Semarang (ANTARA) - Petugas gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan RSUD Ambarawa mendirikan tenda di luar rumah sakit sebagai antisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat gempa.

Gempa bumi yang mengguncang wilayah Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah dan sekitarnya sejak Sabtu (23/10) hingga Minggu, sempat menimbulkan kepanikan pasien di RSUD Ambarawa.

"Pasien sempat panik, tapi mereka tetap menjalani perawatan di rumah sakit," kata Kepala BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto.

Baca juga: Gempa di Kabupaten Semarang diikuti 31 gempa susulan
Baca juga: 14 kejadian gempa guncang Salatiga dan sekitarnya

Tiga pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit tersebut sempat dievakuasi untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, karena penanganannya membutuhkan prosedur khusus.

Heru mengatakan terdapat retakan di salah satu ruangan di rumah sakit tersebut. "Ada retakan tipis di salah satu ruangan," katanya.

Menurut dia, pada hari ini setidaknya terdapat dua gempa susulan yang masih dirasakan warga di sekitar wilayah tersebut.

BMKG mencatat terjadi rentetan gempa Bumi di Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa, Provinsi Jawa Tengah sejak Sabtu (23/10) dinihari pukul 00.32 WIB yang dipicu oleh sesar aktif.

Episenter gempa terletak pada koordinat 7,296 LS dan 110,38568 BT tepatnya di darat pada jarak 13 km arah Barat laut Kota Salatiga dengan kedalaman hiposenter 6 km.

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa memiliki magnitude 3,0 diikuti tujuh kali rentetan gempa susulan (aftershocks), dengan magnitudo 2,9 kemudian 2,5 selanjutnya 2,5 lalu 2,6 dan 2,1 serta 3,0 dan 2,7 yang terjadi pukul 6.44.56 WIB.

BMKG mencatat setidaknya 31 gempa susulan yang terjadi hingga Minggu siang.