Gibran minta polisi usut kasus pelemparan bus Persis Solo
Senin, 30 Januari 2023 20:10 WIB
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka memberikan keterangan di Surakarta, Jawa Tengah, Senin (30/1/2023). (ANTARA/Aris Wasita)
Surakarta (ANTARA) - Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka meminta polisi mengusut tuntas kasus pelemparan bus yang ditumpangi pemain Persis usai bertanding dengan Persita Tangerang beberapa waktu lalu.
"Intinya, saya dan pak kapolri terus koordinasi masalah ini. Harus ada tindakan tegas. Kalau dibiarkan, akan ada terus seperti itu, tidak berhenti," kata Gibran di Surakarta, Jawa Tengah, Senin.
Dalam peristiwa tersebut, lanjutnya, harus ada orang yang disangkakan sehingga ada efek jera dari para pelaku pelemparan tersebut.
"Ya, pihak mana pun yang terlibat. Saya kembalikan lagi ke pak kapolri," imbuhnya.
Putra pertama Presiden Joko Widodo itu menyayangkan kejadian yang seharusnya tidak perlu terjadi itu. Apalagi, saat ini persepakbolaan di dalam negeri tengah disorot usai Tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang terjadi Oktober 2022.
"Ya dibayangkan saja, jauh-jauh ke tempat mereka, pulang, habis tanding capek, masih dilempari batu. Rasanya kayak apa?" katanya.
Disinggung mengenai adanya pemain Persis Surakarta yang diduga mengejar dan memukul pelaku pelemparan, Gibran mempersilakan polisi untuk mendalaminya.
"Kalau ada yang salah dari pemain kami, ya mohon maaf, kami fair, silakan diperiksa. Pemain yang melakukan pengejaran, pemukulan, ya harus minta maaf dan kooperatif kalau dilakukan pemeriksaan. Masalah atau tidak masalah, nanti pak kapolri yang menentukan," katanya.
Terkait permintaan maaf, Gibran mengatakan semua pihak harus meminta maaf.
"Aku ya salah," imbuhnya.
Sementara itu, untuk menjaga kondisi persepakbolaan di Tanah Air, dia mengatakan semua pihak harus berkoordinasi.
"Dari pengamanan, manajemen, suporter, intinya kami ingin sepak bola jalan, jangan seperti ini terus. Nggak ada bola, nggak ada hiburan. Menahan diri semua, ya," ujar Gibran.
"Intinya, saya dan pak kapolri terus koordinasi masalah ini. Harus ada tindakan tegas. Kalau dibiarkan, akan ada terus seperti itu, tidak berhenti," kata Gibran di Surakarta, Jawa Tengah, Senin.
Dalam peristiwa tersebut, lanjutnya, harus ada orang yang disangkakan sehingga ada efek jera dari para pelaku pelemparan tersebut.
"Ya, pihak mana pun yang terlibat. Saya kembalikan lagi ke pak kapolri," imbuhnya.
Putra pertama Presiden Joko Widodo itu menyayangkan kejadian yang seharusnya tidak perlu terjadi itu. Apalagi, saat ini persepakbolaan di dalam negeri tengah disorot usai Tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang terjadi Oktober 2022.
"Ya dibayangkan saja, jauh-jauh ke tempat mereka, pulang, habis tanding capek, masih dilempari batu. Rasanya kayak apa?" katanya.
Disinggung mengenai adanya pemain Persis Surakarta yang diduga mengejar dan memukul pelaku pelemparan, Gibran mempersilakan polisi untuk mendalaminya.
"Kalau ada yang salah dari pemain kami, ya mohon maaf, kami fair, silakan diperiksa. Pemain yang melakukan pengejaran, pemukulan, ya harus minta maaf dan kooperatif kalau dilakukan pemeriksaan. Masalah atau tidak masalah, nanti pak kapolri yang menentukan," katanya.
Terkait permintaan maaf, Gibran mengatakan semua pihak harus meminta maaf.
"Aku ya salah," imbuhnya.
Sementara itu, untuk menjaga kondisi persepakbolaan di Tanah Air, dia mengatakan semua pihak harus berkoordinasi.
"Dari pengamanan, manajemen, suporter, intinya kami ingin sepak bola jalan, jangan seperti ini terus. Nggak ada bola, nggak ada hiburan. Menahan diri semua, ya," ujar Gibran.
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kasus pelemparan molotov ke rumah warga Bobosan Banyumas masih diselidiki
28 January 2022 12:51 WIB, 2022
Pelemparan narkotika dari luar tembok penjara makin marak, Lapas Semarang perketat pemeriksaan barang
30 September 2021 10:17 WIB, 2021
5 Bus Sumber Selamat jadi sasaran lemparan orang tak bertanggung jawab
10 January 2020 16:57 WIB, 2020