"Lingkungan kamar, ventilasi cukup. Jangan lupa membuka jendela kamar walaupun tidur pakai AC kalau malam. Pastikan pagi, siang hari dibuka," kata Siti Nadia yang juga Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dalam sebuah webinar kesehatan, Sabtu.
Upaya meningkatkan aliran udara ini dapat membantu mencegah partikel virus menumpuk di dalam rumah, kemudian bila dilakukan bersama dengan tindakan pencegahan lainnya, seperti menjaga jarak 1 meter dan mengenakan masker, maka sekaligus membantu mencegah pasien menularkan COVID-19, terutama pada anggota keluarga yang negatif COVID-19.
Baca juga: Telemedisin hingga WhatsApp grup bisa bantu pantau pasien isoman
Bukalah jendela untuk membawa udara luar yang segar. Meskipun lebih baik untuk membukanya lebar-lebar, membuka sedikit saja sudah membantu.
Tetapi, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) tidak menyarankan pasien membukanya bila tidak aman bagi mereka atau anggota keluarga lain di rumah misalnya ada anak kecil dan tingkat polusi luar ruangan yang tinggi.
Apabila kondisi tidak memungkinkan untuk membuka jendela, pertimbangkan untuk mengurangi partikel virus di udara, seperti menggunakan penyaringan udara.
Selain menjaga pertukaran udara tetap baik dengan membuka jendela, pasien juga sebaiknya rutin membersihkan kamarnya sendiri, sebagai cara menghindari anggota keluarga lain terpapar penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu.
Pasien juga disarankan mengenakan masker selama 24 jam, mengurangi interaksi dengan anggota keluarga lain dan kalaupun ingin bertemu usahakan menjaga jarak minimal 1 meter. Selain itu, bersihkan daerah yang sering tersentuh pasien dan seringlah mencuci tangan.
#ingatpesanibu
#sudahvaksintetap3M
#vaksinmelindungikitasemua
Baca juga: Bukan ruangan ber-ac, tapi punya jendela terbuka yang lebih baik
Baca juga: Isoman, jangan lupa evaluasi kondisi rutin