Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku optimistis bisa mencapai target realisasi investasi sebesar Rp1.200 triliun pada 2022.

Meski tidak mudah, Bahlil yakin target tersebut bisa tercapai dengan adanya UU Cipta Kerja dan fokus pemerintah untuk terus mendorong hilirisasi.

"Saya yakin dengan pengalaman dua tahun, yaitu 2020 dan 2021, dengan perubahan pola regulasi lewat UU Cipta Kerja dan tingkat kebutuhan global terhadap sumber daya alam Indonesia. Saya juga yakin karena Bapak Presiden sangat konsisten bangun hilirisasi, maka target Rp1.200 triliun itu dapat kita wujudkan," katanya dalam paparan daring realisasi investasi 2021 di Jakarta, Kamis.

Bahlil pun menjelaskan sejumlah strategi yang akan digunakan untuk bisa mencapai target tersebut.

Pertama, yakni memaksimalkan potensi dari investasi yang telah mendapatkan perizinan dan fasilitas insentif.

"Kemarin saya katakan bahwa ada beberapa perusahaan yang sudah dapat insentif ada kurang lebih Rp2.000 triliun lebih. Ini akan jadi bagian terpenting yang akan jadi skala prioritas kita," katanya.

Strategi lainnya, pemerintah juga akan mendorong percepatan realisasi investasi sejumlah proyek yang sudah diluncurkan pada tahun 2021 lalu.

"Investasi-investasi yang mulai kita launching mulai 2021, baik di awal maupun pertengahan, ini kita akan push mereka segera melakukan konstruksi dengan mempercepat schedule mereka. Contoh bangun pabrik 36 bulan, kita majukan jadi 30 bulan. Ini berarti bisa mempercepat realisasi dan menaikkan angka realisasi," katanya.

Strategi selanjutnya, Bahlil akan membentuk tim untuk bisa menggaet investor-investor global agar masuk ke Indonesia.

Hal itu perlu dilakukan lantaran kemampuan keuangan negara yang tidak akan mampu untuk bisa memenuhi target investasi sebesar Rp1.200 triliun.

"Saya akan bentuk tim, tim ini yang akan melakukan kerja untuk berkompetisi di beberapa negara termasuk di Uni Emirat Arab, China, Korea, Jepang, Eropa dan Amerika," katanya.