Kudus (ANTARA) - Pedagang pasar Kliwon Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menyatakan kesiapannya melayani pembayaran nontunai menggunakan barcode Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) atau pembayaran menggunakan kode QR.

Ketua Himpunan Pedagang Pasar Kliwon (HPPK) Kudus Sulistyanto di Kudus, Jateng, Senin, mengaku setuju dengan tawaran dari Bank Indonesia agar pedagang melayani pembayaran nontunai, sepanjang diimbangi dengan adanya program-program lainnya yang membantu pedagang.

Program lain yang diharapkan, yakni adanya program tanggung jawab sosial perusahaan (coorporate social responsibility/CSR) dari perbankan untuk meningkatkan kemampuan para pedagang dalam melayani pembayaran non tunai.

Selain itu, imbuh dia, Bank Indonesia juga perlu memberikan pelatihan dan pengadaan jaringan berbasis data internet di semua pasar tradisional.

Pedagang juga membutuhkan bantuan pinjaman atau kredit super lunak untuk meningkatkan usahanya.

Pasar Kliwon Kudus merupakan pasar terbesar di Kabupaten Kudus dengan jumlah pedagang mencapai 2.500-an orang. Sedangkan jumlah ruko sebanyak 36 unit, kemudian 863 kios dan 1.356 los.

Transaksi nontunai di Kabupaten Kudus tidak hanya dijumpai di pusat perbelanjaan modern, karena pedagang kaki lima (PKL) juga sudah banyak yang menerapkan. Salah satunya PKL di kawasan "Kudus City Walk" yang mendapat dukungan penyediaan barcode dari BRI setempat.

Ketua Paguyuban PKL Pekojan Kudus Mundloha mengakui sudah menerapkan pembayaran nontunai sejak masa pandemi. Bahkan, saat ini semua PKL tersedia daftar menu yang dilengkapi barcode QRIS sebagai bentuk edukasi kepada konsumen.