Dalam simulasi pelayanan haji yang dilaksanakan di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Sabtu, para petugas haji memperagakan tahapan pelayanan mulai dari kedatangan jamaah haji Indonesia di Arab Saudi.
Mereka mempraktikkan tata cara penanganan jamaah haji ketika ada yang pingsan, sakit, atau panik dan berteriak-teriak karena koper tertinggal.
Petugas haji menunjukkan kesigapan membantu anggota jamaah yang sakit menggunakan kursi roda dan membawanya untuk mendapatkan pertolongan medis yang dibutuhkan.
Ketika ada anggota jamaah yang emosi karena tidak bisa menemukan kopernya dan berusaha kembali ke bandara, petugas haji berusaha menenangkan dan memastikan petugas akan mengurus koper mereka.
Direktur Bina Haji Kementerian Agama Arsyad Hidayat menjelaskan bahwa simulasi dilakukan untuk mematangkan bimbingan teknis bagi petugas haji.
"Gladi posko atau simulasi layanan yang akan diberikan kepada jamaah haji sesuai daerah kerja tempat mereka melayani. Ini dibuat sedemikian rupa mendekati suasana di Saudi. Tujuannya untuk mendekatkan pada kenyataan. Selama ini kan hanya mendapatkan teori," kata Arsyad.
Di sektor-sektor yang biasanya menghadapi masalah, ia mengatakan, para petugas harus sigap mencari solusi berbekal pengetahuan yang didapat selama bimbingan teknis.
Arsyad mengemukakan bahwa simulasi secara keseluruhan berjalan baik dan itu menunjukkan kesiapan petugas melayani jamaah haji di Daerah Kerja (Daker) Bandara, Mekkah, maupun Madinah.
"Petugas sudah banyak mengetahui bagaimana pelayanan pada daerah kerja, sudah terlihat dinamika kelompoknya, antar-sesama anggota sektor, dan dinamika antar-sektor. Ini menjadi miniatur pelayanan haji," katanya.
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan simulasi, Kepala Daerah Kerja Madinah Zainul Muttaqin mengatakan bahwa para petugas sudah cukup siap menjalankan tugas.
"Jika dipresentasikan sekitar 85 persen. Mereka memahami tugas fungsinya dengan benar. Perlu perbaikan terkait dengan koordinasi, terutama masalah pelaporan dari petugas sektor ke petugas Daker," katanya.
Kepala Daker Bandara Haryanto juga mengatakan bahwa gladi posko membuat petugas lebih memahami alur dan mekanisme pelayanan.
Dia mengemukakan bahwa penyelenggaraan pelayanan haji tahun ini cukup menantang karena sekitar 30 persen dari jamaah haji Indonesia berusia lanjut dan pemerintah berusaha memberikan pelayanan yang ramah lansia.
"64 ribu dari 203 ribu (anggota) jamaah adalah lansia. Ini harus diberi pelayanan khusus. Melalui gladi posko ini, diharapkan petugas dapat membayangkan bagaimana tugasnya dan meminimalisir masalah," kata Haryanto.