![Logo Header Antaranews Jateng](https://jateng.antaranews.co/img/logo-antarajateng.jpg)
Distribusi elpiji 3 kg di Semarang kembali normal
![Image Print](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2025/02/06/1000701349.jpg)
Semarang (ANTARA) - Distribusi liquified petroleum gas (LPG) 3 kilogram atau biasa disebut elpiji melon dari pangkalan ke pengecer atau yang saat ini disebut sub pangkalan mulai normal kembali di Kota Semarang.
Ahmad, pemilik toko sembako yang juga menjadi sub pangkalan elpiji 3 kg di daerah Kota Lama, Semarang Utara, Jawa Tengah, Kamis, mengaku bahwa distribusi gas melon sudah kembali lancar sejak hari Selasa (4/2) lalu.
Ia mengatakan pangkalan sudah kembali mengirim elpiji ke para sub pangkalan seperti biasa, termasuk ke tokonya.
Hal tersebut terjadi usai Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyempurnakan tata kelola penjualan gas melon tersebut dengan mengubah status pengecer menjadi sub pangkalan per 4 Februari lalu.
Ia menjual elpiji melon pada masyarakat dengan harga Rp21.000 per tabungnya, dan dalam satu pekan mendapat kiriman elpiji melon dari pangkalan sebanyak tiga kali, tepatnya pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.
Tiap pengiriman berjumlah 60 tabung gas melon sehingga dalam sepekan Ahmad mendapat 180 tabung elpiji melon dari pangkalan.
Ahmad mengaku sepakat dengan rencana pemerintah untuk mengubah status pengecer menjadi sub pangkalan agar kepastian harga murah gas melon untuk warga tetap terjamin, dan penjual sepertinya tetap bisa berjualan.
"Setuju saya (jadi sub pangkalan, red.) asal barangnya nggak langka lagi dan kami bisa tetap jualan gas seperti biasanya. Kalau kebijakannya baik, kami masyarakat pasti mendukung," katanya.
Senada, penjual gas melon eceran di Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Utara, Rumini yang sudah lebih dari satu dekade berjualan elpiji melon mengakui distribusi gas bersubsidi itu sudah lancar di pangkalan.
"Walau kemarin ada kendala 1-2 hari saja. Sekarang kondisi sudah baik dan normal kembali," katanya.
Ia mengaku menjual elpiji melon seharga Rp21.000, dan dalam satu pekan menerima satu kali pengiriman elpiji melon dari pangkalan sebanyak 40 tabung.
"Kalau bisa pemerintah bisa menerapkan harga patokan yang lebih murah dari itu, dari yang saya jual. Mungkin disamakan seluruh pengecer, biar di rakyat nggak tinggi harganya, karena pemerintah sudah kasih subsidi," katanya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengeluarkan kebijakan pelarangan pengecer menjual elpiji melon untuk mencegah permainan harga di level pengecer, namun kemudian dibatalkan oleh Presiden, dan disempurnakan dengan mengubah status pengecer menjadi sub pangkalan.
Bahlil mengumumkan bahwa seluruh pengecer elpiji 3 kg di Indonesia yang berjumlah sekitar 375 ribu akan dinaikkan statusnya menjadi sub pangkalan untuk memastikan distribusi LPG bersubsidi tepat sasaran dan harga tetap terjangkau.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor:
Immanuel Citra Senjaya
COPYRIGHT © ANTARA 2025