Dampak PPKM, toko ritel rasakan penurunan penjualan
Minggu, 21 Maret 2021 23:57 WIB
Pemberian sembako kepada masyarakat kurang mampu oleh Alfamidi. (ANTARA/Aris Wasita)
Solo (ANTARA) - Penjualan toko eceran mengalami penurunan sebagai dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang bertujuan menekan jumlah kasus baru COVID-19..
"Dampak PPKM pasti ada, kan ada pembatasan jam operasional. Apalagi sebagian Alfamidi di Solo juga biasanya buka hingga 24 jam," kata Koordinator Promosi Pemasaran Alfamidi Cabang Yogyakarta Yusuf Wahyu Hidayat di sela pemberian sembako untuk masyarakat miskin di Solo, Minggu.
Ia mengatakan sejak PPKM penurunan penjualan tertinggi tercatat sekitar 30 persen. Penurunan penjualan paling banyak terjadi pada produk pelengkap, seperti makanan ringan.
"Kalau bahan pokok sejauh ini tetap stabil, tetapi kalau makanan ringan penurunannya cukup signifikan. Mungkin konsumen lebih mengutamakan kebutuhan pokok, kalau seperti ini kan daya beli turun," katanya.
Baca juga: Pemprov Jateng siapkan Rp1 triliun antisipasi dampak PPKM
Meski demikian, ia berharap menjelang Ramadhan dan Lebaran penjualan akan kembali naik seperti di tahun-tahun sebelumnya ketika kenaikan penjualan tercatat hingga 100 persen.
"Biasanya jelang Ramadhan penjualannya naik, kemudian minggu pertama dan kedua saat Ramadhan penjualan kembali stabil. Penjualan kembali naik pada jelang Lebaran, hampir 100 persen juga. Apalagi Solo dan Yogyakarta merupakan pusat mudik," katanya.
Ia mengatakan semenjak pandemi penjualan menjelang Ramadhan dan Lebaran hanya naik sekitar 30 persen.
Meski demikian, pihaknya tetap menambah pasokan untuk menghadapi kemungkinan meningkatnya permintaan oleh konsumen.
"Kalau persiapan Ramadhan, dari sisi pasokan ada tambahan biskuit, sirup, minyak goreng, tetap kami tambah pasokannya. Penambahan stoknya sampai Lebaran sekitar 30-40 persen, tetapi di saat seperti ini kami tambah 15 persen dulu karena biasanya sebelum puasa peningkatan cukup lumayan," katanya.
Terkait dengan pemberian sembako untuk masyarakat miskin tersebut, dikatakannya, menyasar kepada masyarakat kurang mampu yang terdampak COVID-19.
"Kali ini kami kerja sama dengan komunitas Gerakan Soloraya Bersatu, ada 60 paket yang kami bagikan. Dana yang dipakai ini adalah sebagian donasi konsumen yang terkumpul melalui Alfamidi. Untuk yang kami berikan yaitu beras, gula, minyak, dan mie instan," katanya.
Baca juga: APPBI khawatirkan dampak PPKM terhadap efisiensi pekerja
Baca juga: Legislator harap PPKM beri dampak positif penanganan pandemi
"Dampak PPKM pasti ada, kan ada pembatasan jam operasional. Apalagi sebagian Alfamidi di Solo juga biasanya buka hingga 24 jam," kata Koordinator Promosi Pemasaran Alfamidi Cabang Yogyakarta Yusuf Wahyu Hidayat di sela pemberian sembako untuk masyarakat miskin di Solo, Minggu.
Ia mengatakan sejak PPKM penurunan penjualan tertinggi tercatat sekitar 30 persen. Penurunan penjualan paling banyak terjadi pada produk pelengkap, seperti makanan ringan.
"Kalau bahan pokok sejauh ini tetap stabil, tetapi kalau makanan ringan penurunannya cukup signifikan. Mungkin konsumen lebih mengutamakan kebutuhan pokok, kalau seperti ini kan daya beli turun," katanya.
Baca juga: Pemprov Jateng siapkan Rp1 triliun antisipasi dampak PPKM
Meski demikian, ia berharap menjelang Ramadhan dan Lebaran penjualan akan kembali naik seperti di tahun-tahun sebelumnya ketika kenaikan penjualan tercatat hingga 100 persen.
"Biasanya jelang Ramadhan penjualannya naik, kemudian minggu pertama dan kedua saat Ramadhan penjualan kembali stabil. Penjualan kembali naik pada jelang Lebaran, hampir 100 persen juga. Apalagi Solo dan Yogyakarta merupakan pusat mudik," katanya.
Ia mengatakan semenjak pandemi penjualan menjelang Ramadhan dan Lebaran hanya naik sekitar 30 persen.
Meski demikian, pihaknya tetap menambah pasokan untuk menghadapi kemungkinan meningkatnya permintaan oleh konsumen.
"Kalau persiapan Ramadhan, dari sisi pasokan ada tambahan biskuit, sirup, minyak goreng, tetap kami tambah pasokannya. Penambahan stoknya sampai Lebaran sekitar 30-40 persen, tetapi di saat seperti ini kami tambah 15 persen dulu karena biasanya sebelum puasa peningkatan cukup lumayan," katanya.
Terkait dengan pemberian sembako untuk masyarakat miskin tersebut, dikatakannya, menyasar kepada masyarakat kurang mampu yang terdampak COVID-19.
"Kali ini kami kerja sama dengan komunitas Gerakan Soloraya Bersatu, ada 60 paket yang kami bagikan. Dana yang dipakai ini adalah sebagian donasi konsumen yang terkumpul melalui Alfamidi. Untuk yang kami berikan yaitu beras, gula, minyak, dan mie instan," katanya.
Baca juga: APPBI khawatirkan dampak PPKM terhadap efisiensi pekerja
Baca juga: Legislator harap PPKM beri dampak positif penanganan pandemi
Pewarta : Aris Wasita
Editor : M Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
SGM Eksplor bersama mitra ritel lokal salurkan dukungan akses nutrisi anak
31 January 2023 15:05 WIB, 2023
Kemenkeu sosialisasikan Green Sukuk ritel seri ST-007, kupon 6,15 %
25 November 2022 22:18 WIB, 2022
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB