Digitalisasi usaha warungan, Borong ekspansi ke Semarang
Rabu, 20 Juli 2022 16:33 WIB
Ronald Sipahutar, Country Manager Borong Indonesia dan Tezar Aldi selaku City Launcher, di Semarang, Rabu. ANTARA/Nur Istibsaroh
Semarang (ANTARA) - PT Borong Indonesia mengawali ekspansi ke Kota Semarang karena Ibukota Jawa Tengah ini dinilai memiliki potensi ekonomi yang tinggi dan di Semarang Borong akan memfokuskan pada digitalisasi warung tradisional dengan melaksanakan program pendampingan dan peningkatan kapasitas melalui berbagai pelatihan.
Ronald Sipahutar, Country Manager Borong Indonesia di Semarang, Rabu menyebutkan hingga saat ini sudah ada 125 warung tradisional di Kota Semarang persisnya di wilayah Kecamatan Tembalang dan sekitarnya yang telah bergabung dan memanfaatkan Borong untuk mengembangkan usahanya.
"Keberhasilan Semarang mencatatkan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi di tengah pandemi COVID-19, menunjukkan besarnya potensi ekonomi yang dimiliki wilayah ini. Pencapaian Semarang juga didukung sektor UMKM termasuk warung tradisional sebagai salah satu faktor pendorong yang memegang peran signifikan dalam menggerakkan ekonomi masyarakat," katanya.
Pemilik warung tradisional di Semarang, lanjut Ronald, ‘naik kelas’ dengan membangun dan mengelola home-commerce secara mandiri dan memberikan kontrol penuh atas seluruh kegiatan perdagangannya.
Baca juga: Borong tandatangani MoU berdayakan warung tradisional dengan teknologi
Melalui platform B2B yang dimilikinya, Borong dapat menjadi enabler dalam memberdayakan sektor UMKM di Semarang, sehingga mampu meningkatkan kontribusinya dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Lebih lanjut Ronald menjelaskan kehadiran Borong di Semarang selain memberikan dampak ekonomi, diharapkan juga membawa dampak positif secara sosial, termasuk pemberdayaan perempuan melalui ekonomi digital, karena warung tradisional sebagian besar dimiliki oleh ibu rumah tangga dan dikelola sebagai usaha sambilan di sela-sela kesibukan mengurus keluarga seringkali sulit berkembang.
Komunitas Borong dapat menjadi solusi bagi mereka untuk mendapatkan akses digital yang bisa membantu meningkatkan transaksi usahanya.
”Komunitas Borong akan memudahkan ibu rumah tangga untuk mengelola dan mengembangkan usaha melalui berbagai program pelatihan termasuk memanfaatkan fitur-fitur yang ada dalam platform Borong seperti, order kebutuhan warung secara online, akses langsung ke distributor dan mendapatkan harga kompetitif, hingga bantuan permodalan,” jelas Ronald.
Berbeda dengan platform yang ada saat ini, lanjut dia, Borong hadir dengan konsep decentralized marketplace yang memberikan kesempatan kepada distributor untuk secara spesifik menyasar pemilik warung tradisional yang berada di lingkungan terdekat mereka.
Baca juga: Pemprov Jateng tegur 6.000 warung elektronik
Konsep decentralized marketplace dapat menciptakan persaingan usaha yang lebih sehat karena pelaku usaha berskala besar, menengah dan kecil berada dalam community marketplace berbeda atau closed loop marketplace.
Konsep tersebut memberikan peluang bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah untuk meningkatkan transaksi dan mengembangkan usaha mereka.
Tezar Aldi selaku City Launcher Borong Semarang menambahkan pihaknya menggelar Pekan Grosir Borong yang bertujuan untuk mempertemukan distributor dengan para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) termasuk pemilik warung dan toko tradisional dalam progam #UntungBarengBorong.
Pekan Grosir Borong, katanya, juga akan diisi dengan forum diskusi yang dilakukan secara online maupun offline untuk membahas beragam topik menarik seputar kiat mengembangkan usaha dengan menghadirkan beberapa pembicara dari sektor UMKM.
Selama Pekan Grosir Borong berlangsung, para pemilik warung juga berkesempatan untuk memenangkan hadiah logam mulia dan ponsel pintar untuk setiap transaksi yang mereka akan menggelar Pasar Grosir Borong secara offline pada 31 Juli 2022.
