Solo (ANTARA) -
Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Jawa Tengah menyebutkan harga telur ayam akan terkoreksi turun dua bulan ke depan menyusul makin banyaknya stok indukan ayam petelur.
 
"Saat ini kan angka di atas Rp30.000/kg di tangan konsumen," kata Ketua Pinsar Jawa Tengah Parjuni di Solo, Jawa Tengah, Senin.
 
Meski demikian, dikatakannya, sekitar bulan Juli-Agustus harga telur ayam akan terkoreksi turun menyusul beberapa indukan baru yang sudah mulai produksi.
 
Sementara itu, dikatakannya, saat ini kenaikan harga telur ayam dipicu oleh sejumlah faktor, salah satunya berkurangnya populasi indukan ayam petelur.
 
Terkait dengan peremajaan dari indukan ayam, dikatakannya, mengalami keterlambatan karena tahun lalu peternak mengalami kerugian. Bahkan, menurut dia, kerugian tersebut terjadi sejak tahun 2021.
 
"Sehingga walaupun pada akhir 2022 mengalami keuntungan, tapi peternak belum siap melakukan peremajaan indukan," katanya.
 
Akibat kondisi tersebut, dikatakannya, berpengaruh pada menurunnya jumlah telur yang diproduksi oleh indukan ayam.
 
Faktor lain, menurut dia, adalah kenaikan harga pakan ternak, yakni komoditas jagung. Ia mengatakan jika sebelumnya harga jagung sekitar Rp4.000/kg saat ini mulai merangkak naik menjadi sekitar Rp6.000/kg.
 
Ia mengatakan kondisi tersebut berdampak pada harga pokok penjualan (HPP) di tingkat peternak mengalami kenaikan. Akibatnya, peternak harus menjual telur di atas harga Rp25.000/kg.
 
"Sehingga sampai ke tangan konsumen harga mencapai lebih dari Rp30.000/kg," katanya.
 
Selain itu, dikatakannya, cuaca ekstrem juga berpengaruh terhadap produksi ayam. Ia mengatakan pada kondisi saat ini ayam mengalami penyesuaian, termasuk kesehatannya sehingga berdampak pada produksinya turun.