BTNGMb uji coba buka satu jalur wisata pendakian Merbabu
Jumat, 8 Oktober 2021 5:43 WIB
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) Johan Setiawan,( kanan) saat memberikan keterangamn terkait pendakian di Kantor BTNGMb Boyolali, Kamis (7/10/.2021). ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Boyolali (ANTARA) - Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) Boyolali di Provinsi Jawa Tengah, menyebutkan mulai uji coba membuka satu dari lima jalur wisata pendakian Gunung Merbabu setelah turun PPKM ke level 2 di wilayahnya.
BTNGMb baru membuka satu jalur pendakian yakni Thekelan di Desa Kopeng, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, sedangkan untuk jalur Magelang dan Boyolali belum dibuka dan masih menunggu rekomendasi pemerintah daerah setempat," kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) Johan Setiawan, di Boyolali, Kamis.
Johan mengatakan empat jalur mendakian yang belum dibuka yakni jalur Cunthel di Dusun Cunthel, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, jalur Selo di Dukuh Genting, Desa Tarubatang, Kabupaten Boyolali, jalur Suwanting di Dusun Suwanting, Desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan, dan jalur Wekas di Kecamatan Pakis, keduanya di Kabupaten Magelang.
Pada jalur pendakian Thekelan Kabupaten Semarang mulai dibuka sejak Selasa (5/10), dan pada pertama dibuka pendaki yang melakukan pendakian ke puncak Merbabu, ada sebanyak 19 orang. Para pendaki saat melakukan pendakian dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes).
"Di pintu pendakian ada petugas yang memeriksa pendaki termasuk penerapan Prokes dengan mengukur suhu, memakai masker, dan dengan aplikasi peduli lindungi. Hal ini, sesuai dengan instruksi pemerintah juga jumlah pendaki dibatasi sekitar 25 persen setiap jalur pendakian," kata Johan.
Pendaki yang akan melakukan pendakian ke puncak Gunung Merbabu melalui pintu pendakian yang dikelola oleh BTNGMb, diwajibkan sudah divaksin sebanyak dua kali. Mereka akan dicek melalui aplikasi peduli lindungi untuk mengecek kondisi pendaki.
Johan mengatakan petugasnya di setiap pintu pendakian ke puncak Merbabu akan memberikan pemahaman edukasi terkait menjaga prokes meski di alam terbuka pegunungan.
Pendakian Merbabu jika dirata-rata kuota untuk mendakian melalui pendaftaran "booking online"untuk satu minggu sudah habis. "Weeked kuota sudah habis karena dibatasi sesuai instruksi bupati maksimal 25 persen dari kuota jalur. Misalnya, di jalur pintu pendakian Thekelan 25 persennya itu, 98 orang," katanya.
Johan mengatakan jalur pendakian Merbabu yang lainnya seperti pintu pendakian Magelang dan Boyolali hingga kini masih berproses. Pihaknya sudah mengirimkan surat ke Bupati Magelang dan Boyolali untuk meminta izin serta rekomendasi dari Satgas COVID-19, baik desa, kecamatan dan kabupaten.
"Kami yang sudah mendapat rekomendasi baru Kabupaten Semarang, sedangkan Kabupaten Magelang ada sinyal segera turun. Boyolali sedang proses, jika sudah mendapatkan rekomendasi jalur Selo di Dukuh Genting, Desa Tarubatang, Kabupaten Boyolali segera dibuka," katanya.
Kuota pendakian dengan batas 25 persen, jumlahnya setiap jalur berbeda-beda tergantung daya dukung dan kapasitasnya. sehingga setiap jalur tergantung panjang pendeknya seberapa titik tampung pendaki.
BTNGMb baru membuka satu jalur pendakian yakni Thekelan di Desa Kopeng, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, sedangkan untuk jalur Magelang dan Boyolali belum dibuka dan masih menunggu rekomendasi pemerintah daerah setempat," kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) Johan Setiawan, di Boyolali, Kamis.
Johan mengatakan empat jalur mendakian yang belum dibuka yakni jalur Cunthel di Dusun Cunthel, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, jalur Selo di Dukuh Genting, Desa Tarubatang, Kabupaten Boyolali, jalur Suwanting di Dusun Suwanting, Desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan, dan jalur Wekas di Kecamatan Pakis, keduanya di Kabupaten Magelang.
Pada jalur pendakian Thekelan Kabupaten Semarang mulai dibuka sejak Selasa (5/10), dan pada pertama dibuka pendaki yang melakukan pendakian ke puncak Merbabu, ada sebanyak 19 orang. Para pendaki saat melakukan pendakian dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes).
"Di pintu pendakian ada petugas yang memeriksa pendaki termasuk penerapan Prokes dengan mengukur suhu, memakai masker, dan dengan aplikasi peduli lindungi. Hal ini, sesuai dengan instruksi pemerintah juga jumlah pendaki dibatasi sekitar 25 persen setiap jalur pendakian," kata Johan.
Pendaki yang akan melakukan pendakian ke puncak Gunung Merbabu melalui pintu pendakian yang dikelola oleh BTNGMb, diwajibkan sudah divaksin sebanyak dua kali. Mereka akan dicek melalui aplikasi peduli lindungi untuk mengecek kondisi pendaki.
Johan mengatakan petugasnya di setiap pintu pendakian ke puncak Merbabu akan memberikan pemahaman edukasi terkait menjaga prokes meski di alam terbuka pegunungan.
Pendakian Merbabu jika dirata-rata kuota untuk mendakian melalui pendaftaran "booking online"untuk satu minggu sudah habis. "Weeked kuota sudah habis karena dibatasi sesuai instruksi bupati maksimal 25 persen dari kuota jalur. Misalnya, di jalur pintu pendakian Thekelan 25 persennya itu, 98 orang," katanya.
Johan mengatakan jalur pendakian Merbabu yang lainnya seperti pintu pendakian Magelang dan Boyolali hingga kini masih berproses. Pihaknya sudah mengirimkan surat ke Bupati Magelang dan Boyolali untuk meminta izin serta rekomendasi dari Satgas COVID-19, baik desa, kecamatan dan kabupaten.
"Kami yang sudah mendapat rekomendasi baru Kabupaten Semarang, sedangkan Kabupaten Magelang ada sinyal segera turun. Boyolali sedang proses, jika sudah mendapatkan rekomendasi jalur Selo di Dukuh Genting, Desa Tarubatang, Kabupaten Boyolali segera dibuka," katanya.
Kuota pendakian dengan batas 25 persen, jumlahnya setiap jalur berbeda-beda tergantung daya dukung dan kapasitasnya. sehingga setiap jalur tergantung panjang pendeknya seberapa titik tampung pendaki.
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024