Pengrajin batik di Kudus tetap produksi untuk perkuat stok
Jumat, 30 Juli 2021 18:10 WIB
Pemilik Sanggar Muria Batik Kudus Yuli Astuti tengah merapikan kain batik di galerinya. ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif
Kudus (ANTARA) - Pengrajin batik tulis khas Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tetap berproduksi di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk memperkuat stok barang.
"Pangsa pasar terbesar kami selama ini merupakan wisatawan yang kebetulan berkunjung ke Kudus, kemudian sebelum pulang membeli oleh-oleh khas Kudus, salah satunya batik tulis. Dengan adanya PPKM dan diperpanjang menjadi PPKM Level 4, praktis tidak ada kunjungan," kata Pemilik Sanggar Muria Batik Kudus Yuli Astuti di Kudus, Jumat.
Akibatnya, kata dia, tidak ada transaksi pembelian batik selama PPKM karena semua tempat wisata juga ditutup.
Untuk masuk ke Kota Kudus juga tidak mudah karena terjadi penyekatan akses di beberapa titik sehingga membuat warga luar kota yang hendak berkunjung berpikir dua kali.
Beruntung, katanya, Sanggar Muria Batik yang dikenal luas itu sudah mendapatkan pesanan batik dari perkantoran yang harus diselesaikan dalam durasi waktu lama sehingga masih ada aktivitas produksi.
Meskipun pesanan sudah diselesaikan di tengah masa PPKM, Yuli mengakui masih tetap memproduksi batik dengan tujuan agar pekerjanya tidak menganggur karena mereka juga memiliki kebutuhan sehari-hari yang harus dicukupi.
"Biarlah batik yang kami produksi menjadi stok untuk dijual ketika masa pandemi sudah lewat," ujarnya.
Adanya jejaring dengan para pengrajin di berbagai daerah serta pecinta batik maupun promosi lewat media sosial, juga menguntungkan karena masih ada pesanan meskipun tidak banyak. ***1***
"Pangsa pasar terbesar kami selama ini merupakan wisatawan yang kebetulan berkunjung ke Kudus, kemudian sebelum pulang membeli oleh-oleh khas Kudus, salah satunya batik tulis. Dengan adanya PPKM dan diperpanjang menjadi PPKM Level 4, praktis tidak ada kunjungan," kata Pemilik Sanggar Muria Batik Kudus Yuli Astuti di Kudus, Jumat.
Akibatnya, kata dia, tidak ada transaksi pembelian batik selama PPKM karena semua tempat wisata juga ditutup.
Untuk masuk ke Kota Kudus juga tidak mudah karena terjadi penyekatan akses di beberapa titik sehingga membuat warga luar kota yang hendak berkunjung berpikir dua kali.
Beruntung, katanya, Sanggar Muria Batik yang dikenal luas itu sudah mendapatkan pesanan batik dari perkantoran yang harus diselesaikan dalam durasi waktu lama sehingga masih ada aktivitas produksi.
Meskipun pesanan sudah diselesaikan di tengah masa PPKM, Yuli mengakui masih tetap memproduksi batik dengan tujuan agar pekerjanya tidak menganggur karena mereka juga memiliki kebutuhan sehari-hari yang harus dicukupi.
"Biarlah batik yang kami produksi menjadi stok untuk dijual ketika masa pandemi sudah lewat," ujarnya.
Adanya jejaring dengan para pengrajin di berbagai daerah serta pecinta batik maupun promosi lewat media sosial, juga menguntungkan karena masih ada pesanan meskipun tidak banyak. ***1***
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
PLN Jateng DIY angkat Batik Ciprat Karya Barokah ikuti Indonesian CSR Award
12 October 2024 19:48 WIB
Kadin dan SRC ajak masyarakat peduli lingkungan melalui Bulan Bersih Surakarta
12 September 2024 5:59 WIB