Temanggung (ANTARA) - Sebanyak 20 pembatik di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mengikuti sertifikasi yang diselenggarakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Temanggung bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Batik.

Kabid Perencanaan Ekonomi Sumber Daya Alam dan Infrastruktur Bappeda Kabupaten Temanggung Mila Setiamina Harsono di Temanggung, Jumat, mengatakan sertifikasi batik kali ini untuk skema batik tulis.

"Kegiatan ini adalah uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikasi bagi pembatik, khususnya skema batik tulis," katanya.

Ia menyampaikan kegiatan ini bertujuan agar para pembatik di Kabupaten Temanggung diakui keahliannya. Ada pengakuan dari negara melalui sertifikasi ini.

Mila menuturkan Bappeda sebagai pembina klaster, salah satunya klaster batik sehingga memfasilitasi kegiatan ini. Semua perajin batik yang belum pernah mendapatkan fasilitasi uji kompetensi agar ikut untuk mendapatkan sertifikasi.

"Kami fasilitasi karena biaya uji kompetensi dari kementerian, jadi tidak biaya mandiri. Kalau yang sudah mendapatkan fasilitasi tidak boleh mengikuti lagi," katanya.

Ia mengatakan kalau mau sertifikasi lagi, misalnya yang kemarin pernah mengikuti kemudian tidak lolos berarti harus sertifikasi dengan biaya mandiri.

Ike Agustina dari LSP Batik Bidang Sertifikasi menyampaikan pentingnya sertifikasi untuk para pembatik tulis guna memberikan pengakuan bahwa Temanggung mempunyai pembatik-pembatik yang kompeten sehingga SDM Temanggung mampu berdaya saing dengan wilayah-wilayah di seluruh Indonesia.

"Dengan demikian batik dari Temanggung dihasilkan oleh para pembatik kompeten yang telah bersertifikasi," katanya.

Menurut dia, manfaat sertifikat kompetensi dampaknya untuk individu sendiri karena pengakuan itu yang mengakui adalah mitra kerja khususnya dan individu itu sendiri.

Lembaga Sertifikasi Profesi Batik mempunyai 14 skema, antara lain, pembatik tulis, pewarnaan alam, pewarnaan sintetis, pembuat pola, menggambar desain motif, membuat alat cap, membuat alat canting, dan membuat malam.

Ia menyebutkan di Jawa Tengah, sejak tahun 2015 sudah ada sekitar 12.000 hingga 13.000 orang yang sudah mendapatkan sertifikat profesi batik dengan berbagai skema.

Baca juga: Pemkot Pekalongan dan Paguyuban Batik komitmen jaga eksistensi batik
Baca juga: UMKM batik Surakarta kembangkan motif untuk perluasan pasar