Kompak prihatin banyak bocah merokok, minta PP No. 109 direvisi
Selasa, 23 November 2021 16:54 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menerima mural tentang bahaya rokok dari sekelompok anak muda, di Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa (23/11/2021). ANTARA/HO-KSP.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menerima mural tentang bahaya rokok yang dibuat sekelompok anak muda dari berbagai organisasi kepemudaan yang terhimpun dalam Koalisi Masyarakat Peduli Kesehatan (Kompak), di Gedung Bina Graha, Jakarta, Selasa.
Perwakilan dari Indonesian Youth Council for Tobacco Control (IYCTC) Rama Tantra menyampaikan tujuan menyerahkan mural tersebut karena keresahan atas perilaku merokok anak usia 10-18 tahun.
“Sebenarnya tujuan kami datang ke mari berangkat dari keresahan kami terhadap perilaku merokok anak usia 10-18 tahun yang merupakan korban dari industri rokok. Kami menyayangkan ketiadaan regulasi yang mengatur pembuatan, peredaran dan iklan rokok. Bahkan, saat ini rokok elektrik sudah banyak digunakan anak-anak,” kata Rama Tantra dalam siaran pers KSP.
Tujuan mereka datang ke Gedung Bina Graha juga untuk meminta Presiden Joko Widodo untuk segera melakukan revisi PP No. 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.
Sebelumnya, Rama dan sekitar 80 anak muda lainnya melakukan aksi kreatif parade mural Hari Kesehatan Nasional di Kawasan Taman Patung Kuda, Jakarta, Rabu (17/11).
Anak-anak muda ini mengampanyekan gerakan #Delapankomatujuh untuk mendukung tujuan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 (RPJMN) yang menargetkan penurunan prevalensi merokok pada usia anak dan remaja dari 9,4 menjadi 8,7 pada tahun 2024.
Kini setelah diterima langsung oleh Kepala Staf Kepresidenan, Rama dan kawan-kawan mengaku sangat lega dan berterima kasih atas perhatian yang diberikan oleh Pemerintah.
Tenaga Ahli Utama KSP Joanes Joko menyampaikan KSP sangat terbuka mendengarkan aspirasi masyarakat, termasuk anak muda.
“KSP sangat terbuka untuk mendengarkan aspirasi dan berdiskusi dengan masyarakat, termasuk juga anak muda. Bonus demografi 2030 ini sudah dekat dan momen ini hanya terjadi sekali dalam sejarah negara modern, oleh karena itu anak muda adalah aset yang perlu didengarkan dan disiapkan dengan baik,” kata Joanes Joko.
Tenaga Ahli KSP Erlinda menambahkan, KSP sendiri melaksanakan fungsi memberikan dukungan percepatan pelaksanaan, monitor dan evaluasi program prioritas nasional dan isu strategis. Jika program-program prioritas nasional tersebut dalam pelaksanaannya mengalami hambatan, maka KSP akan bergerak untuk menyelesaikan masalah tersebut.
"Isu kesehatan anak adalah salah satu kebijakan yang menjadi perhatian pemerintah. Oleh karenanya, permasalahan rokok yang mengganggu kesehatan anak ini juga menjadi tugas bagi KSP untuk dikawal dan ditemukan solusinya,” ujar Tenaga Ahli KSP Erlinda.
Selain itu, Erlinda juga menjamin bahwa KSP akan selalu menjunjung tinggi jaminan perlindungan untuk anak-anak dan remaja.
Perwakilan dari Indonesian Youth Council for Tobacco Control (IYCTC) Rama Tantra menyampaikan tujuan menyerahkan mural tersebut karena keresahan atas perilaku merokok anak usia 10-18 tahun.
“Sebenarnya tujuan kami datang ke mari berangkat dari keresahan kami terhadap perilaku merokok anak usia 10-18 tahun yang merupakan korban dari industri rokok. Kami menyayangkan ketiadaan regulasi yang mengatur pembuatan, peredaran dan iklan rokok. Bahkan, saat ini rokok elektrik sudah banyak digunakan anak-anak,” kata Rama Tantra dalam siaran pers KSP.
Tujuan mereka datang ke Gedung Bina Graha juga untuk meminta Presiden Joko Widodo untuk segera melakukan revisi PP No. 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan.
Sebelumnya, Rama dan sekitar 80 anak muda lainnya melakukan aksi kreatif parade mural Hari Kesehatan Nasional di Kawasan Taman Patung Kuda, Jakarta, Rabu (17/11).
Anak-anak muda ini mengampanyekan gerakan #Delapankomatujuh untuk mendukung tujuan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 (RPJMN) yang menargetkan penurunan prevalensi merokok pada usia anak dan remaja dari 9,4 menjadi 8,7 pada tahun 2024.
Kini setelah diterima langsung oleh Kepala Staf Kepresidenan, Rama dan kawan-kawan mengaku sangat lega dan berterima kasih atas perhatian yang diberikan oleh Pemerintah.
Tenaga Ahli Utama KSP Joanes Joko menyampaikan KSP sangat terbuka mendengarkan aspirasi masyarakat, termasuk anak muda.
“KSP sangat terbuka untuk mendengarkan aspirasi dan berdiskusi dengan masyarakat, termasuk juga anak muda. Bonus demografi 2030 ini sudah dekat dan momen ini hanya terjadi sekali dalam sejarah negara modern, oleh karena itu anak muda adalah aset yang perlu didengarkan dan disiapkan dengan baik,” kata Joanes Joko.
Tenaga Ahli KSP Erlinda menambahkan, KSP sendiri melaksanakan fungsi memberikan dukungan percepatan pelaksanaan, monitor dan evaluasi program prioritas nasional dan isu strategis. Jika program-program prioritas nasional tersebut dalam pelaksanaannya mengalami hambatan, maka KSP akan bergerak untuk menyelesaikan masalah tersebut.
"Isu kesehatan anak adalah salah satu kebijakan yang menjadi perhatian pemerintah. Oleh karenanya, permasalahan rokok yang mengganggu kesehatan anak ini juga menjadi tugas bagi KSP untuk dikawal dan ditemukan solusinya,” ujar Tenaga Ahli KSP Erlinda.
Selain itu, Erlinda juga menjamin bahwa KSP akan selalu menjunjung tinggi jaminan perlindungan untuk anak-anak dan remaja.
Pewarta : Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024