Geng narkoba di Brazil digerebek tewaskan 28 orang
Sabtu, 8 Mei 2021 14:04 WIB
Keluarga terpidana mati kasus narkoba Sergei Atlaoui asal Prancis dan Rodrigo Gularter asal Brazil, meninggalkan dermaga penyeberangan Wijayapura, usai melakukan kunjungan di Nusakambangan, Cilacap, Jateng, Selasa (20/2). ANTARAFOTO/Idhad Zakaria/ss/Spt/15.
Rio De Janeiro (ANTARA) - Korban tewas dalam penggerebekan polisi terhadap geng narkoba di permukiman kumuh Rio de Janeiro pada Kamis bertambah menjadi 28, menurut polisi sipil pada Jumat (7/5).
Penyergapan itu merupakan operasi paling mematikan yang pernah dilakukan oleh petugas keamanan di kota Brazil tersebut.
Tiga jasad lainnya yang dievakuasi dari lokasi itu adalah pria yang terkait dengan kejahatan terorganisir, katanya. Sebanyak 24 orang lainnya dan satu petugas polisi juga tewas dalam operasi di permukiman Jacarezinho, Rio de Janeiro utara.
"Intelijen membenarkan bahwa mereka yang tewas merupakan pengedar narkoba. Mereka menembaki petugas, untuk membunuh. Mereka disuruh untuk melawan," kata kepala Polisi Sipil Allan Turnowski kepada awak media.
Peristiwa berdarah itu menuai kritikan dari kelompok HAM termasuk Amnesty International, yang mengecam polisi atas insiden hilangnya nyawa "yang memalukan dan tak dapat dibenarkan" di permukiman yang mayoritas penduduknya berkulit Hitam dan miskin.
Kantor HAM PBB pada Jumat mendesak penyelidikan independen dalam operasi tersebut. Juru bicara urusan HAM PBB, Rupert Colville, menyebutkan bahwa polisi menggunakan kekuatan yang "tidak proporsional dan tidak perlu."
Sumber: Reuters
Penyergapan itu merupakan operasi paling mematikan yang pernah dilakukan oleh petugas keamanan di kota Brazil tersebut.
Tiga jasad lainnya yang dievakuasi dari lokasi itu adalah pria yang terkait dengan kejahatan terorganisir, katanya. Sebanyak 24 orang lainnya dan satu petugas polisi juga tewas dalam operasi di permukiman Jacarezinho, Rio de Janeiro utara.
"Intelijen membenarkan bahwa mereka yang tewas merupakan pengedar narkoba. Mereka menembaki petugas, untuk membunuh. Mereka disuruh untuk melawan," kata kepala Polisi Sipil Allan Turnowski kepada awak media.
Peristiwa berdarah itu menuai kritikan dari kelompok HAM termasuk Amnesty International, yang mengecam polisi atas insiden hilangnya nyawa "yang memalukan dan tak dapat dibenarkan" di permukiman yang mayoritas penduduknya berkulit Hitam dan miskin.
Kantor HAM PBB pada Jumat mendesak penyelidikan independen dalam operasi tersebut. Juru bicara urusan HAM PBB, Rupert Colville, menyebutkan bahwa polisi menggunakan kekuatan yang "tidak proporsional dan tidak perlu."
Sumber: Reuters
Pewarta : Asri Mayang Sari
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Belasan anggota geng motor yang hebohkan Alun-alun Banyumas ditangkap
17 August 2022 10:25 WIB, 2022
Terpopuler - Hukum dan Kriminal
Lihat Juga
Kos-kosan di Kelurahan Mewek Purbalingga jadi lokasi prostitusi daring, polisi tangkap dua orang
13 November 2024 15:16 WIB