Surakarta (ANTARA) - Mantan wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo mengenang perjalanan bersama Megawati Soekarnoputri sejak sebelum menjabat sebagai Ketua Umum DPP PDI Perjuangan.

"Saya mendampingi beliau sejak tahun 1986 sampai titik darah penghabisan; tetap konsisten, punya prinsip, sikap, dan komitmen," kata Rudyatmo di Surakarta, Jawa Tengah, Rabu.

Bahkan, karena loyalitas tersebut, Megawati pun mengetahui setiap pergerakan yang dilakukan Rudy.

"Karena (saya) orang berani, sampai dianggap preman, suka berantem," tambahnya.

Salah satu pembuktian loyalitas itu adalah saat kongres pertama PDI Perjuangan pada 8-10 Oktober 1998.

"Beliau mengingat perjalanan hingga hari ini. Namun, yang pasti saya tidak pernah melakukan hal yang merugikan orang lain, kayak malak, nyopet, nyuri, itu tidak; hanya bolos kerja karena kampanye," katanya.

Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surakarta itu juga mengaku sebagai kader partai yang taat dan patuh pada ketua umum.

"Ibaratnya, kepala untuk kepentingan partai dan masyarakat saya berikan. Ibaratnya, saya disuruh masuk ke sumur untuk kepentingan PDI Perjuangan, saya lakukan," katanya.

Mulai dari menjadi kader biasa hingga bisa menjabat sebagai wali kota, Rudyatmo mengaku tidak mengubah gaya hidupnya.

"Ketika dapat anugerah dari Tuhan bisa melayani masyarakat di pemerintahan, tidak melakukan jual beli jabatan, korupsi. Saya sampaikan ke beliau (Megawati), miskin harta berkah, miskin mental musibah. Mungkin beliau terkesan," jelasnya.

Dia juga mengaku sebagai kader sampai ke akar rumput.

"Makanya, saya sampaikan ojo pedot oyote. Itu harus dijaga betul yang akar rumput," imbuhnya.

Sebelumnya, pada ulang tahun ke-50 PDI Perjuangan di Jakarta, Rabu (10/1), Megawati sempat menyebut nama Rudy.

"Ini si gerombolan DPC Solo, Rudy, ono pora (ada atau tidak)? Endi wong e (mana orangnya)? Ada? Itu Pak Rudy itu sampai hari ini itu urusannya itu, maunya berantem melulu. Dulu tapi memang beneran preman lho. Saya bilang ya nggak usah kamu merasa kecil hati. Orang itu cari kehidupan, sini masuk. Saya yang suka nangis," kata Megawati.