Juliari Batubara disebut menargetkan Rp35 miliar dari "fee" bansos
Senin, 31 Mei 2021 19:10 WIB
Mantan Kepala Biro Umum Kementerian Sosial Adi Wahyono menjadi saksi untuk eks Menteri Sosial Juliari Batubara di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (31-5-2021). ANTARA/Desca Lidya Natalia
Jakarta (ANTARA) - Mantan Menteri Sosial Juliari Batubara disebut menargetkan agar anak buahnya mendapat Rp35 miliar sebagai fee yang dikumpulkan dari perusahaan-perusahaan pengadaan bansos COVID-19.
"Ditargetkan sekitar Rp35 miliar. Namun, tidak perintah dari Pak Menteri langsung, tetapi disampaikan Pak Kukuh," kata bekas Kabiro Umum Kementerian Sosial Adi Wahyono di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin.
Adi menjadi saksi untuk terdakwa mantan Mensos Juliari Batubara yang didakwa menerima suap Rp32,482 miliar dari 109 perusahaan penyedia bansos COVID-19.
Kukuh yang dimaksud Adi adalah Kukuh Ary Wibowo selaku tim teknis Juliari Batubara untuk bidang komunikasi.
"Target Rp35 miliar disampaikan setelah selesai pengadaan tahap ke-6," kata Adi menambahkan.
Menurut Adi, dalam rapat evaluasi tersebut, Juliari mencoret-coret kertas mengenai nama-nama perusahaan dan jumlah yang seharusnya dikumpulkan dari perusahaan-perusahaan tersebut.
"Dari evaluasi membandingkan pelaksanaan dan perencanaan, kalau ada hal-hal yang belum dan sudah sesuai, jadi bahan masukan, itu jadi arahan yang ditindaklanjuti," ungkap Adi.
Adi menyebut bahwa penunjukan perusahaan vendor pun membutuhkan rekomendasi pejabat di Kemensos.
"Penunjukan vendor sepanjang yang direkomendasi pejabat maka kami diakomodasi. Kami diberi kebebasan karena banyak pengajuan dari masyarakat," kata Adi.
Mengingat fee yang diperoleh ada di bawah target Rp35 miliar, selanjutnya Juliari pun disebut mengubah pola penunjukan perusahaan pengadaan bansos.
"Pertimbangannya saya tidak tahu apa, apakah dana yang masuk seret atau bagaimana tetapi ada perubahan pola setelah pengadaan tahap 6," kata Adi.
Pagu anggaran pengadaan bansos di Jabodetabek adalah sebesar Rp6,84 triliun yang dibagi menjadi dalam 12 tahap pada bulan April—November 2020 dengan tiap tahap sebanyak 1,9 juta paket sehingga totalnya 22,8 juta paket sembako.
Dalam dakwaan disebutkan uang fee sebesar Rp14,7 miliar menurut JPU KPK sudah diterima oleh Juliari dari Matheus Joko dan Adi Wahyono melalui perantaraan orang-orang dekat Juliari, yaitu tim teknis Mensos Kukuh Ary Wibowo, ajudan Juliari bernama Eko Budi Santoso, dan sekretaris pribadi Juliari Selvy Nurbaity.
Matheus Joko dan Adi Wahyono kemudian juga menggunakan fee tersebut untuk kegiatan operasional Juliari selaku Mensos dan kegiatan operasional lain di Kemensos, seperti pembelian ponsel, biaya tes swab, pembayaran makan dan minum, pembelian sepeda Brompton, pembayaran honor artis Cita Citata, pembayaran hewan kurban, hingga penyewaan pesawat pribadi.
"Ditargetkan sekitar Rp35 miliar. Namun, tidak perintah dari Pak Menteri langsung, tetapi disampaikan Pak Kukuh," kata bekas Kabiro Umum Kementerian Sosial Adi Wahyono di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin.
Adi menjadi saksi untuk terdakwa mantan Mensos Juliari Batubara yang didakwa menerima suap Rp32,482 miliar dari 109 perusahaan penyedia bansos COVID-19.
Kukuh yang dimaksud Adi adalah Kukuh Ary Wibowo selaku tim teknis Juliari Batubara untuk bidang komunikasi.
"Target Rp35 miliar disampaikan setelah selesai pengadaan tahap ke-6," kata Adi menambahkan.
Menurut Adi, dalam rapat evaluasi tersebut, Juliari mencoret-coret kertas mengenai nama-nama perusahaan dan jumlah yang seharusnya dikumpulkan dari perusahaan-perusahaan tersebut.
"Dari evaluasi membandingkan pelaksanaan dan perencanaan, kalau ada hal-hal yang belum dan sudah sesuai, jadi bahan masukan, itu jadi arahan yang ditindaklanjuti," ungkap Adi.
Adi menyebut bahwa penunjukan perusahaan vendor pun membutuhkan rekomendasi pejabat di Kemensos.
"Penunjukan vendor sepanjang yang direkomendasi pejabat maka kami diakomodasi. Kami diberi kebebasan karena banyak pengajuan dari masyarakat," kata Adi.
Mengingat fee yang diperoleh ada di bawah target Rp35 miliar, selanjutnya Juliari pun disebut mengubah pola penunjukan perusahaan pengadaan bansos.
"Pertimbangannya saya tidak tahu apa, apakah dana yang masuk seret atau bagaimana tetapi ada perubahan pola setelah pengadaan tahap 6," kata Adi.
Pagu anggaran pengadaan bansos di Jabodetabek adalah sebesar Rp6,84 triliun yang dibagi menjadi dalam 12 tahap pada bulan April—November 2020 dengan tiap tahap sebanyak 1,9 juta paket sehingga totalnya 22,8 juta paket sembako.
Dalam dakwaan disebutkan uang fee sebesar Rp14,7 miliar menurut JPU KPK sudah diterima oleh Juliari dari Matheus Joko dan Adi Wahyono melalui perantaraan orang-orang dekat Juliari, yaitu tim teknis Mensos Kukuh Ary Wibowo, ajudan Juliari bernama Eko Budi Santoso, dan sekretaris pribadi Juliari Selvy Nurbaity.
Matheus Joko dan Adi Wahyono kemudian juga menggunakan fee tersebut untuk kegiatan operasional Juliari selaku Mensos dan kegiatan operasional lain di Kemensos, seperti pembelian ponsel, biaya tes swab, pembayaran makan dan minum, pembelian sepeda Brompton, pembayaran honor artis Cita Citata, pembayaran hewan kurban, hingga penyewaan pesawat pribadi.
Pewarta : Desca Lidya Natalia
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Banjir Semarang, PLN pakai sisa pembakaran batubara PLTU bangun tanggul
08 January 2023 10:28 WIB, 2023
Pemprov Jateng datangkan 1.000 sak limbah batubara bangun talut darurat Sungai Babon
07 January 2023 20:24 WIB, 2023
Saksi sebut politikus PDIP Ihsan Yunus dapat proyek penanganan COVID-19 di Kemensos
14 June 2021 14:28 WIB, 2021
Sespri Juliari Batubara pakai rekening "office boy" untuk operasional menteri
19 May 2021 18:36 WIB, 2021
Terpopuler - Hukum dan Kriminal
Lihat Juga
Kemenkum Jateng bertekad wujudkan birokrasi bersih, bebas KKN, dan melayani
16 January 2025 12:38 WIB