Kudus (ANTARA) - Pengrajin batik tulis khas Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tetap berproduksi di tengah  Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk memperkuat stok barang.

"Pangsa pasar terbesar kami selama ini merupakan wisatawan yang kebetulan berkunjung ke Kudus, kemudian sebelum pulang membeli oleh-oleh khas Kudus, salah satunya batik tulis. Dengan adanya PPKM dan diperpanjang menjadi PPKM Level 4, praktis tidak ada kunjungan," kata Pemilik Sanggar Muria Batik Kudus Yuli Astuti di Kudus, Jumat. 

Akibatnya, kata dia, tidak ada transaksi pembelian batik selama PPKM karena semua tempat wisata juga ditutup.

Untuk masuk ke Kota Kudus juga tidak mudah karena terjadi penyekatan akses di beberapa titik sehingga membuat warga luar kota yang hendak berkunjung berpikir dua kali.

Beruntung, katanya, Sanggar Muria Batik yang dikenal luas itu sudah mendapatkan pesanan batik dari perkantoran yang harus diselesaikan dalam durasi waktu lama sehingga masih ada aktivitas produksi.

Meskipun pesanan sudah diselesaikan di tengah masa PPKM, Yuli mengakui masih tetap memproduksi batik dengan tujuan agar pekerjanya tidak menganggur karena mereka juga memiliki kebutuhan sehari-hari yang harus dicukupi.

"Biarlah batik yang kami produksi menjadi stok untuk dijual ketika masa pandemi sudah lewat," ujarnya.

Adanya jejaring dengan para pengrajin di berbagai daerah serta pecinta batik maupun promosi lewat media sosial, juga menguntungkan karena masih ada pesanan meskipun tidak banyak. ***1***