Relokasi pedagang sayur Pasar Bitingan ditarget pekan ini
Jumat, 3 Februari 2023 8:01 WIB
Aktivitas pedagang di kompleks Pasar Bitingan yang menempati tepian jalan. Nantinya mereka direlokasi karena keberadaannya mengganggu akses pengguna jalan. (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menargetkan relokasi pedagang sayur-mayur yang berjualan pada malam hari di Pasar Bitingan pekan ini karena sudah tersedia tempat di Pasar Burung, kata Bupati Kudus Hartopo.
"Relokasi pedagang sayur tersebut merupakan keputusan yang tidak bisa ditawar karena keberadaan mereka menggunakan bahu jalan untuk berjualan menimbulkan kemacetan dan dikeluhkan pengendara," ujarnya di Kudus, Kamis.
Keluhan masyarakat juga sudah lama, sehingga pedagang juga harus memahami karena keberadaannya menimbulkan permasalahan bagi orang lain.
"Pemerintah juga sudah berupaya mencarikan tempat di Pasar Burung yang lokasinya juga tidak jauh dari Pasar Bitingan," ujarnya.
Seharusnya, pemindahan pedagang sayur tersebut per awal Februari 2023, namun karena ada beberapa hal yang belum siap akhirnya mundur.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Perdagangan Kudus Jadmiko Muhardi Setiyanto mengakui lokasi yang nantinya dijadikan tempat berjualan pedagang sayur sudah disiapkan, termasuk lampu penerangan jalannya.
Bahkan, sudah dilakukan pemetaan untuk memenuhi pedagang yang berjumlah 56 orang.
Ia menilai Pasar Burung tersebut lebih representatif karena aksesnya juga mudah dan truk yang mengangkut sayur mayur juga bisa masuk ke lokasi pasar.
Untuk melayani aktivitas jualan malam hari, maka pihaknya akan menambah jumlah personel yang bertugas pada malam hari.
Sementara soal sampah juga sudah dikoordinasikan dengan Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus.
Reza, salah satu pedagang sayur di Bitingan mengakui jumlah pedagang yang rencananya direlokasi ada 56 orang, namun jumlahnya bisa berkembang karena belum didata secara keseluruhan.
"Sebetulnya, di sini (Pasar Burung) juga kurang baik. Inginnya semua pedagang yang berjualan sayur secara grosir dipindah semua sehingga yang direlokasi tidak lagi balik ke Pasar Bitingan karena kalah saing," ujarnya.
Ia mengakui dalam berbelanja menghabiskan uang banyak karena sayur didatangkan dari Dieng, Kabupaten Wonosobo sedangkan timun dari Yogyakarta, sehingga sehari harus habis. ***1***
"Relokasi pedagang sayur tersebut merupakan keputusan yang tidak bisa ditawar karena keberadaan mereka menggunakan bahu jalan untuk berjualan menimbulkan kemacetan dan dikeluhkan pengendara," ujarnya di Kudus, Kamis.
Keluhan masyarakat juga sudah lama, sehingga pedagang juga harus memahami karena keberadaannya menimbulkan permasalahan bagi orang lain.
"Pemerintah juga sudah berupaya mencarikan tempat di Pasar Burung yang lokasinya juga tidak jauh dari Pasar Bitingan," ujarnya.
Seharusnya, pemindahan pedagang sayur tersebut per awal Februari 2023, namun karena ada beberapa hal yang belum siap akhirnya mundur.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Perdagangan Kudus Jadmiko Muhardi Setiyanto mengakui lokasi yang nantinya dijadikan tempat berjualan pedagang sayur sudah disiapkan, termasuk lampu penerangan jalannya.
Bahkan, sudah dilakukan pemetaan untuk memenuhi pedagang yang berjumlah 56 orang.
Ia menilai Pasar Burung tersebut lebih representatif karena aksesnya juga mudah dan truk yang mengangkut sayur mayur juga bisa masuk ke lokasi pasar.
Untuk melayani aktivitas jualan malam hari, maka pihaknya akan menambah jumlah personel yang bertugas pada malam hari.
Sementara soal sampah juga sudah dikoordinasikan dengan Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus.
Reza, salah satu pedagang sayur di Bitingan mengakui jumlah pedagang yang rencananya direlokasi ada 56 orang, namun jumlahnya bisa berkembang karena belum didata secara keseluruhan.
"Sebetulnya, di sini (Pasar Burung) juga kurang baik. Inginnya semua pedagang yang berjualan sayur secara grosir dipindah semua sehingga yang direlokasi tidak lagi balik ke Pasar Bitingan karena kalah saing," ujarnya.
Ia mengakui dalam berbelanja menghabiskan uang banyak karena sayur didatangkan dari Dieng, Kabupaten Wonosobo sedangkan timun dari Yogyakarta, sehingga sehari harus habis. ***1***
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Sajikan perspektif rencana relokasi Lapas Pekalongan, Kemenkumham gelar sosialisasi
07 June 2024 20:59 WIB
Kepala Kemenkumham Jateng dan Bupati Semarang bahas relokasi Lapas Ambarawa
25 January 2024 13:15 WIB
Terpopuler - Bisnis
Lihat Juga
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB