110 sekolah rusak di Kudus diperbaiki mulai Maret
Senin, 17 Januari 2022 15:16 WIB
Kondisi plafon ruang kelas di SD Negeri 2 Klaling, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tampak berlubang dan diberi penyangga batang bambu karena sudah lapuk. ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif.
Kudus (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menargetkan perbaikan 110 sekolah rusak tingkat sekolah dasar (SD) dan SMP dimulai awal Maret 2022 dengan harapan bisa digunakan kembali untuk kegiatan belajar mengajar dengan nyaman.
"Adapun besarnya anggaran untuk perbaikan 110 sekolah rusak tersebut sekitar Rp22 miliar melalui APBD 2022," kata Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus M. Zubaedi di Kudus, Senin.
Ia mengungkapkan dari 110 sekolah tersebut, meliputi tingkat SD sebanyak 100 sekolah dan tingkat SMP sebanyak 10 sekolah.
Sekolah yang menjadi sasaran perbaikan tersebut, tersebar di sembilan kecamatan dengan jumlah sekolah terbanyak untuk tingkat SD di Kecamatan Mejobo dan Kaliwungu masing-masing ada 14 sekolah, disusul Kecamatan Undaan ada 13 sekolah, dan paling sedikit di Kecamatan Kota ada enam sekolah.
Sementara untuk tingkat SMP tersebar di Kecamatan Bae ada dua sekolah, Kecamatan Undaan ada tiga sekolah, Kecamatan Jekulo ada dua sekolah, sementara di Kecamatan Gebog, Kota dan Jati masing-masing ada satu sekolah.
"Lamanya pengerjaan rehabilitasi gedung sekolah tersebut, berkisar 60 hari. Namun ada kontraktor yang bisa mengerjakannya dalam waktu sebulan," ujarnya.
Ketika perbaikan, maka proses belajar mengajar siswa bisa memanfaatkan ruangan lainnya seperti ruangan guru maupun perpustakaan atau mengatur jadwal masuknya agar semuanya bisa mengikuti pembelajaran tatap muka.
Anggaran tahun 2022 tersebut, termasuk untuk perbaikan SD 2 Klaling, Kecamatan Jekulo yang dikabarkan plafonnya juga ambrol mendapatkan alokasi anggaran Rp200 juta.
Kepala SD 2 Klaling Kusiyah mengakui kondisi ruang kelas 1 hinga kelas 6 sudah rusak sejak dirinya ditugaskan tahun 2018. Sebelumnya juga sudah mengajukan proposal perbaikan ruang kelas 1, 6 dan 5 pada tahun 2019, kemudian 2020 diverifikasi dan mendapatkan persetujuan.
"Hanya saja, kondisinya diperparah saat masa pandemi karena ada plafon yang ambrol. Saat pembelajaran tatap muka seperti sekarang juga khawatir, terlebih curah hujan mulai meningkat," ujarnya.
"Adapun besarnya anggaran untuk perbaikan 110 sekolah rusak tersebut sekitar Rp22 miliar melalui APBD 2022," kata Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus M. Zubaedi di Kudus, Senin.
Ia mengungkapkan dari 110 sekolah tersebut, meliputi tingkat SD sebanyak 100 sekolah dan tingkat SMP sebanyak 10 sekolah.
Sekolah yang menjadi sasaran perbaikan tersebut, tersebar di sembilan kecamatan dengan jumlah sekolah terbanyak untuk tingkat SD di Kecamatan Mejobo dan Kaliwungu masing-masing ada 14 sekolah, disusul Kecamatan Undaan ada 13 sekolah, dan paling sedikit di Kecamatan Kota ada enam sekolah.
Sementara untuk tingkat SMP tersebar di Kecamatan Bae ada dua sekolah, Kecamatan Undaan ada tiga sekolah, Kecamatan Jekulo ada dua sekolah, sementara di Kecamatan Gebog, Kota dan Jati masing-masing ada satu sekolah.
"Lamanya pengerjaan rehabilitasi gedung sekolah tersebut, berkisar 60 hari. Namun ada kontraktor yang bisa mengerjakannya dalam waktu sebulan," ujarnya.
Ketika perbaikan, maka proses belajar mengajar siswa bisa memanfaatkan ruangan lainnya seperti ruangan guru maupun perpustakaan atau mengatur jadwal masuknya agar semuanya bisa mengikuti pembelajaran tatap muka.
Anggaran tahun 2022 tersebut, termasuk untuk perbaikan SD 2 Klaling, Kecamatan Jekulo yang dikabarkan plafonnya juga ambrol mendapatkan alokasi anggaran Rp200 juta.
Kepala SD 2 Klaling Kusiyah mengakui kondisi ruang kelas 1 hinga kelas 6 sudah rusak sejak dirinya ditugaskan tahun 2018. Sebelumnya juga sudah mengajukan proposal perbaikan ruang kelas 1, 6 dan 5 pada tahun 2019, kemudian 2020 diverifikasi dan mendapatkan persetujuan.
"Hanya saja, kondisinya diperparah saat masa pandemi karena ada plafon yang ambrol. Saat pembelajaran tatap muka seperti sekarang juga khawatir, terlebih curah hujan mulai meningkat," ujarnya.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Bupati Demak apresiasi donasi pegawai PLN tambah daya gratis 110 rumah ibadah
14 April 2023 11:33 WIB, 2023
Generali Indonesia hadirkan proteksi jiwa-penyakit kritis 110 persen premi kembali
14 February 2023 21:27 WIB, 2023
Perlu diungkap asal usul "big data" 110 juta pendukung penundaan pemilu
16 April 2022 11:08 WIB, 2022
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Membangun karakter bangsa tangguh dengan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
08 January 2025 11:46 WIB