Pemkot Pekalongan realisasikan program jaring apung untuk petambak
Minggu, 25 September 2022 16:35 WIB
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pekalongan Sugiyo. (ANTARA/Kutnadi)
Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, melaksanakan program jaring apung dan jaring jangkar untuk para petani tambak sebagai upaya membantu peningkatan perekonomian daerah.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pekalongan Sugiyo di Pekalongan, Rabu, mengatakan bahwa program untuk mengembalikan kejayaan daerah ini sebagai kota perikanan akan mengoptimalkan lahan tambak yang tidak dimanfaatkan oleh warga.
"Kami akan memberikan support pada petambak bibit ikan secara gratis. Kami akan berikan bibit ikan sesuai keinginan mereka seperti nila, sedangkan jenis ikan lainnya dalam pengadaan," katanya.
Menurut dia, pihaknya siap menganggarkan pengadaan jenis ikan yang dibutuhkan masyarakat seperti lele dan bandeng. Adapun alokasi belanja untuk jenis ikan bandeng, mencapai Rp60 juta per tahun untuk 150 ribu bibit jenis ikan bandeng.
"Setelah itu, jika petambak sudah panen maka modal usahanya dapat digunakan lagi untuk budidaya ikan selanjutnya," katanya.
Meski demikian, ia mengungkapkan kendala yang dihadapi perikanan tangkap maupun darat darat yaitu terjadinya pendangkalan lumpur di pelabuhan menuju alur sungai sehingga kapal nelayan kesulitan berlabuh.
"Pendangkalan masih terjadi di alur hingga muara sehingga kapal besar kesulitan berlabuh. Pengerukan sudah dilakukan namun belum maksimal," katanya.
Dengan adanya pendangkalan lumpur di pelabuhan, lanjut dia, maka kapal besar lebih memilih untuk membongkar hasil tangkapan ikan di tempat pelelangan ikan (TPI) daerah lain.
"Saat ini kapal-kapal hanya bisa membawa hasil tangkapan ikan maksimal 50 ton ke TPI Kota Pekalongan sehingga hal ini akan mengurangi produksi ikan dan pendapatan asli daerah," katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pekalongan Sugiyo di Pekalongan, Rabu, mengatakan bahwa program untuk mengembalikan kejayaan daerah ini sebagai kota perikanan akan mengoptimalkan lahan tambak yang tidak dimanfaatkan oleh warga.
"Kami akan memberikan support pada petambak bibit ikan secara gratis. Kami akan berikan bibit ikan sesuai keinginan mereka seperti nila, sedangkan jenis ikan lainnya dalam pengadaan," katanya.
Menurut dia, pihaknya siap menganggarkan pengadaan jenis ikan yang dibutuhkan masyarakat seperti lele dan bandeng. Adapun alokasi belanja untuk jenis ikan bandeng, mencapai Rp60 juta per tahun untuk 150 ribu bibit jenis ikan bandeng.
"Setelah itu, jika petambak sudah panen maka modal usahanya dapat digunakan lagi untuk budidaya ikan selanjutnya," katanya.
Meski demikian, ia mengungkapkan kendala yang dihadapi perikanan tangkap maupun darat darat yaitu terjadinya pendangkalan lumpur di pelabuhan menuju alur sungai sehingga kapal nelayan kesulitan berlabuh.
"Pendangkalan masih terjadi di alur hingga muara sehingga kapal besar kesulitan berlabuh. Pengerukan sudah dilakukan namun belum maksimal," katanya.
Dengan adanya pendangkalan lumpur di pelabuhan, lanjut dia, maka kapal besar lebih memilih untuk membongkar hasil tangkapan ikan di tempat pelelangan ikan (TPI) daerah lain.
"Saat ini kapal-kapal hanya bisa membawa hasil tangkapan ikan maksimal 50 ton ke TPI Kota Pekalongan sehingga hal ini akan mengurangi produksi ikan dan pendapatan asli daerah," katanya.
Pewarta : Kutnadi
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kementan RI : Varietas unggul baru tanam padi lahan payau hasilkan 7,1 ton/ha
14 November 2024 17:47 WIB
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB