Merapi luncurkan 15 kali guguran lava pijar
Rabu, 24 November 2021 12:54 WIB
ilustrasi - Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran dipotret dari Srumbung, Magelang, Jateng, Kamis (6/5/2021). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/hp/pri
Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah 15 kali mengeluarkan guguran lava pijar pada Rabu.
Guguran lava pijar itu meluncur dengan jarak maksimum sejauh 2.000 meter ke arah barat daya mulai pukul 00.00 sampai 06.00 WIB.
Menurut Kepala BPPTKG, Hanik Humaida ,selama periode pengamatan itu Merapi juga mengalami 37 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-8 mm selama 20-121 detik dan satu kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 38 mm selama 13 detik.
Pada Rabu pagi, asap berwarna putih juga terpantau keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas setinggi 25-50 meter di atas puncak.
Sementara pada periode pengamatan Selasa (23/11) pukul 00.00-24.00 WIB, Gunung Merapi tercatat 13 kali meluncurkan guguran lava dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke arah barat.
Berdasarkan pengamatan visual aktivitas Gunung Merapi periode 12-18 November 2021, BPPTKG menyatakan tidak ada perubahan morfologi yang signifikan, baik pada kubah barat daya maupun kubah tengah Merapi.
Volume kubah lava barat daya tercatat sebesar 1.610.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.927.000 meter kubik.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level III atau siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Guguran lava pijar itu meluncur dengan jarak maksimum sejauh 2.000 meter ke arah barat daya mulai pukul 00.00 sampai 06.00 WIB.
Menurut Kepala BPPTKG, Hanik Humaida ,selama periode pengamatan itu Merapi juga mengalami 37 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-8 mm selama 20-121 detik dan satu kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 38 mm selama 13 detik.
Pada Rabu pagi, asap berwarna putih juga terpantau keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas setinggi 25-50 meter di atas puncak.
Sementara pada periode pengamatan Selasa (23/11) pukul 00.00-24.00 WIB, Gunung Merapi tercatat 13 kali meluncurkan guguran lava dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke arah barat.
Berdasarkan pengamatan visual aktivitas Gunung Merapi periode 12-18 November 2021, BPPTKG menyatakan tidak ada perubahan morfologi yang signifikan, baik pada kubah barat daya maupun kubah tengah Merapi.
Volume kubah lava barat daya tercatat sebesar 1.610.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.927.000 meter kubik.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level III atau siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Pewarta : Luqman Hakim
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
BPJAMSOSTEK genjot kepesertaan 40 persen dengan optimalisasi ekosistem desa
10 October 2024 14:06 WIB