Semarang (ANTARA) - Sanggar Greget Semarang kembali menyuguhkan pertunjukan 17 tarian bagi warga Kota Semarang di Taman Indonesia Kaya, melalui wisuda dan Greget Festival Tari Jateng Ke-30.

Koordinator pementasan, Sangghita Anjali, mengatakan bahwa pagelaran di Taman Indonesia Kaya memang sudah direncanakan lama dan baru terlaksana setelah pembatasan pandemi berakhir dengan tujuan menghibur masyarakat.

"Ada lebih dari seratus anak-anak sanggar yang kami ajak bermain di acara ini. Konsepnya memberikan hiburan ke masyarakat, tapi ini adalah acara wisuda anak-anak sanggar, jadi sekalian," katanya.

Ia menuturkan, anak didik Sanggar Greget telah dilatih secara matang untuk tampil di depan umum dan tarian yang dibawakan telah disesuaikan dengan usia, serta tingkatan.

"Jadi, siswa-siswa inikan belajar di Sanggar Greget, berapa bulan kita latih gerak dan koreografi, kemudian mereka buktikan kemampuan di acara penyajian ini, dan levelnya akan meningkat terus sesuai kelas," ujarnya.

Pengasuh Sanggar Greget Yoyok Bambang Priyambodo menambahkan, pentas penyajian sangat perlu bagi siswa sanggar. Menurut dia, dengan ajang penyajian itu, maka para siswa akan terus dilatih dan ditingkatkan levelnya sampai dewasa. 

"Jadi mereka sejak kecil sudah terbiasa dengan pola dan disiplin seperti ini. Belajar gerak, kemudian koreografi, latihan rutin, dan ditampilkan ke publik. Ini yang melatih tubuh, gerak, dan mental mereka ke depannya," katanya.

Selain Sanggar Greget sejumlah sanggar yang meramaikan acara Festival Tari Jateng adalah Sanggar Naya Padmaruna dari Kabupaten Sukoharjo, Sanggar Sekar Langit Kabupaten Klaten, Sanggar Sakuntala Salatiga, Sanggar Pitaloka Kota Magelang, Sanggar Jagadhita Kabupaten Batang, Sanggar Karnelis Budoyo Kabupaten Demak, Sanggar Paringga Jati Raras Kabupaten Pati.

Kemudian, Sanggar Ikhsan Kabupaten Rembang, Sanggar Nongko Prodo Kabupaten Boyolali, Sanggar Wahyu Tri Doyo Kabupaten Banyumas, Sanggar Ayung Kabupaten Wonogiri, Sanggar Tut Kabupaten Magelang, serta Sanggar Imas Kota Surakarta.