Baca juga: Ribuan PKL di Pekalongan terima bantuan permodalan
Baca juga: BNI dan Buku Warung kolaborasi dorong transaksi QRIS di UMKM
Ronald Sipahutar, Country Manager Borong Indonesia di Semarang, Rabu menyebutkan hingga saat ini sudah ada 125 warung tradisional di Kota Semarang persisnya di wilayah Kecamatan Tembalang dan sekitarnya yang telah bergabung dan memanfaatkan Borong untuk mengembangkan usahanya.
"Keberhasilan Semarang mencatatkan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi di tengah pandemi COVID-19, menunjukkan besarnya potensi ekonomi yang dimiliki wilayah ini. Pencapaian Semarang juga didukung sektor UMKM termasuk warung tradisional sebagai salah satu faktor pendorong yang memegang peran signifikan dalam menggerakkan ekonomi masyarakat," katanya.
Pemilik warung tradisional di Semarang, lanjut Ronald, ‘naik kelas’ dengan membangun dan mengelola home-commerce secara mandiri dan memberikan kontrol penuh atas seluruh kegiatan perdagangannya.
Baca juga: Borong tandatangani MoU berdayakan warung tradisional dengan teknologi
Melalui platform B2B yang dimilikinya, Borong dapat menjadi enabler dalam memberdayakan sektor UMKM di Semarang, sehingga mampu meningkatkan kontribusinya dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Lebih lanjut Ronald menjelaskan kehadiran Borong di Semarang selain memberikan dampak ekonomi, diharapkan juga membawa dampak positif secara sosial, termasuk pemberdayaan perempuan melalui ekonomi digital, karena warung tradisional sebagian besar dimiliki oleh ibu rumah tangga dan dikelola sebagai usaha sambilan di sela-sela kesibukan mengurus keluarga seringkali sulit berkembang.
Komunitas Borong dapat menjadi solusi bagi mereka untuk mendapatkan akses digital yang bisa membantu meningkatkan transaksi usahanya.
”Komunitas Borong akan memudahkan ibu rumah tangga untuk mengelola dan mengembangkan usaha melalui berbagai program pelatihan termasuk memanfaatkan fitur-fitur yang ada dalam platform Borong seperti, order kebutuhan warung secara online, akses langsung ke distributor dan mendapatkan harga kompetitif, hingga bantuan permodalan,” jelas Ronald.
Berbeda dengan platform yang ada saat ini, lanjut dia, Borong hadir dengan konsep decentralized marketplace yang memberikan kesempatan kepada distributor untuk secara spesifik menyasar pemilik warung tradisional yang berada di lingkungan terdekat mereka.
Baca juga: Pemprov Jateng tegur 6.000 warung elektronik
Konsep decentralized marketplace dapat menciptakan persaingan usaha yang lebih sehat karena pelaku usaha berskala besar, menengah dan kecil berada dalam community marketplace berbeda atau closed loop marketplace.
Konsep tersebut memberikan peluang bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah untuk meningkatkan transaksi dan mengembangkan usaha mereka.
Tezar Aldi selaku City Launcher Borong Semarang menambahkan pihaknya menggelar Pekan Grosir Borong yang bertujuan untuk mempertemukan distributor dengan para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) termasuk pemilik warung dan toko tradisional dalam progam #UntungBarengBorong.
Pekan Grosir Borong, katanya, juga akan diisi dengan forum diskusi yang dilakukan secara online maupun offline untuk membahas beragam topik menarik seputar kiat mengembangkan usaha dengan menghadirkan beberapa pembicara dari sektor UMKM.
Selama Pekan Grosir Borong berlangsung, para pemilik warung juga berkesempatan untuk memenangkan hadiah logam mulia dan ponsel pintar untuk setiap transaksi yang mereka akan menggelar Pasar Grosir Borong secara offline pada 31 Juli 2022.
Baca juga: Ribuan PKL di Pekalongan terima bantuan permodalan
Baca juga: BNI dan Buku Warung kolaborasi dorong transaksi QRIS di UMKM
Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Implementasi K3 berkelanjutan, PLN Icon Plus borong 4 Penghargaan di IQSA 2024
15 October 2024 15:46 WIB
Pertamina Patra Niaga JBT borong tiga penghargaan di Indonesia Marketing Festival 2024
06 August 2024 15:30 WIB