Solo (ANTARA) - Pengamat pariwisata asal Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Deria Adi Wijaya mengatakan kenaikan harga tiket bagi wisatawan yang ingin naik ke Candi Borobudur untuk membatasi jumlah kunjungan.

"Dalam konsep pariwisata kenaikan harga memang harus dilakukan, karena dalam berwisata dikenal dengan adanya konsep daya dukung lingkungan dari suatu objek wisata," katanya di Solo, Selasa.

Ia mengatakan tanpa adanya pembatasan jumlah pengunjung di suatu objek wisata maka daya dukung lingkungan akan rusak.

"Bisa dibayangkan ketika puluhan ribu, bahkan ratusan ribu pengunjung naik ke Candi Borobudur tanpa adanya pembatasan jumlah pengunjung. Daya dukung lingkungannya pasti akan rusak, baik itu batu-batunya yang mengalami korosi, juga aksi vandalisme dari pengunjung yang kurang bertanggung jawab," kata Kepala Program Studi D3 Usaha Perjalanan Wisata (UPW) Sekolah Vokasi (SV) UNS tersebut.

Sebagai bagian dari upaya melindungi peninggalan sejarah tersebut, menurut dia pengunjung perlu diedukasi bahwa perspektif pariwisata sekarang sudah bergeser, yang tadinya menggunakan wisata massal sekarang bergeser menjadi wisata minat khusus.

Ia mengatakan wisata minat khusus saat ini juga sudah dikembangkan di luar negeri, di mana aktivitas wisata tidak lagi menekankan pada kuantitas jumlah kunjungan tetapi lebih kepada kualitas kunjungan.

"Karena dengan makin eksklusif jumlah kunjungan, otomatis kualitas yang didapat dari wisatawan juga bertambah. Baik kualitas dari segi edukasi serta kualitas pengalaman berwisata menjadi jauh lebih baik," katanya.

Oleh karena itu, menurut dia kenaikan harga tiket wajar dilakukan.

"Cuma mungkin itu kaitannya dengan nominalnya berapa, tetapi jangan dipatok terlalu tinggi. Baiknya lebih ditekankan pada pembangunan sistem, juga bagaimana alur untuk kunjungan ke Candi Borobudur supaya meningkatkan kualitas wisata pengunjung, termasuk setelah mengunjungi Candi Borobudur wawasan pengunjung bisa bertambah," katanya.

Sebelumnya, Direktur Utama Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) Edy Setijono menjelaskan bahwa tiket seharga Rp750 ribu/orang bagi turis lokal hanya untuk menaiki Candi Borobudur, sementara harga tiket masuk kawasan candi masih tetap Rp50 ribu/orang untuk wisatawan nusantara.

"Sementara itu, itu kan tiket untuk naik ke candi. Tiket regulernya masih tetap sama untuk wisnus Rp50 ribu, untuk wisman 25 dolar. Hanya tiket untuk ini berlaku cuma sampai pelataran candi saja," katanya.

Baca juga: Biksu Pannyavaro: Penyelamatan Borobudur selayaknya tanpa bayar mahal
Baca juga: Ini tanggapan Ganjar soal tarif ke Borobudur
Baca juga: PT TWC dukung akses naik Borobudur dengan pengaturan kuota