Logo Header Antaranews Jateng

Balai POM Banyumas temukan makanan mengandung bahan kimia berbahaya

Kamis, 13 Maret 2025 11:30 WIB
Image Print
Petugas Balai POM Banyumas menguji sampel makanan di mobil laboratorium keliling yang terparkir di halaman Pasar Manis, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (13/3/2025). ANTARA/Sumarwoto

Purwokerto (ANTARA) - Balai Pengawas Obat dan Makanan (POM) Banyumas saat melakukan pengawasan di Pasar Manis, Purwokerto, Jawa Tengah, menemukan sejumlah makanan yang terindikasi mengandung bahan kimia berbahaya.

"Dari 15 sampel makanan yang kami curigai, kami uji dengan rapid test, ada empat yang positif mengandung bahan berbahaya," kata Kepala Balai POM Banyumas Winanto usai kegiatan pengawasan di Pasar Manis, Purwokerto, Kamis.

Dalam hal ini, kata dia, dua sampel makanan jenis kerupuk terindikasi mengandung pewarna tekstil berupa Rhodamin B. Sementara dua sampel lainnya yang terdiri atas cincau hitam dan teri nasi terindikasi mengandung formalin.

"Itu akan kami tindak lanjuti bersama Dinas Kesehatan, akan kami telusuri," katanya.

Menurut dia, makanan-makanan yang mengandung Rhodamin B maupun formalin tersebut tidak boleh dijual lagi, karena dapat mengganggu kesehatan orang yang mengonsumsinya.

"Termasuk nanti bisa menyebabkan gangguan pencernaan, gangguan lever, maupun gangguan ginjal," kata Winanto.

Kegiatan pengawasan yang dilakukan Balai POM Banyumas itu berbarengan dengan pantauan harga dan ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat yang dilaksanakan oleh Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas.

Dalam kesempatan itu Kepala Balai POM Banyumas Winanto menunjukkan kerupuk yang terindikasi mengandung zat pewarna tekstil di salah satu lapak pedagang kepada Bupati Banyumas, yang dilanjutkan dengan peninjauan ke tempat pengujian sampel di mobil laboratorium keliling Balai POM Banyumas yang terparkir di halaman Pasar Manis.

Terkait dengan temuan makanan yang mengandung zat kimia berbahaya, Bupati Sadewo mengakui jika hingga saat ini masih ditemukan adanya makanan yang mengandung pewarna tekstil.

"Tapi sudah tidak sebanyak zaman dulu, sudah berkurang. Tadi kita temukan kerupuk yang menggunakan bahan kimia, itu biasanya bahan untuk pewarna kain," katanya.

Menurut dia, masih adanya temuan makanan yang mengandung zat kimia berbahaya itu bukan kesalahan pedagang.

"Produsennya itu yang keliru, tetapi tidak banyak. Kami akan terus melakukan langkah pembinaan agar produsen kerupuk tidak menggunakan bahan kimia berbahaya," kata Bupati Sadewo.

Baca juga: Sejumlah makanan di Pasar Manis Purwokerto mengandung bahan berbahaya



Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2025