Yuk asah skillmu, kubur insecuremu
Rabu, 31 Agustus 2022 10:32 WIB
Webinar Makin Cakap Digital 2022 dengan tema Asah Skillmu, Kubur Insecuremu bagi para guru dan pelajar di Jawa Tengah. ANTARA/Ist
Semarang (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi menyelenggarakan kegiatan Webinar Makin Cakap Digital 2022 dengan tema Asah Skillmu, Kubur Insecuremu bagi para guru dan pelajar di Jawa Tengah. Webinar dimoderatori oleh Kidut Pratama secara online.
ata We are Social Hootsuite (2022), per Februari, di Indonesia terdapat 204,7 juta pengguna internet yang setara dengan 73,7 persen dari populasi penduduk Indonesia. Angka tersebut meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya. Meskipun Indonesia termasuk empat besar negara pengguna internet terbesar di dunia, Survei Badan Pusat Statistik tahun 2018 mengungkapkan bahwa keahlian berinternet masyarakat Indonesia memiliki skor paling rendah.
Dilatarbelakangi oleh hal tersebut, Kemenkominfo mengadakan kegiatan webinar tersebut dalam upaya mengedukasi masyarakat terkait pentingnya memanfaatkan internet secara wajar dan menghindari hal-hal yang membahayakan atau merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan pesatnya perkembangan digital di Indonesia yang perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni, perlu diberikan pemahaman kepada masyarakat sebagai pengguna media sosial untuk lebih produktif dalam memanfaatkan internet demi mewujudkan Indonesia makin cakap digital.
Baca juga: Berikut tips dan trik berkarya di era digital
Mengasah skill melalui media sosial
Narasumber pertama, M. Muzaqi selaku Direktur GITek.ID memberikan pemaparan bahwa dalam ruang digital manusia akan berinteraksi dengan berbagai perbedaan budaya yang dapat menciptakan standar baru tentang etika.
Segala aktivitas di ruang digital yang memanfaatkan media digital perlu menerapkan etika digital. Ruang lingkup etika yaitu kesadaran (melakukan sesuatu dengan sadar dan bertujuan), tanggung jawab (bersedia menanggung konsekuensi dari perilakunya), integritas (jujur dan menghindari plagiasi), kebajikan (bernilai manfaat dan kebaikan).
Ia mengingatkan masyarakat menggunakan media sosial untuk menyalurkan hobi secara kreatif, sarana hiburan, sarana belajar, dan berwirausaha.
Baca juga: Ini tips dan trik cara buat konten yang menarik
Pembahasan lebih lanjut terkait berkarya di era digital turut dipaparkan oleh narasumber kedua, Desty Dwiyanasari selaku Founder Duaide.com yang menyampaikan dalam berkarya di era digital harus menghilangkan karakter insecure dalam diri.
"Manfaatkan softskill dan hardskill yang kita miliki sebagai bentuk pengembangan diri. Membuat konten menarik di media sosial bisa dilakukan dengan mengenal target audiens, membuat konten original dan bermanfaat, memilih media yang tepat, isi konten berkarakter kuat, memiliki strategi perencanaan yang matang. Kesimpulan dari pemaparan beliau adalah kita perlu mengasah skill sampai ahli di bidang yang diminati/digeluti," katanya.
Pemaparan materi selanjutnya dari Nia Nurdiansyah seorang Fasilitator Womenwill yang melengkapi materi kedua narasumber sebelumnya dengan membahas terkait strategi meningkatkan personal branding di dunia digital.
Personal branding berbeda dengan pencitraan karena dalam proses pembentukannya diperlukan rekayasa diri dan memunculkan nilai yang positif, bukan sekadar ingin show off ataupun memanipulasi banyak orang.
Personal branding penting dilakukan karena publikasi diri dapat membangun reputasi diri. Ia menyampaikan competency, connectivity, creativity, consistency, contribution merupakan hal penting dalam membangun personal branding.
