masing orang mempunyai alasan tersendiri.
"Selama tidak punya alasan dalam konteks kesehatan atau atas petunjuk dokter, kami imbau untuk warga Muhammadiyah di Jatim mengikuti garis yang sudah ditentukan PP Muhammadiyah, yakni vaksin adalah sebuah keniscayaan," kata Saad di Surabaya, Kamis.
Saad yang ditemui di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, dalam program vaksinasi yang digelar Pemprov Jatim mengatakan, Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah telah memberikan kebijakan terkait vaksinasi.
"Begitu juga dalam pidato Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir yang sudah dijelaskan berkali-kali bahwa vaksin adalah sebuah keniscayaan," kata Kai Saad.
Baca juga: Presiden minta Muhammadiyah ikut perangi hoaks vaksin COVID-19
Ia menegaskan bahwa organisasi yang didirkan KH Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 ini mendukung sepenuhnya upaya pemerintah dalam vaksinasi.
Sekalipun begitu, kata dia, warga Muhammadiyah juga harus tetap menjaga protokol kesehatan.
"Muhammadiyah mendukung sepenuhnya upaya pemerintah dalam vaksinasi. Dan kami di lokal ini (Jatim) hanya meneruskan," tuturnya.
Terkait penolakan vaksin, Saad mencontohkan dirinya yang sebulan sebelumnya terkonfirmasi positif COVID-19 dan kini sembuh, disarankan bahwa tidak perlu divaksin.
"Saya pernah tanya kepada Ketua IDI Jatim Dr dr Sutrisno SpOG (K) terkait masalah ini, dan mencontohkan saya sendiri. Beliau menjawab bahwa saya tidak perlu divaksin. Nanti saja apabila ada varian baru dari Inggris yang masuk," kata Saad.
Oleh karena itu, kata dia, selama alasannya sesuai dengan ketentuan kesehatan tidak masalah, sebab masing-masing orang mempunyai alasan tersendiri.
Pewarta : A Malik Ibrahim
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
SMK Muhammadiyah 1 Prambanan dan PLN Icon Plus Jateng teken MoU Kelas Industri
14 November 2024 8:53 WIB
UMP targetkan terima 6.000 mahasiswa baru program reguler pada tahun 2025
03 November 2024 14:03 WIB
Edukasi dasar jurnalistik ANTARA sasar lima Universitas di Kalimantan Barat
09 September 2024 16:17 WIB