Banyumas siapkan peremajaan pohon kelapa penghasil nira
Sabtu, 31 Juli 2021 15:55 WIB
Bupati Banyumas Achmad Husein saat melihat dari kejauhan kebun indukan tanaman kelapa di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Sabtu (31/7/2021). ANTARA/Sumarwoto
Banyumas (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyiapkan peremajaan atau regenerasi tanaman kelapa penghasil nira karena di wilayah itu banyak pohon kelapa yang sudah tua dan terlalu tinggi sehingga berisiko bagi penderes.
"Saat sekarang tanaman kelapa di kebun indukan kelapa itu sudah mulai belajar berbunga," kata Bupati Banyumas Achmad Husein saat memantau perkembangan tempat pembuangan akhir berbasis lingkungan dan edukasi (TPA BLE) di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Sabtu.
Dalam pemantauan tersebut, Bupati menyempatkan untuk melihat kebun indukan tanaman kelapa yang lokasinya berdekatan dengan lokasi pembangunan TPA BLE.
Menurut dia, kebun indukan tanaman kelapa tersebut mampu mencukupi kebutuhan bibit untuk keperluan peremajaan tanaman kelapa di Banyumas, sehingga pihaknya tidak perlu membuat kebun sejenis di tempat lain.
"Ini (kebun indukan tanaman kelapa) sudah luas, tanamannya banyak, cukup untuk kebutuhan Banyumas," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas Jaka Budi Santoso mengatakan luas kebun bibit indukan tanaman kelapa di Desa Wlahar Wetan mencapai 10 hektare dan terdapat sekitar 1.300 pokok tanaman berusia lima hingga enam tahun.
"Jenisnya kelapa dalam, usianya bisa mencapai 20 tahun. Ini nanti bisa digunakan untuk pembibitan kelapa deres yang ada di Banyumas," katanya.
Menurut dia, bibit kelapa tersebut nantinya akan diberikan kepada petani sebagai peremajaan terhadap tanaman kelapa yang sudah terlalu tua dan tinggi, sehingga sangat berisiko bagi penderes nira kelapa.
Ia mengatakan berdasarkan informasi dari Kementerian Pertanian, bibit kelapa yang ideal dihasilkan dari tanaman berusia 10 tahun.
"Tetapi nanti saya akan mencoba diskusi, biar jangan menunggu 10 tahun, kelamaan, mungkin tujuh hingga delapan tahun. Kalau tujuh-delapan tahun kan tinggal dua tahun lagi," katanya.
Menurut dia, pihaknya akan menyisihkan bibit yang bagus untuk diseleksi dan disemaikan agar bisa menghasilkan kelapa berkualitas.
"Saat sekarang tanaman kelapa di kebun indukan kelapa itu sudah mulai belajar berbunga," kata Bupati Banyumas Achmad Husein saat memantau perkembangan tempat pembuangan akhir berbasis lingkungan dan edukasi (TPA BLE) di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Sabtu.
Dalam pemantauan tersebut, Bupati menyempatkan untuk melihat kebun indukan tanaman kelapa yang lokasinya berdekatan dengan lokasi pembangunan TPA BLE.
Menurut dia, kebun indukan tanaman kelapa tersebut mampu mencukupi kebutuhan bibit untuk keperluan peremajaan tanaman kelapa di Banyumas, sehingga pihaknya tidak perlu membuat kebun sejenis di tempat lain.
"Ini (kebun indukan tanaman kelapa) sudah luas, tanamannya banyak, cukup untuk kebutuhan Banyumas," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas Jaka Budi Santoso mengatakan luas kebun bibit indukan tanaman kelapa di Desa Wlahar Wetan mencapai 10 hektare dan terdapat sekitar 1.300 pokok tanaman berusia lima hingga enam tahun.
"Jenisnya kelapa dalam, usianya bisa mencapai 20 tahun. Ini nanti bisa digunakan untuk pembibitan kelapa deres yang ada di Banyumas," katanya.
Menurut dia, bibit kelapa tersebut nantinya akan diberikan kepada petani sebagai peremajaan terhadap tanaman kelapa yang sudah terlalu tua dan tinggi, sehingga sangat berisiko bagi penderes nira kelapa.
Ia mengatakan berdasarkan informasi dari Kementerian Pertanian, bibit kelapa yang ideal dihasilkan dari tanaman berusia 10 tahun.
"Tetapi nanti saya akan mencoba diskusi, biar jangan menunggu 10 tahun, kelamaan, mungkin tujuh hingga delapan tahun. Kalau tujuh-delapan tahun kan tinggal dua tahun lagi," katanya.
Menurut dia, pihaknya akan menyisihkan bibit yang bagus untuk diseleksi dan disemaikan agar bisa menghasilkan kelapa berkualitas.
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Air kelapa muda cegah penyakit degeneratif, hasilkan guru besar baru di Unissula Semarang
15 November 2023 8:30 WIB, 2023
Komoditas kelapa berkelanjutan didorong dengan sistem green financing
03 October 2023 14:56 WIB, 2023
Menteri Pertanian dorong Pemkab Batang tingkatkan kualitas kelapa kelas dunia
20 January 2023 19:02 WIB, 2023