Logo Header Antaranews Jateng

Wali Kota Tegal hadiri Rakor Business Matching Keris Jateng 2025

Selasa, 15 April 2025 13:56 WIB
Image Print
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi yang didampingi Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono berjalan bersama menuju ruang Rakor Capacity Building dan Business Matching Koridor Ekonomi, Perdagangan, Investasi, dan Pariwisata Jawa Tengah (Keris Jateng) Tahun 2025 di Ballroom PO Hotel Semarang, Senin (14/4/2025). Dok. Pemkot Tegal

Semarang (ANTARA) - Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Capacity Building dan Business Matching Koridor Ekonomi, Perdagangan, Investasi, dan Pariwisata Jawa Tengah (Keris Jateng) Tahun 2025 di Ballroom PO Hotel Semarang, Senin (14/4/2025).

Dedy Yon didampingi Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tegal Sartono Eko Saputro dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kota Tegal Resti Drijo Prihanto.

Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra dalam sambutannya menyampaikan bahwa Keris Jateng merupakan forum koordinasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan Bank Indonesia yang diketuai oleh Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan beranggotakan seluruh Kepala Daerah se-Jawa Tengah.

Kepala KPw BI Jawa Tengah juga menyampaikan bahwa tujuan forum tersebut untuk mengintegrasikan sumber daya dan kekuatan daerah serta menguatkan layanan promosi ke calon investor.

"Kami setiap tahun ada kegiatan investment challenge untuk pemerintah kabupaten/kota untuk menawarkan proyek investasinya sesuai karakteristiknya sehingga nanti bisa dijual kepada investor dan sudah ready to offer," ujar Rahmat Dwisaputra.

Sementara itu Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi yang didampingi Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono kepada awak media menyampaikan terkait Investasi ramah lingkungan maka harus sesuai dengan ekonomi hijau, di antaranya pengurangan penggunaan emisi karbon kemudian dalam industri yang diciptakan mulai dari pengelolaan limbah maupun sarana prasarana harus mengedepankan dampak ke lingkungannya.

"Contoh misalkan di KIT (Kawasan Industri Terpadu) Batang itu investasinya sudah ramah lingkungan sehingga ke depan zona-zona industri yang semacam ini dari luar negeri akan memperhitungkan terkait dengan industri industri yang ramah lingkungan," ujar Ahmad Luthfi.

Oleh karena itu pihaknya melalui Provinsi Jawa Tengah akan memberikan insentif kepada Industri yang ramah lingkungan agar Industri tersebut memiliki daya tarik untuk investor dapat berinvestasi di wilayah Jawa Tengah. ***



Pewarta :
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2025