Kerajinan wayang asal Solo tembus China, Prancis, hingga AS
Jumat, 23 April 2021 16:05 WIB
Pemilik Suryo Art Agus Suryono Tomo bersama koleksi wayang yang diproduksinya. ANTARA/Aris Wasita
Solo (ANTARA) - Kerajinan wayang asal Kota Solo Suryo Art saat ini mulai merambah pasar mancanegara seiring dengan pengakuan dunia terhadap warisan budaya Indonesia ini.
"Saat ini kan orang makin tahu apa itu wayang, sebagian dari mereka ada yang tertarik, butuh, dan akhirnya membeli," kata pemilik Suryo Art Agus Suryono Tomo di Solo, Jumat.
Kemampuan menembus pasar ekspor oleh Suryo Art tersebut membuktikan bahwa kerajinan berbasis budaya yang digarap secara kreatif memiliki pasar luas termasuk mancanegara.
Ia mengatakan beberapa pasar asing yang sudah diakses di antaranya Jepang, Australia, Rusia, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Prancis. Meski demikian, diakuinya, pengiriman tersebut kebanyakan langsung kepada konsumen.
"Jadi hanya sedikit yang dijual lagi, kebetulan memang ada yang punya galeri di sana. Selain itu, saya juga menerima pesanan dari kedutaan besar Indonesia yang ada di Negara-negara tersebut," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, selama pandemi COVID-19 ini terjadi penurunan penjualan yang cukup signifikan. Ia mengatakan untuk saat ini rata-rata penjualan dalam satu bulannya hanya 30 wayang.
"Kalau sebelum pandemi penjualan saya bisa mencapai 50-200 wayang. Bahkan saya pernah menerima pesanan hingga 800 wayang," katanya.
Untuk wayang yang diproduksi berbagai macam, di antaranya yang berukuran kecil untuk souvenir, wayang untuk pentas dalang, lukisan wayang, dan hiasan wayang untuk pembatas ruangan. Sedangkan harganya juga berbagai macam, salah satunya untuk wayang souvenir harganya di kisaran Rp10.000 hingga ratusan ribu rupiah.
Selanjutnya, untuk lukisan wayang harganya Rp250 ribu-Rp8 juta, pembatas ruangan dari harga Rp25 juta-35 juta, dan wayang untuk pentas dalang dijual dengan harga Rp500 ribu-5 juta.
Ia mengatakan harga tersebut tergantung dari kualitas termasuk bahan baku yang digunakan. Menurut dia, untuk wayang berbahan baku kulit kambing harganya lebih murah dibandingkan dengan wayang dengan bahan baku kulit sapi dan kerbau.
Untuk koleksi yang paling banyak diminati adalah tokoh Pandawa Lima di mana merupakan tokoh protagonis dalam dunia pewayangan.
Mengenai bentuk dukungan yang diharapkan dari pemerintah adalah perlunya bantuan berupa infrastruktur, seperti mesin penghalus kulit.
"Selama ini untuk menghaluskan kulit atau kami menyebutnya 'ngerok' masih harus dijasakan. Selain itu, harapannya pemerintah bisa mendirikan sanggar khusus untuk pewayangan sehingga masyarakat bisa datang dan makin tertarik untuk mengoleksi wayang," katanya.
Baca juga: Pengrajin Wayang Kulit Solo Kesulitan Penuhi Pesanan
Baca juga: Ida Fauziyah: Pengrajin wayang keluhkan akses modal bank pemda
#BanggabuatanIndonesia
#FestivalJoglosemar
"Saat ini kan orang makin tahu apa itu wayang, sebagian dari mereka ada yang tertarik, butuh, dan akhirnya membeli," kata pemilik Suryo Art Agus Suryono Tomo di Solo, Jumat.
Kemampuan menembus pasar ekspor oleh Suryo Art tersebut membuktikan bahwa kerajinan berbasis budaya yang digarap secara kreatif memiliki pasar luas termasuk mancanegara.
Ia mengatakan beberapa pasar asing yang sudah diakses di antaranya Jepang, Australia, Rusia, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Prancis. Meski demikian, diakuinya, pengiriman tersebut kebanyakan langsung kepada konsumen.
"Jadi hanya sedikit yang dijual lagi, kebetulan memang ada yang punya galeri di sana. Selain itu, saya juga menerima pesanan dari kedutaan besar Indonesia yang ada di Negara-negara tersebut," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, selama pandemi COVID-19 ini terjadi penurunan penjualan yang cukup signifikan. Ia mengatakan untuk saat ini rata-rata penjualan dalam satu bulannya hanya 30 wayang.
"Kalau sebelum pandemi penjualan saya bisa mencapai 50-200 wayang. Bahkan saya pernah menerima pesanan hingga 800 wayang," katanya.
Untuk wayang yang diproduksi berbagai macam, di antaranya yang berukuran kecil untuk souvenir, wayang untuk pentas dalang, lukisan wayang, dan hiasan wayang untuk pembatas ruangan. Sedangkan harganya juga berbagai macam, salah satunya untuk wayang souvenir harganya di kisaran Rp10.000 hingga ratusan ribu rupiah.
Selanjutnya, untuk lukisan wayang harganya Rp250 ribu-Rp8 juta, pembatas ruangan dari harga Rp25 juta-35 juta, dan wayang untuk pentas dalang dijual dengan harga Rp500 ribu-5 juta.
Ia mengatakan harga tersebut tergantung dari kualitas termasuk bahan baku yang digunakan. Menurut dia, untuk wayang berbahan baku kulit kambing harganya lebih murah dibandingkan dengan wayang dengan bahan baku kulit sapi dan kerbau.
Untuk koleksi yang paling banyak diminati adalah tokoh Pandawa Lima di mana merupakan tokoh protagonis dalam dunia pewayangan.
Mengenai bentuk dukungan yang diharapkan dari pemerintah adalah perlunya bantuan berupa infrastruktur, seperti mesin penghalus kulit.
"Selama ini untuk menghaluskan kulit atau kami menyebutnya 'ngerok' masih harus dijasakan. Selain itu, harapannya pemerintah bisa mendirikan sanggar khusus untuk pewayangan sehingga masyarakat bisa datang dan makin tertarik untuk mengoleksi wayang," katanya.
Baca juga: Pengrajin Wayang Kulit Solo Kesulitan Penuhi Pesanan
Baca juga: Ida Fauziyah: Pengrajin wayang keluhkan akses modal bank pemda
#BanggabuatanIndonesia
#FestivalJoglosemar
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB