Pemkab Kudus dorong semua desa wisata mengembangkan potensi
Minggu, 21 Agustus 2022 20:44 WIB
Bupati Kudus Hartopo melepas rombongan kirab budaya dan potensi Desa Janggalan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, di Jalan Kiai Noor Hadi Kudus, Minggu (21/9/2022). ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif.
Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mendorong semua desa wisata di Kudus untuk mengembangkan potensinya karena memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
"Misal, Desa Janggalan, Kecamatan Kota ini sudah berupaya mengembangkan potensi desanya, salah satunya kerajinan bordirnya yang sudah dikenal sejak lama," kata Bupati Kudus saat menghadiri kirab budaya dan potensi Desa Janggalan di Kudus, Minggu.
Kirab budaya dan potensi desa dengan menampilkan berbagai produk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mulai dari kerajinan bordir, konveksi, kuliner hingga sektor pendidikan digelar di Jalan Kiai Noor Hadi menuju Jalan Kiai Telinsing dan Jalan Sunan Kudus dan kembali ke balai Desa Janggalan.
Menurut dia potensi luar biasa di Desa Janggalan perlu dimaksimalkan sejalan dengan program desa wisata yang sedang dirintis.
Bupati juga mengapresiasi kreasi tari bordir karena tarian tersebut memiliki ciri khas yang sesuai dengan citra Desa Janggalan.
Selain itu, digelarnya kirab yang menjadi bagian dari rangkaian buka luwur Mbah Jenggolo yang merupakan tokoh penyebar Agama Islam diharapkan terus dirawat karena memiliki nilai historis tinggi.
Ketua Kelompok Sadar Wisata Tombo Ati Desa Janggalan Dr dr Renni Yuniati SpKK menambahkan pemerintah Desa Janggalan bersama Pokdarwis memang berupaya menghidupkan dan konsisten menggelar acara secara rutin untuk menyemangati warga, terutama pelaku UMKM.
"Jika acara dibuat secara rutin, tentunya membuat mereka merasa hidup terus dan saling membeli produk-produknya itu juga akan mendorong semua orang berusaha," ujarnya.
Sementara pengembangan potensi wisata, kata dia, untuk menaikkan potensi secara ekonomi supaya orang datang ke janggalan sehingga antar warga mengetahui produk UMKM yang ada di desanya.
Dengan adanya acara kirab, diharapkan ada keterikatan saling memiliki dan senasib, sehingga membuat mereka sadar dan saling membutuhkan.
"Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus juga menyemangati supaya konsisten berusaha agar potensi yang ada di Desa Janggalan semakin maju," ujarnya.
Selain kerajinan bordir icik atau manual, di Desa Janggalan juga terdapat kerajinan batik, sulam, peci bordir, tas bahan limbah sampah, sedangkan kuliner khas mulai dari puli kotokan, roti lapis jenggolo, nasi jangkrik, hingga rengginang jahe.
Desa Janggalan juga memiliki bangunan warisan budaya dan menjadi salah satu penyangga budaya inti Menara Kudus. Selain terdapat bangunan rumah adat Kudus yang masih terawat dan diperkirakan usianya paling tua, ada pula bangunan era penjajahan Belanda yang menjadi daya tarik wisata.
"Misal, Desa Janggalan, Kecamatan Kota ini sudah berupaya mengembangkan potensi desanya, salah satunya kerajinan bordirnya yang sudah dikenal sejak lama," kata Bupati Kudus saat menghadiri kirab budaya dan potensi Desa Janggalan di Kudus, Minggu.
Kirab budaya dan potensi desa dengan menampilkan berbagai produk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mulai dari kerajinan bordir, konveksi, kuliner hingga sektor pendidikan digelar di Jalan Kiai Noor Hadi menuju Jalan Kiai Telinsing dan Jalan Sunan Kudus dan kembali ke balai Desa Janggalan.
Menurut dia potensi luar biasa di Desa Janggalan perlu dimaksimalkan sejalan dengan program desa wisata yang sedang dirintis.
Bupati juga mengapresiasi kreasi tari bordir karena tarian tersebut memiliki ciri khas yang sesuai dengan citra Desa Janggalan.
Selain itu, digelarnya kirab yang menjadi bagian dari rangkaian buka luwur Mbah Jenggolo yang merupakan tokoh penyebar Agama Islam diharapkan terus dirawat karena memiliki nilai historis tinggi.
Ketua Kelompok Sadar Wisata Tombo Ati Desa Janggalan Dr dr Renni Yuniati SpKK menambahkan pemerintah Desa Janggalan bersama Pokdarwis memang berupaya menghidupkan dan konsisten menggelar acara secara rutin untuk menyemangati warga, terutama pelaku UMKM.
"Jika acara dibuat secara rutin, tentunya membuat mereka merasa hidup terus dan saling membeli produk-produknya itu juga akan mendorong semua orang berusaha," ujarnya.
Sementara pengembangan potensi wisata, kata dia, untuk menaikkan potensi secara ekonomi supaya orang datang ke janggalan sehingga antar warga mengetahui produk UMKM yang ada di desanya.
Dengan adanya acara kirab, diharapkan ada keterikatan saling memiliki dan senasib, sehingga membuat mereka sadar dan saling membutuhkan.
"Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus juga menyemangati supaya konsisten berusaha agar potensi yang ada di Desa Janggalan semakin maju," ujarnya.
Selain kerajinan bordir icik atau manual, di Desa Janggalan juga terdapat kerajinan batik, sulam, peci bordir, tas bahan limbah sampah, sedangkan kuliner khas mulai dari puli kotokan, roti lapis jenggolo, nasi jangkrik, hingga rengginang jahe.
Desa Janggalan juga memiliki bangunan warisan budaya dan menjadi salah satu penyangga budaya inti Menara Kudus. Selain terdapat bangunan rumah adat Kudus yang masih terawat dan diperkirakan usianya paling tua, ada pula bangunan era penjajahan Belanda yang menjadi daya tarik wisata.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Kelulusan lima peserta seleksi PPPK Pemkab Kudus dibatalkan, ini alasannya
20 January 2025 18:57 WIB
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
BPJS Ketenagakerjaan serahkan santunan kematian dua pengawas pemilu di Klaten
22 January 2025 15:20 WIB