Realisasi PAD TPI Pekalonggan capai 39,21 persen
Jumat, 13 Agustus 2021 14:49 WIB
Para bakul ikan di Tempat Pelalangan Ikan Kota Pekalongan sedang mengemas hasil lelang ikan yang selanjutnya untuk dijual ke daerah lain seperti Jakarta dan Bandung. ANTARA/Kutnadi
Pekalongan (ANTARA) - Realisasi pendapatan asli daerah dari sektor Tempat Pelelangan Ikan Kota Pekalongan, Jawa Tengah, hingga akhir Juli 2021 mencapai sebesar Rp2,15 miliar atau 39,21 persen dari target Rp5 miliar.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPI Kota Pekalongan Mochtar Sanusi di Pekalongan, Jumat, mengatakan aktivitas lelang ikan sempat terpuruk pada awal 2021 dan mulai pulih Maret 2021.
"Keterlambatan pencapaian PAD 2021 dari sektor TPI pada awal 2021 karena ada sejumlah kendala. Namun, mulai Maret hingga Juli 2021, aktivitas lelang mulai ramai sehingga PAD mulai meningkat," katanya.
Baca juga: Realisasi PAD retribusi pasar Pekalongan Rp2,1 miliar
Baca juga: Pendapatan sektor pariwisata Batang capai Rp2,5 miliar
Ia mengatakan keterlambatan itu karena adanya bencana banjir yang terjadi pada Februari 2021 dan pendangkalan lumpur di muara sungai yang mengakibatkan kapal nelayan sulit berlabuh.
Realisasi PAD, kata dia, pada Februari 2021 sempat minus 46 persen karena dampak bencana banjir dan pendangkalan lumpur sehingga selama masa bulan itu hanya ada dua kali aktivitas lelang ikan.
"Akan tetapi, mulai Juni-Juli 2021, pencapaiannya PAD bisa lebih tinggi dibanding bulan yang sama pada tahun sebelumnya hanya minus 16,9 persen," katanya.
Mochtar mengatakan selama musim angin timur tangkapan nelayan pun beragam di antaranya cumi-cumi, tengiri, cembung, dorang, haring, banyar, dan tongkol.
Adapun untuk harga cumi-cumi mencapai sekitar Rp30 ribu hingga Rp50 ribu per kilogram bergantung dari ukuran ikan, tengiri Rp50 ribu-Rp60 ribu/ kilogram, dorang Rp50 ribu/ kg, dan banyar Rp32 ribu-Rp33 ribu/ kilogram.
"Namun, untuk harga tongkol dan layang masih fluktuatif bahkan cenderung naik yaitu mencapai Rp23 ribu perkilogram sampai Rp27 ribu per kilogram," kata Mochtar.
Ia mengingatkan pada para nelayan selalu menjaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan karena hingga saat ini penyebaran COVID-19 belum selesai.
"Selain itu, hal yang tidak kalah pentingnya lagi adalah para nelayan harus melihat kondisi cuaca saat hendak melaut. Jika cuaca sudah terlihat tidak bersahabat, kami imbau nelayan tidak melaut daripada membahayakan keselamatan jiwa," katanya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPI Kota Pekalongan Mochtar Sanusi di Pekalongan, Jumat, mengatakan aktivitas lelang ikan sempat terpuruk pada awal 2021 dan mulai pulih Maret 2021.
"Keterlambatan pencapaian PAD 2021 dari sektor TPI pada awal 2021 karena ada sejumlah kendala. Namun, mulai Maret hingga Juli 2021, aktivitas lelang mulai ramai sehingga PAD mulai meningkat," katanya.
Baca juga: Realisasi PAD retribusi pasar Pekalongan Rp2,1 miliar
Baca juga: Pendapatan sektor pariwisata Batang capai Rp2,5 miliar
Ia mengatakan keterlambatan itu karena adanya bencana banjir yang terjadi pada Februari 2021 dan pendangkalan lumpur di muara sungai yang mengakibatkan kapal nelayan sulit berlabuh.
Realisasi PAD, kata dia, pada Februari 2021 sempat minus 46 persen karena dampak bencana banjir dan pendangkalan lumpur sehingga selama masa bulan itu hanya ada dua kali aktivitas lelang ikan.
"Akan tetapi, mulai Juni-Juli 2021, pencapaiannya PAD bisa lebih tinggi dibanding bulan yang sama pada tahun sebelumnya hanya minus 16,9 persen," katanya.
Mochtar mengatakan selama musim angin timur tangkapan nelayan pun beragam di antaranya cumi-cumi, tengiri, cembung, dorang, haring, banyar, dan tongkol.
Adapun untuk harga cumi-cumi mencapai sekitar Rp30 ribu hingga Rp50 ribu per kilogram bergantung dari ukuran ikan, tengiri Rp50 ribu-Rp60 ribu/ kilogram, dorang Rp50 ribu/ kg, dan banyar Rp32 ribu-Rp33 ribu/ kilogram.
"Namun, untuk harga tongkol dan layang masih fluktuatif bahkan cenderung naik yaitu mencapai Rp23 ribu perkilogram sampai Rp27 ribu per kilogram," kata Mochtar.
Ia mengingatkan pada para nelayan selalu menjaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan karena hingga saat ini penyebaran COVID-19 belum selesai.
"Selain itu, hal yang tidak kalah pentingnya lagi adalah para nelayan harus melihat kondisi cuaca saat hendak melaut. Jika cuaca sudah terlihat tidak bersahabat, kami imbau nelayan tidak melaut daripada membahayakan keselamatan jiwa," katanya.
Pewarta : Kutnadi
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terdampak rob, aktivitas lelang ikan TPI Wonokerto Pekalongan dipercepat
05 June 2020 11:08 WIB, 2020
Terpengaruh cuaca, target PAD TPI Pekalongan terancam tidak tercapai
23 September 2019 10:54 WIB, 2019