DPU Semarang koordinasi lintas sektor, tangani potensi banjir
Selasa, 24 Oktober 2023 7:01 WIB
Ilustrasi - Pembangunan infrastruktur jalan dan drainase di Jalan Hasanudin Semarang. (ANTARA/HO-Pemkot Semarang)
Semarang (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Jawa Tengah, terus berkoordinasi lintas sektor dalam upaya mengatasi potensi banjir, seperti melalui pengerjaan proyek infrastruktur drainase dan jalan.
"Meski belum tahu hujan turun kapan, kami terus melakukan koordinasi penanggulangan banjir pada 2023 ini," kata Kepala DPU Kota Semarang Suwarto di Semarang, Senin.
Selain melaksanakan proyek fisik revitalisasi delapan drainase besar, koordinasi mengantisipasi banjir juga dilakukan bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Kata dia, potensi banjir tidak hanya berasal dari sungai yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Semarang, melainkan juga sungai-sungai di bawah Pemprov Jateng dan Kementerian PUPR, dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
"Jika tidak melakukan koordinasi, takutnya terjadi banjir nanti kesulitan dalam penanganan," katanya.
Dari sebanyak 46 sungai yang melintasi Kota Semarang, kata dia, 16 sungai di antaranya merupakan kewenangan Pemprov Jateng dan lima sungai di bawah pusat atau BBWS Pemali Juana.
Sebagai pelayan masyarakat, Suwarto memastikan langkah antisipasi maupun penanganan banjir bisa dilakukan secara sinergi.
Beragam upaya yang dilakukan, yaitu pembersihan tanaman eceng gondok hingga pengerukan sedimentasi di beberapa sungai yang sudah mengalami kedangkalan.
"Eceng gondok tumbuh subur di sungai-sungai, terutama di Kali Banger, dan terakhir yang sudah kami bersihkan di Rumah Pompa Kandang Kebo, Kali Tenggang, dan Sungai Kaligawe akan selesai," katanya.
Pengerukan sedimentasi juga dilakukan di Sungai Sringin Lama, Sungai Semarang di sekitar Kuningan, Sungai Bajak di daerah Kelurahan Tandang, Karangroto, kemudian Kaligawe di depan Polsek Genuk dan di bawah Flyover Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang.
"Termasuk kesiapan-kesiapan pompa kami maksimalkan, saat ini terus berusaha melakukan pengecekan dan memelihara pompa-pompa, supaya saat musim hujan tiba semuanya sudah bisa berfungsi optimal," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan berbagai upaya penanggulangan banjir telah dilakukan, yakni pembersihan sungai-sungai besar dari sedimentasi, pembangunan saluran air di beberapa daerah, serta beberapa program lain untuk meminimalkan dampak banjir saat musim hujan.
Ita, sapaan akrab Hevearita memastikan keseriusannya dalam upaya mengatasi banjir yang sudah dipersiapkan sejak lama meski masih masuk musim kemarau, termasuk penanganan di wilayah pinggiran.
"Upaya untuk mengatasi ancaman banjir memang menjadi salah satu fokus kami. Target kami, titik genangan di Kota Semarang bisa terkurangi dengan banyaknya program pembangunan drainase yang kami laksanakan," katanya.
"Meski belum tahu hujan turun kapan, kami terus melakukan koordinasi penanggulangan banjir pada 2023 ini," kata Kepala DPU Kota Semarang Suwarto di Semarang, Senin.
Selain melaksanakan proyek fisik revitalisasi delapan drainase besar, koordinasi mengantisipasi banjir juga dilakukan bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Kata dia, potensi banjir tidak hanya berasal dari sungai yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Semarang, melainkan juga sungai-sungai di bawah Pemprov Jateng dan Kementerian PUPR, dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
"Jika tidak melakukan koordinasi, takutnya terjadi banjir nanti kesulitan dalam penanganan," katanya.
Dari sebanyak 46 sungai yang melintasi Kota Semarang, kata dia, 16 sungai di antaranya merupakan kewenangan Pemprov Jateng dan lima sungai di bawah pusat atau BBWS Pemali Juana.
Sebagai pelayan masyarakat, Suwarto memastikan langkah antisipasi maupun penanganan banjir bisa dilakukan secara sinergi.
Beragam upaya yang dilakukan, yaitu pembersihan tanaman eceng gondok hingga pengerukan sedimentasi di beberapa sungai yang sudah mengalami kedangkalan.
"Eceng gondok tumbuh subur di sungai-sungai, terutama di Kali Banger, dan terakhir yang sudah kami bersihkan di Rumah Pompa Kandang Kebo, Kali Tenggang, dan Sungai Kaligawe akan selesai," katanya.
Pengerukan sedimentasi juga dilakukan di Sungai Sringin Lama, Sungai Semarang di sekitar Kuningan, Sungai Bajak di daerah Kelurahan Tandang, Karangroto, kemudian Kaligawe di depan Polsek Genuk dan di bawah Flyover Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang.
"Termasuk kesiapan-kesiapan pompa kami maksimalkan, saat ini terus berusaha melakukan pengecekan dan memelihara pompa-pompa, supaya saat musim hujan tiba semuanya sudah bisa berfungsi optimal," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan berbagai upaya penanggulangan banjir telah dilakukan, yakni pembersihan sungai-sungai besar dari sedimentasi, pembangunan saluran air di beberapa daerah, serta beberapa program lain untuk meminimalkan dampak banjir saat musim hujan.
Ita, sapaan akrab Hevearita memastikan keseriusannya dalam upaya mengatasi banjir yang sudah dipersiapkan sejak lama meski masih masuk musim kemarau, termasuk penanganan di wilayah pinggiran.
"Upaya untuk mengatasi ancaman banjir memang menjadi salah satu fokus kami. Target kami, titik genangan di Kota Semarang bisa terkurangi dengan banyaknya program pembangunan drainase yang kami laksanakan," katanya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
XL Axiata salurkan bantuan untuk korban banjir di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah
31 October 2024 10:05 WIB