Agresivitas "testing" dan "tracing" harus diimbangi kesiapan fasilitas dan nakes
Minggu, 4 Juli 2021 14:57 WIB
Tiga warga duduk di kursi menjalani terapi berjemur dengan sinar matahari di ruangan terbuka perawatan pasien COVID-19 UGD Pinere Rumah Sakit Umum Zainal Abidin Daerah Aceh, Banda Aceh, Aceh, Senin (17/5/2021) ANTARA/Ampelsa
Semarang (ANTARA) - Agresivitas upaya di sisi hulu pada pengendalian Covid-19 dengan melakukan testing dan tracing harus diimbangi kesiapan matang di sisi hilir, seperti kesiapan fasilitas dan tenaga kesehatan (nakes)untuk menindaklanjuti hasil pengujian dan pelacakan yang meningkat.
"Temuan kasus positif Covid-19 yang terus meningkat di masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat akibat testing dan tracing yang agresif harus diantisipasi dengan baik," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Minggu (4/7).
Menurut Lestari, agresivitas testing dan tracing di fase meningkatnya penularan Covid-19 sangat diperlukan, agar upaya memutus rantai penyebaran virus Corona bisa dilakukan dengan baik.
Berdasarkan catatan Satgas Covid-19 pada 2-3 Juli 2021 berturut-turut tercatat penambahan jumlah kasus positif Covid-19 harian nasional yaitu 25.830 orang dan 27.913 orang.
Pada penerapan PPKM darurat 3-20 Juli 2021, pemerintah menargetkan testing terus ditingkatkan hingga positivity rate kurang dari 10 persen.
Selain itu, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, pemerintah juga menginstruksikan agar daerah memperkuat strategi penelusuran kontak erat alias tracing. Tracing yang ideal yakni setiap satu orang yang terpapar Covid-19, maka lebih dari 15 orang yang kontak dengan pasien itu harus dilakukan tes Covid-19 disertai isolasi mandiri.
Dua kebijakan tersebut, jelas anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, tentu akan berdampak pada sisi hilir pengendalian Covid-19, terkait antara lain ruang isolasi mandiri, ICU, kebutuan oksigen, dan penambahan tenaga kesehatan.
Bila sisi hilir tidak mampu menangani dengan baik peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 hasil testing dan tracing, Rerie khawatir, akan terjadi peningkatan jumlah pasien yang tidak tertangani dengan layak, yang dipicu peningkatan paparan Covid-19 di tengah masyarakat.
Kondisi ini, jelas Rerie, harus disikapi dengan serius agar kebijakan yang ditujukan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 ini bisa mencapai target-target yang telah ditetapkan.
Kesiapan di sisi hilir harus terus ditingkatkan agar kendala klasik seperti antara lain kamar rawat yang penuh, ICU terbatas, kekurangan tenaga kesehatan tidak terjadi di tengah menggebunya pelaksanaan kebijakan PPKM darurat untuk menekan sebaran Covid-19 di Tanah Air.***
"Temuan kasus positif Covid-19 yang terus meningkat di masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat akibat testing dan tracing yang agresif harus diantisipasi dengan baik," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Minggu (4/7).
Menurut Lestari, agresivitas testing dan tracing di fase meningkatnya penularan Covid-19 sangat diperlukan, agar upaya memutus rantai penyebaran virus Corona bisa dilakukan dengan baik.
Berdasarkan catatan Satgas Covid-19 pada 2-3 Juli 2021 berturut-turut tercatat penambahan jumlah kasus positif Covid-19 harian nasional yaitu 25.830 orang dan 27.913 orang.
Pada penerapan PPKM darurat 3-20 Juli 2021, pemerintah menargetkan testing terus ditingkatkan hingga positivity rate kurang dari 10 persen.
Selain itu, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, pemerintah juga menginstruksikan agar daerah memperkuat strategi penelusuran kontak erat alias tracing. Tracing yang ideal yakni setiap satu orang yang terpapar Covid-19, maka lebih dari 15 orang yang kontak dengan pasien itu harus dilakukan tes Covid-19 disertai isolasi mandiri.
Dua kebijakan tersebut, jelas anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, tentu akan berdampak pada sisi hilir pengendalian Covid-19, terkait antara lain ruang isolasi mandiri, ICU, kebutuan oksigen, dan penambahan tenaga kesehatan.
Bila sisi hilir tidak mampu menangani dengan baik peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 hasil testing dan tracing, Rerie khawatir, akan terjadi peningkatan jumlah pasien yang tidak tertangani dengan layak, yang dipicu peningkatan paparan Covid-19 di tengah masyarakat.
Kondisi ini, jelas Rerie, harus disikapi dengan serius agar kebijakan yang ditujukan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 ini bisa mencapai target-target yang telah ditetapkan.
Kesiapan di sisi hilir harus terus ditingkatkan agar kendala klasik seperti antara lain kamar rawat yang penuh, ICU terbatas, kekurangan tenaga kesehatan tidak terjadi di tengah menggebunya pelaksanaan kebijakan PPKM darurat untuk menekan sebaran Covid-19 di Tanah Air.***
Pewarta : Zaenal
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Polres Sukoharjo gelar "testing-tracing" pelaku perjalanan di terminal
27 December 2021 4:52 WIB, 2021
PPKM level 1, Kota Magelang tetap gencarkan pelacakan kasus COVID-19
10 November 2021 10:14 WIB, 2021
Panglima TNI-Kapolri minta pelacakan-pengetesan COVID-19 di Klaten masif
21 August 2021 21:08 WIB, 2021
Cegah penularan COVID-19 melalui pemudik, testing dan tracing harus ditingkatkan
09 May 2021 11:57 WIB, 2021
Pemerintah gunakan rapid antigen percepat test-tracing masif di 98 daerah
10 February 2021 12:21 WIB, 2021
Klaster baru bermunculan, Rerie: Pengujian, pelacakan, dan kapasitas medis harus ditingkatkan
12 July 2020 18:01 WIB, 2020
Terpopuler - Kesehatan
Lihat Juga
Bhabinkamtibmas Bendungan Wonosobo sambangi peternak, cegah penyakit mulut dan kuku
13 January 2025 7:59 WIB