Prodi Teknik Kimia UMP selenggarakan pelatihan teknis ekstraksi zat warna
Sabtu, 23 Juli 2022 13:44 WIB
Kegiatan Pelatihan Teknis Ekstraksi Zat Warna Alami Kain Batik bagi Pengrajin Batik di Banyumas yang digelar Program Studi Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Purwokerto di Laboratorium Teknik Kimia UMP, Kabupaten Banyumas, Kamis (21/7/2022). ANTARA/HO-UMP
Purwokerto (ANTARA) - Program Studi Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyelenggarakan Pelatihan Teknis Ekstraksi Zat Warna Alami Kain Batik bagi Pengrajin Batik di Banyumas.
Pelatihan yang digelar atas kerja sama dengan Dinas Koperasi Provinsi Jawa Tengah dan Koperasi Berkah Rindang Kinasih (BRK) Kabupaten Banyumas di Laboratorium Teknik Kimia UMP, Kamis (21/7), diikuti 30 peserta yang merupakan pengrajin batik anggota Koperasi BRK.
Di sela acara, Wakil Rektor IV UMP Bidang Riset, Inovasi, dan Sumber Daya Manusia Dr. Anwar Ma’ruf, M.T. mengatakan pelatihan tersebut ditujukan agar pengrajin batik bisa mengurangi bahaya limbah hasil pewarna sintetis.
Ia mengakui perwarnaan sintetis memiliki kelebihan tertentu, namun limbahnya akan berdampak negatif bagi lingkungan termasuk pencemaran air sungai yang dapat berbahaya bagi makhluk hidup.
"Oleh karena itu, pewarnaan batik menggunakan bahan alami sangat potensial sekali dan perlu dikampanyekan kepada masyarakat, dan produsen agar lebih mengutamakan zat pewarna alami," katanya.
Anwar mengharapkan dengan adanya zat pewarna alami, limbah yang dihasilkan menjadi ramah lingkungan.
Baca juga: Dosen Farmasi UMP ciptakan alat deteksi kanker usus besar
"Kami juga memberi pelatihan teknik pengolahan limbah zat warna melalui proses kimiawi, sehingga nanti diharapkan limbah yang dikeluarkan merupakan limbah yang ramah lingkungan," katanya menegaskan.
Selain itu, dia mengharapkan ke depan bisa dilakukan riset mengenai zat pewarna alami yang dapat bersaing dengan pewarna sintetis agar warna alami dapat dimanfaatkan untuk kain batik.
“Harapan kami ke depan untuk bisa melakukan teknik pewarnaan yang baik supaya zat warna dari bahan alami ini bisa menjadi warna yang cerah dan tidak mudah luntur seperti warna sintetis," kata Wakil Rektor IV UMP itu.
Salah seorang anggota Koperasi BRK Banyumas, Hetri menyampaikan apresiasinya kepada UMP terutama Prodi Teknik Kimia karena telah memberikan ilmu baru yang bermanfaat untuk pelaku usaha.
"Kami dari pembatik sangat antusias mengikuti pelatihan dari UMP. Ini sangat berguna banget bagi kami para pelaku usaha batik karena kami jadi tahu bagaimana cara pengolahan limbah batik, cara mengekstrak daun-daunan," katanya.
Dia mengharapkan Koperasi BRK Banyumas dapat berkolaborasi dengan UMP terkait dengan ekstrak bahan alami menjadi zat pewarna alami yang dibutuhkan dan pengolahan limbah pewarna. (Ang/Tgr)
Baca juga: UMP undang Youtuber ajak mahasiswa berkompetisi tingkat internasional
Baca juga: Ikuti kegiatan SPECTA 2022, mahasiswa baru UMP merasa bangga
Pelatihan yang digelar atas kerja sama dengan Dinas Koperasi Provinsi Jawa Tengah dan Koperasi Berkah Rindang Kinasih (BRK) Kabupaten Banyumas di Laboratorium Teknik Kimia UMP, Kamis (21/7), diikuti 30 peserta yang merupakan pengrajin batik anggota Koperasi BRK.
Di sela acara, Wakil Rektor IV UMP Bidang Riset, Inovasi, dan Sumber Daya Manusia Dr. Anwar Ma’ruf, M.T. mengatakan pelatihan tersebut ditujukan agar pengrajin batik bisa mengurangi bahaya limbah hasil pewarna sintetis.
Ia mengakui perwarnaan sintetis memiliki kelebihan tertentu, namun limbahnya akan berdampak negatif bagi lingkungan termasuk pencemaran air sungai yang dapat berbahaya bagi makhluk hidup.
"Oleh karena itu, pewarnaan batik menggunakan bahan alami sangat potensial sekali dan perlu dikampanyekan kepada masyarakat, dan produsen agar lebih mengutamakan zat pewarna alami," katanya.
Anwar mengharapkan dengan adanya zat pewarna alami, limbah yang dihasilkan menjadi ramah lingkungan.
Baca juga: Dosen Farmasi UMP ciptakan alat deteksi kanker usus besar
"Kami juga memberi pelatihan teknik pengolahan limbah zat warna melalui proses kimiawi, sehingga nanti diharapkan limbah yang dikeluarkan merupakan limbah yang ramah lingkungan," katanya menegaskan.
Selain itu, dia mengharapkan ke depan bisa dilakukan riset mengenai zat pewarna alami yang dapat bersaing dengan pewarna sintetis agar warna alami dapat dimanfaatkan untuk kain batik.
“Harapan kami ke depan untuk bisa melakukan teknik pewarnaan yang baik supaya zat warna dari bahan alami ini bisa menjadi warna yang cerah dan tidak mudah luntur seperti warna sintetis," kata Wakil Rektor IV UMP itu.
Salah seorang anggota Koperasi BRK Banyumas, Hetri menyampaikan apresiasinya kepada UMP terutama Prodi Teknik Kimia karena telah memberikan ilmu baru yang bermanfaat untuk pelaku usaha.
"Kami dari pembatik sangat antusias mengikuti pelatihan dari UMP. Ini sangat berguna banget bagi kami para pelaku usaha batik karena kami jadi tahu bagaimana cara pengolahan limbah batik, cara mengekstrak daun-daunan," katanya.
Dia mengharapkan Koperasi BRK Banyumas dapat berkolaborasi dengan UMP terkait dengan ekstrak bahan alami menjadi zat pewarna alami yang dibutuhkan dan pengolahan limbah pewarna. (Ang/Tgr)
Baca juga: UMP undang Youtuber ajak mahasiswa berkompetisi tingkat internasional
Baca juga: Ikuti kegiatan SPECTA 2022, mahasiswa baru UMP merasa bangga
Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Dukung "green industry", Annual Meeting 2024 BKKPII digelar di Muladi Dome Undip
07 September 2024 7:42 WIB
Ini cerita alumni Teknik Kimia UMP sukses raih peluang kerja di perusahaan ternama
25 April 2024 20:01 WIB
Akademikus Unsoed: Penggunaan pupuk nitrogen buatan rugikan petani
19 September 2023 16:43 WIB, 2023
Inilah tiga zat kimia yang ditemukan pada obat pasien gagal ginjal akut
20 October 2022 12:01 WIB, 2022
Pemkab Batang bersama BBPOM siap sosialisasikan bahaya makanan berbahan kimia
22 June 2022 23:14 WIB, 2022