Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membuka peluang investasi baru pada bidang energi baru terbarukan (EBT), khususnya ekosistem manufaktur.

“Untuk sektor energi, khususnya EBT, ini akan menjadi peluang investasi baru di Jateng mengingat kebutuhan tumbuhnya ekosistem manufaktur di Jateng yang membutuhkan alternatif energi untuk memenuhi produksinya,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di Semarang, Jumat.

Menurut Wagub, potensi EBT di Jateng tergolong melimpah, mulai dari energi surya, air, panas bumi, angin hingga biomassa dan jenis energi lainnya.

Energi tersebut, lanjut Wagub, dapat dikembangkan, untuk mendorong penyediaan energi daerah berbasis energi bersih.

“Potensi ini yang harus kita kelola bersama-sama. Kita sebagai warga negara Republik Indonesia, patut untuk mengampanyekan ini, untuk menyuarakan ini,” ujarnya.

Selain itu, Pemprov Jateng juga telah memperbaiki badan usaha milik daerah yaitu Jateng Petro Energy yang saat ini juga khusus menangani pengelolaan energi.

Wagub menyebut Jateng saat ini terus mewujudkan program Jateng Solar Province yang ditunjukkan dengan sejumlah kantor di Pemprov Jateng, seperti kantor Energi Sumber Daya Mineral dan Gedung DPRD Provinsi Jateng sudah menggunakan solar cell untuk memenuhi energinya.

Kemudian, lembaga pendidikan seperti pondok pesantren, juga didorong untuk menggunakan panel tenaga surya.

Kapal nelayan di Jateng, kini juga sudah ada yang menggunakan tenaga surya.

“Bukan hanya hasil yang dicapai itu benar-benar mengurangi gas kaca, akan tetapi juga berdampak ekonomis untuk lembaga-lembaga tersebut. Bisa kita tekan 30-40 persen pengeluaran pembiayaan,” katanya.

Pada triwulan I tahun 2023, tercatat ada lima negara teratas yang menanamkan investasinya di Jawa Tengah.

Kelima negara itu adalah Hongkong dengan realisasi investasi 128,65 juta dolar AS, Korea Selatan 98,43 juta dolar AS, Luxembourg 30,58 juta dolar AS, Singapura 20,78 dolar AS, dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebesar 19,69 juta dolar AS.