Pemkot Semarang: Rumah Sigap optimalkan penanganan stunting
Rabu, 9 Agustus 2023 8:12 WIB
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu saat peresmian Rumah Sigap untuk penanganan stunting, di Semarang, Selasa (8/8/2023). ANTARA/HO-Pemkot Semarang
Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang kini memiliki Rumah Sigap (Siapkan Generasi Anak Berprestasi) yang semakin mengoptimalkan upaya penanganan stunting yang terintegrasi dengan Rumah Pelita (Penanganan Stunting Lintas Sektor bagi Baduta).
"Alhamdulillah, hari ini sudah terealisasi. Namanya, Rumah Sigap yang terintegrasi dengan Rumah Pelita," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu pada peresmian Rumah Sigap, di Semarang, Selasa.
Ita, sapaan akrab Hevearita, menjelaskan Rumah Sigap dan Rumah Pelita saling terintegrasi dan sama-sama berperan dalam penanganan stunting, tetapi keduanya memiliki peran masing-masing.
Kalau Rumah Pelita, kata dia, lebih menitikberatkan pada penanganan anak-anak yang sudah mengalami stunting, sedangkan Rumah Sigap menitikberatkan pada penanganan prastunting atau anak-anak dengan risiko stunting.
"Rumah Sigap ini lebih banyak melakukan penanganan prastunting atau anak-anak yang memiliki risiko stunting, sementara Rumah Pelita untuk penanganan anak-anak yang stunting. Jadi ini adalah rumah yang sudah terintegrasi," katanya.
Rumah Sigap yang berada di kawasan Bandarharjo, Semarang Utara, merupakan bentuk kerja sama Pemkot Semarang dengan Tanoto Foundation dalam upaya penanganan stunting di Kota Atlas.
"Program kemitraan itu memberikan pelayanan penanganan mental, motorik, edukasi, kegiatan konsultasi kepada anak dan orang tuanya, termasuk stimulasi untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan otak anak-anak," katanya.
Ita menambahkan, Pemkot Semarang juga akan meluncurkan program baru untuk menurunkan angka stunting dengan melibatkan organisasi kepemudaan, seperti GenRe (Generasi Berencana), Forum Anak, Karang Taruna, dan Forum OSIS.
"Tanggal 17 Agustus nanti, Pemerintah Kota Semarang akan melakukan launching, namanya Melon Mas singkatan dari Milenial Gotong Royong Atasi Stunting. Jadi, itu kolaborasi kami dengan milenial untuk mendorong upaya penurunan stunting," ujarnya.
Dengan keberadaan Rumah Sigap dan Rumah Pelita, ia berharap bisa menurunkan kasus stunting, termasuk mencegah terjadinya kasus baru stunting hingga mencapai target Kota Semarang nol stunting pada 2024.
Sementara itu, Kepala Departemen Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini Tanoto Foundation Eddy Henry mengapresiasi inovasi Pemkot Semarang dalam upaya penanganan stunting, termasuk dengan Rumah Pelita.
Ia mengatakan bahwa Tanoto Foundation akan mendampingi program integrasi antara Rumah Pelita dan Rumah Sigap selama tiga tahun ke depan, termasuk melakukan studi program yang sudah berjalan.
"Ini adalah kombinasi yang sangat tepat sekali. Ini adalah inovasi yang luar biasa dari Pemerintah Kota Semarang. Kami akan dampingi terus minimal selama tiga tahun dan kami akan lakukan studi mengenai dampaknya," kata Eddy.
Baca juga: Kepala BKKBN ingatkan keluarga jadi fondasi kemajuan bangsa
"Alhamdulillah, hari ini sudah terealisasi. Namanya, Rumah Sigap yang terintegrasi dengan Rumah Pelita," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu pada peresmian Rumah Sigap, di Semarang, Selasa.
Ita, sapaan akrab Hevearita, menjelaskan Rumah Sigap dan Rumah Pelita saling terintegrasi dan sama-sama berperan dalam penanganan stunting, tetapi keduanya memiliki peran masing-masing.
Kalau Rumah Pelita, kata dia, lebih menitikberatkan pada penanganan anak-anak yang sudah mengalami stunting, sedangkan Rumah Sigap menitikberatkan pada penanganan prastunting atau anak-anak dengan risiko stunting.
"Rumah Sigap ini lebih banyak melakukan penanganan prastunting atau anak-anak yang memiliki risiko stunting, sementara Rumah Pelita untuk penanganan anak-anak yang stunting. Jadi ini adalah rumah yang sudah terintegrasi," katanya.
Rumah Sigap yang berada di kawasan Bandarharjo, Semarang Utara, merupakan bentuk kerja sama Pemkot Semarang dengan Tanoto Foundation dalam upaya penanganan stunting di Kota Atlas.
"Program kemitraan itu memberikan pelayanan penanganan mental, motorik, edukasi, kegiatan konsultasi kepada anak dan orang tuanya, termasuk stimulasi untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan otak anak-anak," katanya.
Ita menambahkan, Pemkot Semarang juga akan meluncurkan program baru untuk menurunkan angka stunting dengan melibatkan organisasi kepemudaan, seperti GenRe (Generasi Berencana), Forum Anak, Karang Taruna, dan Forum OSIS.
"Tanggal 17 Agustus nanti, Pemerintah Kota Semarang akan melakukan launching, namanya Melon Mas singkatan dari Milenial Gotong Royong Atasi Stunting. Jadi, itu kolaborasi kami dengan milenial untuk mendorong upaya penurunan stunting," ujarnya.
Dengan keberadaan Rumah Sigap dan Rumah Pelita, ia berharap bisa menurunkan kasus stunting, termasuk mencegah terjadinya kasus baru stunting hingga mencapai target Kota Semarang nol stunting pada 2024.
Sementara itu, Kepala Departemen Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini Tanoto Foundation Eddy Henry mengapresiasi inovasi Pemkot Semarang dalam upaya penanganan stunting, termasuk dengan Rumah Pelita.
Ia mengatakan bahwa Tanoto Foundation akan mendampingi program integrasi antara Rumah Pelita dan Rumah Sigap selama tiga tahun ke depan, termasuk melakukan studi program yang sudah berjalan.
"Ini adalah kombinasi yang sangat tepat sekali. Ini adalah inovasi yang luar biasa dari Pemerintah Kota Semarang. Kami akan dampingi terus minimal selama tiga tahun dan kami akan lakukan studi mengenai dampaknya," kata Eddy.
Baca juga: Kepala BKKBN ingatkan keluarga jadi fondasi kemajuan bangsa
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
PLN sigap amankan jaringan listrik terdampak kebakaran TPA Jatibarang
10 October 2023 14:24 WIB, 2023