Semarang (ANTARA) - Program Kota Masa Depan yang sudah berlangsung sejak 2021 sudah berhasil menjangkau lebih dari 26.000 pelaku UMKM di lima kota yakni Gowa, Malang, Pekanbaru, Kupang, dan Solo.

Pada tahun ketiga penyelenggaraannya, program ini tengah menyasar ribuan pemilik UMKM di Tegal, Jember, Bandar Lampung, dan Ambon yang fokus mendorong digitalisasi pelaku UMKM sebagai upaya upskilling melalui pelatihan akselerator yang diperkuat dengan pendampingan pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan juga bantuan modal usaha. 

Sejumlah materi pelatihan pengembangan usaha yang didapatkan para pelaku UMKM mencakup konten kreatif, pemanfaatan media sosial, mengelola penjualan melalui platform online, pemasaran produk secara digital melalui platform Grab dan Bukalapak, edukasi pembuatan sertifikasi halal baik secara offline maupun online, dan kegiatan sosialisasi pembuatan serta pendaftaran NIB. 

Kegiatan-kegiatan tersebut juga akan dilaksanakan di Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (PLUT-KUMKM), bekerja sama dengan Kementerian Investasi dan Kementerian Koperasi dan UKM.

“Kami percaya akan potensi besar kota-kota kecil di Indonesia. #KotaMasaDepan merupakan komitmen jangka panjang kami bersama Emtek dan Bukalapak. Kami juga terus menyempurnakan agar sesuai dengan kebutuhan pelaku UMKM dan dapat berkontribusi pada perekonomian daerah,” kata Neneng Goenadi, Country Managing Director Grab Indonesia.

Bekerja sama dengan BenihBaik, lanjutnya, bantuan modal usaha disalurkan dalam bentuk barang-barang operasional dan lebih dari 100 modal usaha akan diberikan kepada UMKM yang berpartisipasi dalam Kota Masa Depan 2023 dan dipilih berdasarkan prospek keberlanjutan bisnis jangka panjang.  

“Kami sadar salah satu tantangan para UMKM adalah akses ke modal usaha. Partisipasi dalam program Kota Masa Depan, sekaligus sebagai bentuk dukungan kami terhadap pemerintah dalam program akselerasi kepemilikan NIB, kami bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM untuk melakukan sosialisasi serta program pendampingan pendaftaran NIB," kata Teddy Oetomo, Presiden Bukalapak.

NIB tersebut nantinya akan menjadi dasar legalitas usaha yang dapat digunakan pelaku UMKM dalam mengakses berbagai program pelatihan dan program permodalan pemerintah, seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat).

"Harapannya, hal ini bisa membantu para pelaku UMKM mengatasi tantangan permodalan dan mendukung mereka untuk terus menumbuhkan bisnisnya,” katanya.


Selain bergabung ke dalam ekosistem digital Grab dan Bukalapak, pelaku UMKM yang menjadi peserta program #KotaMasaDepan mendapatkan promo serta amplifikasi melalui publikasi multi platform media Emtek mulai dari free-to-air TV hingga platform digital sehingga nama UMKM tersebut makin dikenal masyarakat.

Sutanto Hartono, Managing Director Emtek mengakui pentingnya media dalam merealisasikan percepatan digitalisasi UMKM mulai dari mensosialisasikan program onboarding hingga media digital yang dapat memberikan akses bagi masyarakat di seluruh tanah air untuk dapat berpartisipasi, bahkan berinteraksi dengan sesama pelaku UMKM hingga para mentor.