Magelang (ANTARA) - Masyarakat Kota Magelang, Jateng menyambut baik program Wifi gratis setiap rukun warga yang dicanangkan pemkot karena bermanfaat memenuhi kebutuhan komunikasi dan informasi setiap saat, apalagi di tengah pandemi ini segala sesuatu membutuhkan akses internet.

"Wifi saat ini bukan lagi sesuatu yang mewah, tetapi sudah jadi kebutuhan pokok. Untuk belajar daring anak-anak, bekerja, sampai pemantauan CCTV," kata warga RW03 Kelurahan Wates, Kecamatan Magelang Utara, Ira Setyaningsih, di Magelang, Selasa.

Dia mengatakan sejak pandemi COVID-19 anak-anak biasanya belajar daring tetapi menumpang di rumah warga yang memiliki WiFi.

"Tentu saja kalau numpang tergantung pemilik yang punya WiFi, misalnya terkait durasinya, 'password'-nya (kata kunci) dan sebagainya," katanya.

Ketua RT01/RW03 Kelurahan Wates Ludy Hermawan mengatakan belum lama ini warga sudah membahas terkait dengan permintaan WiFi kepada Pemkot Magelang.

Warga pun, kata dia, antusias jika program tersebut segera direalisasikan.

"Kami sudah membahas di rapat warga, memang mengajukan pemasangan WiFi, untuk kegiatan daring anak-anak dan menunjang kebutuhan masyarakat lainnya, termasuk sarana pemantauan CCTV di kampung," katanya.

Menurut dia, program tersebut harus jelas, antara lain peruntukkan, teknis dan lokasi pemasangan, serta perawatan.

"Jangan sampai nanti justru jadi kendala, peruntukkannya tidak sesuai, sampai menimbulkan konflik atau kecemburuan antarwarga," katanya dalam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemerintah Kota Magelang.

Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Magelang Handini Rahayu menjelaskan WiFi untuk RW salah satu program unggulan Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz untuk mendukung program Balai Belajar, pengembangan potensi usaha, dan kebutuhan masyarakat lainnya.

"WiFi untuk RW ini adalah program unggulan Wali Kota Magelang terkait Balai Belajar, digunakan untuk memberikan 'support' (dukungan) masyarakat tidak mampu, khususnya pelajar, sebagai sarana daring, dan sebagainya," katanya.

Selain itu, kata dia, untuk pengembangan potensi RT/RW, seperti UMKM, yang saat ini banyak diarahkan lewat daring dalam pemasarannya.

Ia mengakui program ini menimbulkan kekhawatiran terkait dengan pemanfaatannya.

"Memang ada kekhawatiran, apakah akan dimanfaatkan dengan baik. Tetapi itu jadi tantangan tersendiri bagi pemerintah. Pasti akan dibuat rambu/ketentuan siapa yang bertanggung jawab, caranya, dan siapa saja yang boleh mengakses dan hal teknis lainnya," katanya.

Bahkan, pihaknya akan bekerja sama dengan provider agar mereka membatasi atau hanya menyediakan layanan yang sesuai, misalnya hanya konten pendidikan yang bisa diakses.

Hal itu, kata dia, untuk mengantisipasi penyalahgunaan pemanfaatan untuk berbagai hal yang tidak perlu.

Ia menyebut program ini termasuk bagian dari program Rp30 juta per RT yang merupakan satu rangkaian dengan program Balai Belajar.

Pengaturan terkait dengan teknis dan protokol kesehatan (prokes) pencegahan COVID-19 diserahkan kepada masing-masing RW.

Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz menyampaikan WiFi gratis di tiap RW merupakan pemenuhan janji saat dirinya berkampanye pada Pilkada 2020.

Dia mengharapkan masyarakat bisa mengambil manfaat yang positif atas layanan itu.

Selain untuk belajar daring, kata dia, sebagai pendukung UMKM dan mewujudkan 1.500 bisnis rintisan.

"Masyarakat bisa memanfaatkan WiFi gratis ini untuk hal-hal positif, menjadi sarana untuk memasarkan UMKM, meningkatkan pengetahuan tentang kemajuan di sekitarnya, juga ditujukan untuk mewujudkan 1.500 'start up' (bisnis rintisan). Kami harapkan WiFi digunakan dengan optimal dan maksimal," katanya.