Dukungan positif masyarakat menjadikan Kemenkominfo terus memberikan edukasi melalui program Indonesia Makin Cakap Digital yang berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi. Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan lainnya dapat diakses melalui info.literasidigital.id atau media sosial Instagram, TikTok, Twitter, Facebook dan channel Youtube Siberkreasi.
ata We are Social Hootsuite (2022), per Februari, di Indonesia terdapat 204,7 juta pengguna internet yang setara dengan 73,7 persen dari populasi penduduk Indonesia. Angka tersebut meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya. Meskipun Indonesia termasuk empat besar negara pengguna internet terbesar di dunia, Survei Badan Pusat Statistik tahun 2018 mengungkapkan bahwa keahlian berinternet masyarakat Indonesia memiliki skor paling rendah.
Dilatarbelakangi oleh hal tersebut, Kemenkominfo mengadakan kegiatan webinar tersebut dalam upaya mengedukasi masyarakat terkait pentingnya memanfaatkan internet secara wajar dan menghindari hal-hal yang membahayakan atau merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan pesatnya perkembangan digital di Indonesia yang perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni, perlu diberikan pemahaman kepada masyarakat sebagai pengguna media sosial untuk lebih produktif dalam memanfaatkan internet demi mewujudkan Indonesia makin cakap digital.
Baca juga: Berikut tips dan trik berkarya di era digital
Mengasah skill melalui media sosial
Narasumber pertama, M. Muzaqi selaku Direktur GITek.ID memberikan pemaparan bahwa dalam ruang digital manusia akan berinteraksi dengan berbagai perbedaan budaya yang dapat menciptakan standar baru tentang etika.
Segala aktivitas di ruang digital yang memanfaatkan media digital perlu menerapkan etika digital. Ruang lingkup etika yaitu kesadaran (melakukan sesuatu dengan sadar dan bertujuan), tanggung jawab (bersedia menanggung konsekuensi dari perilakunya), integritas (jujur dan menghindari plagiasi), kebajikan (bernilai manfaat dan kebaikan).
Ia mengingatkan masyarakat menggunakan media sosial untuk menyalurkan hobi secara kreatif, sarana hiburan, sarana belajar, dan berwirausaha.
Baca juga: Ini tips dan trik cara buat konten yang menarik
Pembahasan lebih lanjut terkait berkarya di era digital turut dipaparkan oleh narasumber kedua, Desty Dwiyanasari selaku Founder Duaide.com yang menyampaikan dalam berkarya di era digital harus menghilangkan karakter insecure dalam diri.
"Manfaatkan softskill dan hardskill yang kita miliki sebagai bentuk pengembangan diri. Membuat konten menarik di media sosial bisa dilakukan dengan mengenal target audiens, membuat konten original dan bermanfaat, memilih media yang tepat, isi konten berkarakter kuat, memiliki strategi perencanaan yang matang. Kesimpulan dari pemaparan beliau adalah kita perlu mengasah skill sampai ahli di bidang yang diminati/digeluti," katanya.
Pemaparan materi selanjutnya dari Nia Nurdiansyah seorang Fasilitator Womenwill yang melengkapi materi kedua narasumber sebelumnya dengan membahas terkait strategi meningkatkan personal branding di dunia digital.
Personal branding berbeda dengan pencitraan karena dalam proses pembentukannya diperlukan rekayasa diri dan memunculkan nilai yang positif, bukan sekadar ingin show off ataupun memanipulasi banyak orang.
Personal branding penting dilakukan karena publikasi diri dapat membangun reputasi diri. Ia menyampaikan competency, connectivity, creativity, consistency, contribution merupakan hal penting dalam membangun personal branding.
Dukungan positif masyarakat menjadikan Kemenkominfo terus memberikan edukasi melalui program Indonesia Makin Cakap Digital yang berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi. Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan lainnya dapat diakses melalui info.literasidigital.id atau media sosial Instagram, TikTok, Twitter, Facebook dan channel Youtube Siberkreasi.
Pewarta : KSM
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kuatkan ekosistem digital pendidikan, Telkomsel luncurkan "Telkomsel Jaga Cita"
11 November 2024 11:55 WIB
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB