Semarang (ANTARA) - Kehadiran pabrik Aqua di Klaten sejak 21 tahun terus berupaya memberikan dampak langsung bagi masyarakat sekitar industri, baik dari sisi ekonomi, pelestarian lingkungan, dan mendorong ekonomi dengan memberikan kesempatan pekerjaan bagi lebih dari 800 penduduk lokal.

Tahun ini Klaten kembali memenangkan Adipura 2022, dimana Aqua Danone ikut berkontribusi pada salah satu faktor penilaian yaitu pengelolaan sampah di dua titik pantau yang menjadi wilayah binaan Danone Aqua. 

Danone Aqua sendiri memiliki beberapa bank sampah di beberapa desa di Klaten sebagai sarana pengembangan masyarakat untuk mendayagunakan masyarakat sekitar kawasan industri dengan tujuan peningkatan ekonomi dan terbukti berkontribusi terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar.
 
Sriyono, yang merupakan Ketua bank sampah Rukun Santoso memberikan respon positif dalam program tersebut dan menurutnya bank sampah Rukun Santoso lebih berfokus pada pengolahan sampah untuk kerajinan tangan atau unit kreasi yang setiap tahunnya, omset bank sampah selalu meningkat sekitar 30-40 persen. 

Ketua Bank Sampah Margo Saras Iswadi mengatakan program bank sampah mampu memberikan dampak positif kepada masyarakat Polanharjo dan menurutnya program tersebut mampu mengubah pola pikir dan pola hidup masyarakat menjadi lebih bersih dan peduli pada pengolahan limbah dan sampah. 

"Bank sampah Margo Saras juga menjadi program percontohan bagi bank sampah dari desa lain karena manajemen dan pengelolaan sampah di sini lebih lengkap, sehingga banyak warga dari desa lain bergabung menjadi nasabah di bank sampah Margo Saras,” katanya. 

Selain pengelolaan sampah, untuk menjamin ketersediaan air di sejumlah dusun di lereng Gunung Merapi, Pabrik Aqua Klaten menggandeng Fakultas Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada membangun Embung Tirtamulya yang terletak di dukuh pucang, Tegalmulyo, kecamatan Kemalang, Klaten pada tahun 2016. 

Embung seluas 0,6 ha memiliki kedalaman lima meter dan mampu menampung volume air hujan hingga 10.000 meter persegi. Embung tersebut tidak hanya mengatasi kesulitan air bersih di beberapa desa, tetapi yang tidak kalah penting adalah fungsi sosialnya sebagai tempat berinteraksi masyarakat, untuk belajar lebih mengenali dan menghargai air dan kehidupan.

Program pelestarian lingkungan lainnya yang dilakukan oleh CSR Danone Aqua di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah adalah Water Sanitation and Hygine (WASH) dengan menjalin kerjasama dengan Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Surakarta di Daerah Aliran Sungai (DAS) Pusur yang bertujuan untuk melestarikan air tanah, sehingga kebutuhan masyarakat akan air tetap terpenuhi meskipun berada di sekitar perusahaan air dalam kemasan. 

Kehadiran Danone Aqua di Klaten sempat mendapat penentangan dari masyarakat Klaten karena dianggap dapat menurunkan produksi air tanah. Tetapi, melalui program CSR WASH, Danone Aqua ingin tetap memperhatikan ketersediaan air tanah bagi masyarakat melalui konservasi DAS Pusur dengan cara meningkatkan vegetasi tanaman, mengurangi erosi tanah dengan tindakan-tindakan sipil teknis, dan juga mengembangkan alternatif ekonomi dengan melakukan budidaya produktif yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti tanaman krisan, bunga anggrek, bunga mawar, dan pengembangan desa wisata konservasi.

Program CSR Danone Aqua lainnya adalah pengolahan biogas yang memanfaatkan limbah kotoran sapi yang memberikan manfaat ganda bagi masyarakat yaitu kelestarian lingkungan sekaligus manfaat ekonomi. 

Salah satu pilar yang dijalankan PT Tirta Investama Klaten (Aqua Klaten) dalam implementasi CSR adalah mendukung program pendidikan generasi muda di berbagai level mulai SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, serta pendidikan nonformal melalui pemberdayaan masyarakat. Salah satu bentuk dukungan program pendidikan tersebut diwujudkan dalam bentuk pemberian beasiswa kepada 147 siswa SD, SMP, dan SMA se-Polanharjo. 

Kabupaten Klaten menjadi daerah pertama pelaksanaan program edukasi dan kampanye pengelolaan sampah dengan modul Samtaku (Sampahku Tanggung Jawabku) yang dicanangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama PT Tirta Investama-Pabrik Klaten (Aqua Klaten), bentuknya adalah penyebarluasan modul pembelajaran lingkungan untuk generasi muda memahami bagaimana pengelolaan sampah bisa dilakukan dan dikembangkan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Klaten Srihadi mengatakan sangat mendukung program tersebut dan berharap dapat bersinergi untuk mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang lebih baik. 

“Di masa mendatang sampah seyogyanya dikelola semakin baik dari hulu, baik itu oleh masyarakat ataupun juga pelajar di sekolah. Pada akhirnya sampah yang di TPA nantinya hanya sampah yang tidak bisa diolah di masyarakat,” katanya.