Peternak diingatkan waspada penularan "zoonosis"
Rabu, 15 September 2021 20:17 WIB
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan Ilena Palupi memberikan arahan pada peternak pada kegiatan sosialisasi Penyakit Zoonosis, Pencegahan, dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular di Pekalongan, Rabu (15/9/2021). ANTARA/HO-Humas Kota Pekalongan
Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mengingatkan para peternak agar waspada terhadap penularan "zoonosis" karena penyebaran penyakit itu berasal dari hewan ke manusia.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan Ilena Palupi di Pekalongan, Rabu, mengatakan bahwa pada umumnya, zoonosis bisa disebabkan adanya virus, bakteri, cacing, atau protozoa (hewan bersel satu) pada hewan tertentu.
"Zoonosis merupakan penyakit menular dari hewan ke manusia. Adapun, penularan penyakit tersebut biasanya karena manusia berkontak secara langsung dengan hewan yang sedang terpapar suatu penyakit atau mengkonsumsi bahan pangan asal hewan tersebut," katanya.
Baca juga: Antisipasi gejolak pasar, peternak di Boyolali didorong jalin pola kemitraan
Ilena Palupi pada kegiatan sosialisasi Penyakit Zoonosis, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular, mengatakan sosialisasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan sumber daya manusia (SDM) masyarakat khususnya peternak ruminansia tentang penyakit zoonosis dan cara pencegahannya.
"Kami mengundang peternak ruminansia yakni peternak sapi, kambing, domba dan kerbau agar mereka mengetahui bagaimana mencegah seawal mungkin di tingkat peternakan. Masyarakat bisa menangani secara mandiri melakukan pertolongan pertama pada hewan ternaknya dan bagaimana menghubungi dokter hewan," katanya.
Menurut dia, terdapat satu jenis penyakit zoonosis yang kini belum bebas yaitu "brucellosis" pada sapi yang dikhawatirkan menular kepada manusia melalui produk susu yang terkontaminasi yang berasal dari hewan yang telah terinfeksi bakteri "Brucella".
"Oleh karena, kami akan terus mengupayakan edukasi kepada para peternak dan mengoptimalkan SDM dari petugas medik veteriner maupun paramedik yang ada untuk bekerja sama dalam melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis," katanya.
Ia berharap bagi peternak yang mempunyai keterampilan dan pengetahuan terutama pada masalah kegawatdaruratan penyakit zoonosis agar melakukan langkah apa yang tepat untuk mencegah penyakit itu.
"Kami selalu rutin melakukan uji sampel darah sapi ke Balai Veteriner Semarang atau Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta. Hasil uji sampel itu menjadi bahan evaluasi kami apabila ada ternak yang terjangkit penyakit tersebut bisa dikendalikan yaitu dengan melakukan karantina ternak tersebut," katanya.
Baca juga: Pemkab Banyumas dorong petani jagung bersinergi dengan peternak ayam
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan Ilena Palupi di Pekalongan, Rabu, mengatakan bahwa pada umumnya, zoonosis bisa disebabkan adanya virus, bakteri, cacing, atau protozoa (hewan bersel satu) pada hewan tertentu.
"Zoonosis merupakan penyakit menular dari hewan ke manusia. Adapun, penularan penyakit tersebut biasanya karena manusia berkontak secara langsung dengan hewan yang sedang terpapar suatu penyakit atau mengkonsumsi bahan pangan asal hewan tersebut," katanya.
Baca juga: Antisipasi gejolak pasar, peternak di Boyolali didorong jalin pola kemitraan
Ilena Palupi pada kegiatan sosialisasi Penyakit Zoonosis, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular, mengatakan sosialisasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan sumber daya manusia (SDM) masyarakat khususnya peternak ruminansia tentang penyakit zoonosis dan cara pencegahannya.
"Kami mengundang peternak ruminansia yakni peternak sapi, kambing, domba dan kerbau agar mereka mengetahui bagaimana mencegah seawal mungkin di tingkat peternakan. Masyarakat bisa menangani secara mandiri melakukan pertolongan pertama pada hewan ternaknya dan bagaimana menghubungi dokter hewan," katanya.
Menurut dia, terdapat satu jenis penyakit zoonosis yang kini belum bebas yaitu "brucellosis" pada sapi yang dikhawatirkan menular kepada manusia melalui produk susu yang terkontaminasi yang berasal dari hewan yang telah terinfeksi bakteri "Brucella".
"Oleh karena, kami akan terus mengupayakan edukasi kepada para peternak dan mengoptimalkan SDM dari petugas medik veteriner maupun paramedik yang ada untuk bekerja sama dalam melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis," katanya.
Ia berharap bagi peternak yang mempunyai keterampilan dan pengetahuan terutama pada masalah kegawatdaruratan penyakit zoonosis agar melakukan langkah apa yang tepat untuk mencegah penyakit itu.
"Kami selalu rutin melakukan uji sampel darah sapi ke Balai Veteriner Semarang atau Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta. Hasil uji sampel itu menjadi bahan evaluasi kami apabila ada ternak yang terjangkit penyakit tersebut bisa dikendalikan yaitu dengan melakukan karantina ternak tersebut," katanya.
Baca juga: Pemkab Banyumas dorong petani jagung bersinergi dengan peternak ayam
Pewarta : Kutnadi
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kementan RI : Varietas unggul baru tanam padi lahan payau hasilkan 7,1 ton/ha
14 November 2024 17:47 WIB
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB