Penyandang disabilitas didorong mampu mandiri ekonomi
Rabu, 29 September 2021 19:04 WIB
Salah satu peserta pelatihan barista dari penyandang disabilitas sedang mengikuti praktik meracik minuman kopi di Canting Londo Solo, Rabu (29/9/2021). ANTARA/Aris Wasita
Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta mendorong penyandang disabilitas mampu mandiri dari sisi ekonomi melalui penyelenggaraan Pelatihan Barista dan Sertifikasi Kompetensi yang dilaksanakan pada 28-30 September 2021.
"Kegiatan ini melibatkan masyarakat Kota Solo baik umum maupun inklusif. Ada 20 peserta, 10 di antaranya merupakan penyandang disabilitas dan 10 yang lain masyarakat umum," kata Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Surakarta Miske di sela pelatihan di Canting Londo Solo, Rabu.
Ia mengatakan kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk memfasilitasi masyarakat Kota Solo agar bisa memiliki sertifikat kompetensi sebagai modal mencari pekerjaan dan berwirausaha.
"Kalau bisa meningkatkan kompetensinya untuk berwirausaha, memfasilitasi mungkin melalui dinas terkait bisa memberikan bantuan permodalan. Memang mereka sudah ada rencana untuk membuat komunitas barista disabilitas," katanya.
Ke depan, pihaknya juga akan memberikan pendampingan berupaya evaluasi dan monitoring.
"Dengan sertifikasi ini kami arahkan mereka untuk mendapatkan pekerjaan," katanya.
Pada kesempatan yang sama, salah satu mentor pelatihan Deril Juniart mengapresiasi antusiasme peserta barista. Ia berharap pelatihan tersebut mampu menjawab kebutuhan peracik kopi di Solo seiring dengan menjamurnya kedai kopi di kota tersebut.
"Dari yang saya lihat, dalam satu bulan minimum ada lima kedai kopi yang buka di Solo dan untuk setiap kedainya paling tidak butuh 4-8 barista," katanya.
Ia mengatakan jika dibandingkan dengan tahun 2020, jumlah kedai kopi pada tahun ini mengalami kenaikan hingga 400 persen.
"Oleh karena itu, sertifikasi ini merupakan standar kerja. Kalau sudah dapat sertifikasi itu akan mempermudah mereka untuk membangun suatu usaha baru dengan coffee shop," kata Kepala Instruktur Solo Barista Course ini.
Salah satu peserta Darmanto mengatakan dengan adanya pelatihan ini ke depan ingin membuka kedai sehingga bisa menciptakan lapangan kerja bagi kaum disabilitas yang lain.
"Saya sendiri penikmat kopi, dulu saya pernah belajar kopi tetapi kurang maksimal. Makanya saat ada pelatihan ini saya langsung mendaftar," kata warga Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan Solo ini.
"Kegiatan ini melibatkan masyarakat Kota Solo baik umum maupun inklusif. Ada 20 peserta, 10 di antaranya merupakan penyandang disabilitas dan 10 yang lain masyarakat umum," kata Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Surakarta Miske di sela pelatihan di Canting Londo Solo, Rabu.
Ia mengatakan kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk memfasilitasi masyarakat Kota Solo agar bisa memiliki sertifikat kompetensi sebagai modal mencari pekerjaan dan berwirausaha.
"Kalau bisa meningkatkan kompetensinya untuk berwirausaha, memfasilitasi mungkin melalui dinas terkait bisa memberikan bantuan permodalan. Memang mereka sudah ada rencana untuk membuat komunitas barista disabilitas," katanya.
Ke depan, pihaknya juga akan memberikan pendampingan berupaya evaluasi dan monitoring.
"Dengan sertifikasi ini kami arahkan mereka untuk mendapatkan pekerjaan," katanya.
Pada kesempatan yang sama, salah satu mentor pelatihan Deril Juniart mengapresiasi antusiasme peserta barista. Ia berharap pelatihan tersebut mampu menjawab kebutuhan peracik kopi di Solo seiring dengan menjamurnya kedai kopi di kota tersebut.
"Dari yang saya lihat, dalam satu bulan minimum ada lima kedai kopi yang buka di Solo dan untuk setiap kedainya paling tidak butuh 4-8 barista," katanya.
Ia mengatakan jika dibandingkan dengan tahun 2020, jumlah kedai kopi pada tahun ini mengalami kenaikan hingga 400 persen.
"Oleh karena itu, sertifikasi ini merupakan standar kerja. Kalau sudah dapat sertifikasi itu akan mempermudah mereka untuk membangun suatu usaha baru dengan coffee shop," kata Kepala Instruktur Solo Barista Course ini.
Salah satu peserta Darmanto mengatakan dengan adanya pelatihan ini ke depan ingin membuka kedai sehingga bisa menciptakan lapangan kerja bagi kaum disabilitas yang lain.
"Saya sendiri penikmat kopi, dulu saya pernah belajar kopi tetapi kurang maksimal. Makanya saat ada pelatihan ini saya langsung mendaftar," kata warga Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan Solo ini.
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kampoeng Kopi Banaran tawarkan wisata edukasi "Barista Class" di alam terbuka
24 July 2019 21:00 WIB, 2019