Vaksinasi digenjot lagi pada Juni 2021
Senin, 10 Mei 2021 15:19 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. ANTARA/HO-BKKBN
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menargetkan untuk melakukan 1 juta vaksinasi pada Juni 2021 dengan mempertimbangkan jumlah vaksin yang telah tersedia.
"Karena jumlah stok vaksin sudah cukup di bulan Mei, sesudah Lebaran segera kita genjot lagi vaksinasinya untuk bisa naik, kalau bisa kita coba menyentuh 1 juta per bulan di bulan Juni karena kapasitas vaksinnya kita sekarang sudah cukup," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Kantor Presiden Jakarta, Senin.
Dari satgas COVID-19 ada 13.340.957 orang yang sudah menerima vaksinasi pertama dan 8.634.546 orang yang menerima vaksinasi kedua. Jumlah tersebut masih jauh dari target pemerintah yaitu memvaksin 181,5 juta orang untuk mendapatkan kekebalan komunal (herd immunity).
"Sejak 13 Januri 2021 kita dapat menembus angka 10 juta pada 26 Maret 2021 dan menembus angka 20 juta pada 30 April, jadi dalam sebulan kita bisa naik 10 juta," ungkap Budi Gunadi.
Budi Gunadi mengakui terjadi penurunan jumlah vaksinasi pada April 2021 karena suplai yang terbatas, namun menurut Budi saat ini keterbatasan vaksin sudah dapat diatasi dan stok vaksin mulai datang lagi ke Indonesia.
"Sehingga pesan saya ke seluruh aparat di daerah kita mulai genjot lagi," tegas Budi.
Budi mengungkapkan beberapa provinsi sudah cukup maju melakukan vaksinasi.
"Seperti Jakarta dan Bali dan Yogyakarta akan kami berikan vaksin tambahan supaya mereka bisa cepat menyelesaikan vaksinasi karena lansia itu yang kritis dan (bila lansia sudah divaksinasi) dapat secara bertahap mulai melakukan suntikan ke golongan masyarakat umum," jelas Budi.
Terdapat beberapa provinsi yang sudah melakukan vaksinasi terhadap lebih dari 10 persen populasinya termasuk Yogyakarta, DKI Jakarta dan Bali.
Pemerintah Indonesia diketahui telah memperoleh 75.910.500 dosis vaksin dengan rincian sebagai vaksin Sinovac sebesar 68.500.000 dosis, AstraZeneca sebanyak 6.410.500 dosis, dan vaksin Sinopharm sebesar 1.000.000 dosis.
Puluhan juta vaksin tersebut datang dalam 12 tahap, yaitu:
Pertama, 1,2 juta dosis Sinovac bentuk jadi pada 6 Desember 2020.
Kedua, 1,8 juta dosis Sinovac bentuk jadi pada 31 Desember 2020.
Ketiga, 16,5 juta dosis Sinovac dengan perincian 15 juta bulk/bahan baku ditambah 1,5 juta overfill atau setengah jadi pada 12 Januari 2021.
Keempat, 11 juta dosis Sinovac dengan perincian 10 juta bulk ditambah 1 juta overfill pada 2 Februari 2021.
Kelima, 10 juta dosis Sinovac bulk pada 2 Maret 2021.
Keenam, 1,1 juta dosis Astrazeneca pada 8 Maret 2021.
Ketujuh, 16 juta dosis Sinovac, termasuk 1,5 juta overfilled dalam bentuk bulk pada 25 Maret 2021.
Kedelapan, 6 juta vaksin Sinovac dalam bentuk bulk pada 18 April 2021.
Kesembilan, 3,8 juta dosis AstraZeneca pada 26 April 2021.
Kesepuluh, 6 juta dosis bahan baku vaksin Sinovac dan 482.400 dosis vaksin Sinopharm pada 30 April 2021.
Kesebelas, 55.300 dosis vaksin AstraZeneca pada 6 Mei 2021.
