Wali Kota Semarang minta nelayan ikut diberdayakan singkirkan eceng gondok
Selasa, 26 September 2023 6:50 WIB
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meninjau pembersihan Sungai Banger di Semarang, Senin (25/9/2023). (ANTARA/HO-Pemkot Semarang)
Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta para nelayan setempat diberdayakan untuk membantu membersihkan sungai dari eceng gondok sebagai salah satu upaya pencegahan banjir.
"Sebenarnya saat ini saat yang tepat untuk membersihkan sungai dan pengerukan sedimentasi," kata dia saat meninjau Rumah Pompa Kali Banger di Semarang, Senin.
Berdasarkan perkiraan BMKG, musim hujan diperkirakan mundur hingga Februari 2024 seiring dengan dampak El Nino, tetapi sejak dini harus dilakukan antisipasi menghadapi bencana saat musim hujan.
Pada peninjauan itu, banyak eceng gondok memenuhi Sungai Banger yang sedang dikeruk oleh "amphibious excavator", tetapi kurang optimal karena fungsinya sebenarnya untuk pengerukan sedimentasi.
"Makanya, saya sudah mengarahkan temen-temen untuk dilakukan optimalisasi. Bisa dengan pemberdayaan masyarakat setempat. Ini kan wilayah nelayan ya, mereka bisa membersihkan dengan metode jaring atau pakai sampan," katanya.
Menurut dia, nelayan tentunya sudah terbiasa dengan perairan wilayah tersebut sehingga akan lebih optimal dalam menyingkirkan eceng gondok yang memenuhi Sungai Banger.
"Kalau orang biasa, 'nyelem' (menyelam) di tempat seperti itu agak ragu, kan dalam, sehingga lebih baik berdayakan masyarakat setempat. Mereka bisa mendapatkan tambahan pendapatan," ujarnya.
Apalagi, kata Ita --sapaan akrab Hevearita--, nelayan pada siang hari belum berangkat melaut sehingga bisa ikut membantu mengatasi eceng gondok di Sungai Banger dan sekitarnya.
"Tadi masih ada (eceng gondok, red.) di wilayah deket Pompa Kali Banger sampai Sedompyong ya. Kalau di wilayah Rejosari, Bugangan, sampai Sedompyong sudah bersih," katanya.
Dengan diatasi eceng gondok oleh nelayan setempat, kata dia, alat berat, yakni "apmhibious excavator" bisa difokuskan untuk pengerukan sedimentasi di Sungai Banger dan sekitarnya.
"Optimalisasi 'amphibious' karena tadi dengan tidak membersihkan eceng gondok kan bisa digunakan untuk pengambilan sedimentasi. Jadi, alat berat ini fokus untuk pengambilan sedimentasi," katanya.
Nantinya, kata dia, "backhoe" berukuran kecil akan dibagi di masing-masing wilayah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) DPU yang memiliki aliran sungai untuk membantu mengeruk sedimentasi.
""Backhoe' yang kecil nanti langsung dibagi di UPTD yang ada aliran sungainya sehingga saat musim hujan, paling tidak Desember mendatang sudah 'prepare', apapun itu. Persiapkan pengendalian banjir," katanya.
"Sebenarnya saat ini saat yang tepat untuk membersihkan sungai dan pengerukan sedimentasi," kata dia saat meninjau Rumah Pompa Kali Banger di Semarang, Senin.
Berdasarkan perkiraan BMKG, musim hujan diperkirakan mundur hingga Februari 2024 seiring dengan dampak El Nino, tetapi sejak dini harus dilakukan antisipasi menghadapi bencana saat musim hujan.
Pada peninjauan itu, banyak eceng gondok memenuhi Sungai Banger yang sedang dikeruk oleh "amphibious excavator", tetapi kurang optimal karena fungsinya sebenarnya untuk pengerukan sedimentasi.
"Makanya, saya sudah mengarahkan temen-temen untuk dilakukan optimalisasi. Bisa dengan pemberdayaan masyarakat setempat. Ini kan wilayah nelayan ya, mereka bisa membersihkan dengan metode jaring atau pakai sampan," katanya.
Menurut dia, nelayan tentunya sudah terbiasa dengan perairan wilayah tersebut sehingga akan lebih optimal dalam menyingkirkan eceng gondok yang memenuhi Sungai Banger.
"Kalau orang biasa, 'nyelem' (menyelam) di tempat seperti itu agak ragu, kan dalam, sehingga lebih baik berdayakan masyarakat setempat. Mereka bisa mendapatkan tambahan pendapatan," ujarnya.
Apalagi, kata Ita --sapaan akrab Hevearita--, nelayan pada siang hari belum berangkat melaut sehingga bisa ikut membantu mengatasi eceng gondok di Sungai Banger dan sekitarnya.
"Tadi masih ada (eceng gondok, red.) di wilayah deket Pompa Kali Banger sampai Sedompyong ya. Kalau di wilayah Rejosari, Bugangan, sampai Sedompyong sudah bersih," katanya.
Dengan diatasi eceng gondok oleh nelayan setempat, kata dia, alat berat, yakni "apmhibious excavator" bisa difokuskan untuk pengerukan sedimentasi di Sungai Banger dan sekitarnya.
"Optimalisasi 'amphibious' karena tadi dengan tidak membersihkan eceng gondok kan bisa digunakan untuk pengambilan sedimentasi. Jadi, alat berat ini fokus untuk pengambilan sedimentasi," katanya.
Nantinya, kata dia, "backhoe" berukuran kecil akan dibagi di masing-masing wilayah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) DPU yang memiliki aliran sungai untuk membantu mengeruk sedimentasi.
""Backhoe' yang kecil nanti langsung dibagi di UPTD yang ada aliran sungainya sehingga saat musim hujan, paling tidak Desember mendatang sudah 'prepare', apapun itu. Persiapkan pengendalian banjir," katanya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Pemkot Pekalongan galakkan gerakan singkirkan enceng gondok di Sungai Lodji
07 November 2024 7:32 WIB
Dinas Pertanian Kudus ajak peternak gunakan eceng gondok jadi pakan ternak
24 August 2023 6:00 WIB, 2023
Pertamina edukasi masyarakat manfaatkan eceng gondok sebagai sumber energi baru terbarukan
18 August 2022 10:13 WIB, 2022
Kurangi pertumbuhan eceng gondok, Perum Jasa Tirta tebar benih ikan di Rawa Pening
28 July 2022 0:14 WIB, 2022