Kudus (ANTARA) -
Dua dari empat perusahaan daerah (Perusda) milik Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pada semester pertama tahun 2023 berhasil membukukan laba, sedangkan dua perusda lainnya masih harus menunggu hingga akhir tahun.
 
"Dua perusda yang mencatatkan laba pada semester pertama 2023, yakni Perumda Tirta Muria dan Perusahaan Daerah (PD) BPR Bank Daerah. Sedangkan PD Percetakan dan PD Apotek belum terlihat untuk saat ini," kata Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Kudus Dwi Agung Hartono di Kudus, Rabu.
 
Ia mengungkapkan bahwa dua perusda yang belum bisa dihitung perolehan labanya karena sifatnya dua perusda itu hanya berjualan.
 
Misal, PD Apotek untuk awal tahun harus kulakan obat terlebih dahulu, sehingga awal semester belanjanya cukup besar, sedangkan penjualan per bulannya belum bisa dihitung secara riil.
 
Demikian halnya, PD Percetakan juga sama baru belanja kebutuhan, sedangkan jualnya baru bisa dihitung setelah akhir tahun. Sedangkan Perumda Tirta Muria atau PDAM dan PD BPR Bank Daerah bisa dihitung karena kontinuitas usahanya setiap saat ada pembayaran tagihan.
 
Hanya saja, imbuh dia, target laba per triwulan atau per semester belum mencerminkan kondisi riil suatu perusahaan karena belum ada penghitungan pajak, aset, piutang dan hutang.
 
Untuk perolehan laba PD BPR Bank Daerah hingga semester pertama 2023 terealisasi Rp248 juta dari target setahun sebesar Rp451 juta.
 
"Hanya saja, capaian tersebut bukan kegiatan operasional bank daerah atau orang membayar kredit dapat pendapatan dari bunga. Labanya melonjak bisa menutup target setahun karena penagihan kredit macet tahun sebelumnya bekerja sama dengan pengadilan dan badan lelang negara," ujarnya.
 
Selama masa pandemi COVID-19, kata dia, banyak yang mengalami kredit macet, sehingga tunggakan terjadi mulai 2019, 2020 dan 2021. Sedangkan saat ini kondisinya mulai normal sehingga harus tertagih dan melebihi target yang ditetapkan akhir tahun.
 
Sementara target Perumda Tirta Muria selama 2023 sebesar Rp4,5 miliar, realisasinya hingga semester pertama sebesar Rp2,475 miliar. Namun, laba tersebut belum termasuk pajak perusahaan sehingga untuk laba bersihnya masih harus menunggu akhir tahun setelah ada audit akuntan publik. 

Baca juga: Polisi ungkap kasus penggelapan uang perusahaan di Banyumas