Keduabelas, 1.389.600 dosis vaksin AstraZeneca tiba pada 8 Mei 2021.
"Karena jumlah stok vaksin sudah cukup di bulan Mei, sesudah Lebaran segera kita genjot lagi vaksinasinya untuk bisa naik, kalau bisa kita coba menyentuh 1 juta per bulan di bulan Juni karena kapasitas vaksinnya kita sekarang sudah cukup," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Kantor Presiden Jakarta, Senin.
Dari satgas COVID-19 ada 13.340.957 orang yang sudah menerima vaksinasi pertama dan 8.634.546 orang yang menerima vaksinasi kedua. Jumlah tersebut masih jauh dari target pemerintah yaitu memvaksin 181,5 juta orang untuk mendapatkan kekebalan komunal (herd immunity).
"Sejak 13 Januri 2021 kita dapat menembus angka 10 juta pada 26 Maret 2021 dan menembus angka 20 juta pada 30 April, jadi dalam sebulan kita bisa naik 10 juta," ungkap Budi Gunadi.
Budi Gunadi mengakui terjadi penurunan jumlah vaksinasi pada April 2021 karena suplai yang terbatas, namun menurut Budi saat ini keterbatasan vaksin sudah dapat diatasi dan stok vaksin mulai datang lagi ke Indonesia.
"Sehingga pesan saya ke seluruh aparat di daerah kita mulai genjot lagi," tegas Budi.
Budi mengungkapkan beberapa provinsi sudah cukup maju melakukan vaksinasi.
"Seperti Jakarta dan Bali dan Yogyakarta akan kami berikan vaksin tambahan supaya mereka bisa cepat menyelesaikan vaksinasi karena lansia itu yang kritis dan (bila lansia sudah divaksinasi) dapat secara bertahap mulai melakukan suntikan ke golongan masyarakat umum," jelas Budi.
Terdapat beberapa provinsi yang sudah melakukan vaksinasi terhadap lebih dari 10 persen populasinya termasuk Yogyakarta, DKI Jakarta dan Bali.
Pemerintah Indonesia diketahui telah memperoleh 75.910.500 dosis vaksin dengan rincian sebagai vaksin Sinovac sebesar 68.500.000 dosis, AstraZeneca sebanyak 6.410.500 dosis, dan vaksin Sinopharm sebesar 1.000.000 dosis.
Puluhan juta vaksin tersebut datang dalam 12 tahap, yaitu:
Pertama, 1,2 juta dosis Sinovac bentuk jadi pada 6 Desember 2020.
Kedua, 1,8 juta dosis Sinovac bentuk jadi pada 31 Desember 2020.
Ketiga, 16,5 juta dosis Sinovac dengan perincian 15 juta bulk/bahan baku ditambah 1,5 juta overfill atau setengah jadi pada 12 Januari 2021.
Keempat, 11 juta dosis Sinovac dengan perincian 10 juta bulk ditambah 1 juta overfill pada 2 Februari 2021.
Kelima, 10 juta dosis Sinovac bulk pada 2 Maret 2021.
Keenam, 1,1 juta dosis Astrazeneca pada 8 Maret 2021.
Ketujuh, 16 juta dosis Sinovac, termasuk 1,5 juta overfilled dalam bentuk bulk pada 25 Maret 2021.
Kedelapan, 6 juta vaksin Sinovac dalam bentuk bulk pada 18 April 2021.
Kesembilan, 3,8 juta dosis AstraZeneca pada 26 April 2021.
Kesepuluh, 6 juta dosis bahan baku vaksin Sinovac dan 482.400 dosis vaksin Sinopharm pada 30 April 2021.
Kesebelas, 55.300 dosis vaksin AstraZeneca pada 6 Mei 2021.
Keduabelas, 1.389.600 dosis vaksin AstraZeneca tiba pada 8 Mei 2021.
Pewarta : Desca Lidya Natalia
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kasus COVID-19 ditemukan di Batang, pemkab imbau warga terapkan protokol kesehatan
24 December 2023 14:44 WIB