Semarang (ANTARA) - Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Jawa Tengah mendorong pemanfaatan pekarangan rumah untuk memenuhi nutrisi keluarga sehingga bisa menjadi salah satu upaya mengatasi tengkes.

“Dengan memanfaatkan pekarangan ini, bisa memenuhi nutrisi yang ada termasuk juga dengan menanam sayur-sayuran hingga budi daya ikan dalam ember,” kata Wakil Ketua I TP PKK Provinsi Jawa Tengah Nawal Arafah Yasin di Semarang, Selasa.

Ia menyebut menanam sayur mayur di pekarangan rumah yang dikombinasikan dengan budi daya ikan dalam ember itu sehingga kebutuhan protein hewani juga dapat terpenuhi.

Menurut dia, pemanfaatan hasil pekarangan tidak sampai pada panen saja, tetapi juga bagaimana mengolah menjadi makanan yang enak dan menarik bagi anak-anak.

“Tentunya, hal ini bisa memenuhi beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA). Ketika sudah bisa memenuhi B2SA, diharapkan anak-anak bisa terpenuhi nutrisinya,” ujarnya.

Selain B2SA, lanjut dia, juga bisa mengurangi pengeluaran rumah tangga, bahkan menambah ekonomi keluarga jika hasil pekarangan tersebut dijual.

“Ini juga bisa menjadi kebahagiaan bagi ibu-ibu ketika bisa menanam, memanen. Inikan local wisdom-nya (kearifan lokal) banyak di Jateng ini. Di daerah pesisir, daerah pegunungan memiliki potensi berbeda. Oleh karena itu, tanah yang tidak subur diolah dengan teknik penanaman, supaya bisa memenuhi nutrisi yang ada,” katanya.

Nawal berharap, pemanfaatan pekarangan rumah bisa diimplementasikan dan menjadi kebiasaan bagi setiap keluarga di Jateng.

“Satu petak pun itu sudah memiliki potensi yang sangat luar biasa. Kukuhkan itu tidak hanya pada step ini saja, tapi bagaimana kita improvisasi, refleksi, dan evaluasi kegiatan yang sudah ada, bagaimana itu bisa meningkat terus sehingga bisa menjadi harapan kita bersama, stunting di Jateng ini bisa turun hampir 14 persen,” ujarnya.

Wakil Ketua III TP PKK Jateng Dwi Sunarti Budi Prayitno menambahkan pihaknya akan menyosialisasikan dan meningkatkan pemahaman pemanfaatan pekarangan agar kebutuhan pangan dan gizi mikro keluarga secara berkesinambungan yang bersumber dari pekarangan dapat tercukupi.

Baca juga: PKK Jateng : Gerakan Makan Bersama perkuat "bonding" ortu-anak